Mudik Nyaman

Jum'at, 01 Agustus 2014 - 13:34 WIB
Mudik Nyaman
Mudik Nyaman
A A A
KEPOLISIAN mencatat korban meninggal dunia selama mudik 2014 (tidak dengan arus balik) mencapai 352 jiwa. Jumlah ini lebih rendah pada tahun lalu yang sekitar 384 jiwa.

Jumlah kecelakaan lalu lintas pun menurun dari 1.832 kasus pada 2013 menjadi 1.584 kasus pada tahun ini. Tentu ini sebuah catatan yang bagus, namun tidak bisa dijadikan indikator bahwa mudik pada 2014 ini lebih nyaman daripada 2013. Masih ada indikator-indikator lain yang juga harus diperhatikan. Indikator kenyamanan bagi pemudik lainnya adalah infrastruktur.

Harus diakui bahwa masih banyak infrastruktur terutama di Pulau Jawa, baik jalur pantai utara (pantura) maupun jalur selatan yang masih jauh dari layak. Kasus amblesnya jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, juga banyaknya jalan berlubang di kawasan pantura serta masih banyaknya ruas jalan yang sempit untuk ukuran jalur antarprovinsi, menunjukkan bahwa infrastruktur masih buruk dan belum bisa menyamankan pemudik. Sementara di jalur selatan, jembatan Cibaruyan di Ciamis, Jawa Barat yang merupakan jalur utama juga ambles di saat arus mudik berlangsung.

Dari sisi transportasi umum meski lebih baik dari kondisi infrastruktur kita, tetap masih dalam kategori belum nyaman. Bus umum antarkota antarprovinsi yang masih belum memiliki standar keamanan dan kenyamanan baik bagi penumpang, ditambah harga tiket yang sulit dikendalikan, membuat bus ini belum bisa dikatakan nyaman. Adapun pesawat masih terkendala dengan kondisi bandara yang tidak bisa menampung ledakan jumlah penumpang saat mudik.

Mungkin yang ada peningkatan adalah kereta api. Moda transportasi ini mengalami peningkatan dalam kenyamanan ataupun keamanan. Meski masih perlu ada pembenahan, kereta api sekarang bisa dikatakan menjadi “tunggangan” favorit bagi para pemudik, bahkan untuk kereta api kelas ekonomi pun dibuat senyaman mungkin dari stasiun hingga berada di gerbong kereta.

Sementara itu, transportasi air pun belum menunjukkan perbaikan dan masih jauh dari kata nyaman. Kendala-kendala tersebut yang menyebabkan para pemudik berpikir simpel dengan melakukan mudik dengan cara-cara yang tidak layak. Arti tidak layak ini adalah jauh dari nyaman bahkan keamanan. Mudik menggunakan sepeda motor atau bahkan kendaraan roda tiga seperti bajaj menjadi jawaban simpel bagi pemudik. Padahal, dua jenis kendaraan tersebut bukan dirancang untuk jarak jauh.

Apalagi, para pemudik sering mengikutsertakan anak-anak dengan perbekalan yang banyak sehingga mengurangi sisi keamanan. Begitu pun pemudik dengan menggunakan mobil bak terbuka, dengan alasan bisa membawa penumpang lebih banyak. Tentu cara-cara seperti itu masih jauh dari sisi keamanan dan kenyamanan. Jika menilik ritual mudik yang selalu berlangsung dari tahun ke tahun dengan waktu yang sudah pasti, semestinya pemerintah bisa merancang sebuah strategi agar mudik bisa berlangsung nyaman.

Lalu, apakah agar tidak terjadi korban meninggal dunia dan terluka harus menghilangkan ritual mudik? Cara itu tentu sangat sulit atau kalau tidak mau dikatakan tidak mungkin. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan cara membuat para pemudik melakukan mudik dengan nyaman. Karena ini adalah ritual tiap tahun dengan waktu yang sudah pasti dengan melibatkan puluhan juta warga, pemerintah sepantasnya memikirkan solusi yang strategis untuk menyelesaikan persoalan kenyamanan pemudik.

Strategi yang dilakukan tentu dengan pembenahan beberapa hal yang masih kurang. Pembenahan infrastruktur yang tentu bukan hanya baik saat mudik, perbaikan sistem transportasi umum yang memiliki standar kenyamanan dan keamanan juga harus menjadi perhatian pemerintah. Pada 2014 ini, kita akan memiliki pemerintahan baru. Sudah sepantasnya jika persoalan ini harus dibebankan kepada pemerintahan baru.

Untuk membuktikan apakah pemerintah yang baru nanti peduli dengan rakyatnya, mudik nyaman yang menjadi ritual tiap tahun harus bisa dipenuhi. Tidak harus tahun depan. Namun setidaknya setiap tahun ada peningkatan, hingga pada tahun tertentu masyarakat benar-benar nyaman dalam mudik.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)