Celoteh Cak Imin Soal Kursi Ketua DPR
A
A
A
JAKARTA - PKB ingin agar kursi Ketua DPR dijabat kader dari PDIP. Sedangkan Ketua MPR diisi dari kader Partai Golkar.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), terkait dirinya yang tidak sepakat dengan Undang-undang (UU) MD3.
"Saya berharap, pembicaraan tentang pimpinan DPR-MPR ini tidak usah voting, karena itu simbol negara dan nasionalis, kebersamaan," kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2014).
Sebaiknya, kata dia, jatah kursi Ketua DPR diberikan kepada PDIP selaku parpol peraih suara terbanyak di Pileg 2014.
Sementara jatah kursi Ketua MPR, kata dia, sebaiknya diberikan kepada Partai Golkar selaku parpol peraih suara terbanyak kedua.
"Kalau yang belum dapat pimpinan di DPR, kasih yang di pimpinan MPR," ungkapnya.
Sehingga, mereka yang sudah memiliki pengalaman sebagai pimpinan DPR periode 2009-2014, tidak mengalaminya kembali pada periode 2014-2019.
"Saya mengajak mari kita berbesar hati, semua fraksi-fraksi berbagi. Yang sudah dapat di DPR, tidak usah di MPR," imbuhnya.
Kendati demikian, dia mengaku sejauh ini partainya sudah menyiapkan sejumlah nama untuk menduduki posisi pimpinan DPR maupun pimpinan MPR.
"Kita menyiapkan calon pimpinan DPR dan MPR. Kita punya setiap level. MPR kita punya tiga calon, nanti kita sampaikan mana yang diminta partai-partai. Nanti DPR juga tiga kita sajikan kepada fraksi-fraksi. Silakan mau pakai yang mana," pungkasnya.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), terkait dirinya yang tidak sepakat dengan Undang-undang (UU) MD3.
"Saya berharap, pembicaraan tentang pimpinan DPR-MPR ini tidak usah voting, karena itu simbol negara dan nasionalis, kebersamaan," kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2014).
Sebaiknya, kata dia, jatah kursi Ketua DPR diberikan kepada PDIP selaku parpol peraih suara terbanyak di Pileg 2014.
Sementara jatah kursi Ketua MPR, kata dia, sebaiknya diberikan kepada Partai Golkar selaku parpol peraih suara terbanyak kedua.
"Kalau yang belum dapat pimpinan di DPR, kasih yang di pimpinan MPR," ungkapnya.
Sehingga, mereka yang sudah memiliki pengalaman sebagai pimpinan DPR periode 2009-2014, tidak mengalaminya kembali pada periode 2014-2019.
"Saya mengajak mari kita berbesar hati, semua fraksi-fraksi berbagi. Yang sudah dapat di DPR, tidak usah di MPR," imbuhnya.
Kendati demikian, dia mengaku sejauh ini partainya sudah menyiapkan sejumlah nama untuk menduduki posisi pimpinan DPR maupun pimpinan MPR.
"Kita menyiapkan calon pimpinan DPR dan MPR. Kita punya setiap level. MPR kita punya tiga calon, nanti kita sampaikan mana yang diminta partai-partai. Nanti DPR juga tiga kita sajikan kepada fraksi-fraksi. Silakan mau pakai yang mana," pungkasnya.
(maf)