Mobnas Masih Impian
A
A
A
BICARA soal proyek mobil nasional (mobnas), ingatan pasti akan melayang pada era pertengahan tahun 90-an. Sejumlah proyek mobnas mencuat ke permukaan, salah satunya yang paling menonjol dan mengundang kontroversi adalah proyek mobnas Timor (teknologi industri mobil rakyat).
Proyek yang berada di bawah payung usaha Tommy Soeharto itu diklaim sebagai cikal bakal mobil nasional, sehingga proyek tersebut mendapat sejumlah hak istimewa dari pemerintah berupa pembebasan pajak dan beberapa bea lainnya.
Namun, proyek mobnas yang sudah berputar itu menuai protes tajam dari sejumlah kalangan antipemerintahan Orde Baru karena dinilai hanya proyek rebadged mobil Kia Sephia dari Korea Selatan. Mimpi memiliki mobnas Timor yang sudah menghiasi jalanan di negeri ini, rontok karena krisis ekonomi yang diiringi dengan berakhirnya masa kejayaan pemerintahan Presiden Soeharto.
Semangat untuk memiliki mobnas kembali digelorakan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Dalam dialog capres dengan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pekan lalu, Prabowo mengungkapkan bahwa masyarakat mendambakan adanya mobil buatan Indonesia.
Harapan memiliki mobil produk sendiri bukanlah sekadar impian, sebab sejak 1990-an, di bawah bendera perusahaan salah seorang pengusaha nasional yang kini bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo sebagai capres, sudah dihadirkan maket atau rancangan mobil nasional karya anak bangsa, hanya saja nyangkut di tengah jalan sebelum menjelma menjadi mobil betulan.
Untuk membangun industri mobil di dalam negeri, Prabowo mengakui bahwa tantangannya tidak kecil sehingga dibutuhkan usaha serius dan kerja keras. Karena itu, bila rakyat memberi mandat untuk menjabat sebagai presiden, mantan danjen Kopassus itu berjanji akan merangkul dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai pelaku usaha, politisi, buruh, hingga akademisi untuk mewujudkan mobnas. ”Saya ingin adanya Indonesia incorporated ,” tegasnya. Sayangnya, wacana membangkitkan proyek mobnas ditanggapi dingin sejumlah pihak.
Pengembangan mobnas dengan merek Indonesia direspons pesimistis Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat. Alasannya, industri mobil memerlukan investasi yang sangat besar sehingga butuh investor besar dengan komitmen serius untuk menanamkan modal.
Kalaupun ada investor yang siap terjun, menurut mantan ketua umum Kadin akan kesulitan mengembangkan merek Indonesia. Memang faktanya sejumlah mobil merek lokal yang mulai muncul, namun berhenti di tengah jalan karena permodalan yang tidak kuat.
Bahkan, Hidayat malah mempertanyakan definisi mobnas. Kalau yang dimaksud mobnas adalah mobil yang memakai kandungan lokal minimal 80%, berarti Indonesia segera memilikinya. Pasalnya, mobil low cost green car (LCGC) atau mobil murah yang sedang dikembangkan pada akhirnya akan memiliki kandungan lokal hingga 80%. Konsep mobnas versi Hidayat adalah mengembangkan industri komponen di dalam negeri dengan menggandeng principal asing seperti Jepang.
Sebaliknya, meski sebuah mobil mengusung merek lokal namun kandungan lokal masih dominan impor, maka mobil tersebut tidak pantas disebut sebagai mobil nasional. Sementara itu, produsen mobnas memberi apresiasi tersendiri terhadap capres nomor 1 itu, yang berkeinginan membangkitkan kembali proyek mobnas. Ketegasan pemerintah atas lahirnya mobnas yang bisa menjadi kebanggaan bangsa adalah sebuah kerinduan lama dari CEO PT Super Gasindo Jaya Koentjoro Njoto yang memproduksi mobil merek Tawon.
Mobnas sulit diwujudkan tanpa ketegasan dari pemerintah. Selama ini, terbukti pihak berwenang belum satu bahasa apa yang disebutmobnas. Tentu harus disepakati bahwa yang namanyamobnas adalah merek lokal yang merupakan produksi anak bangsa. Memang persoalan menghadirkan mobnas tentu tidak segampang yang dibayangkan.
Sudah terbukti pelaku usaha yang berminat pada industri tersebut tidak sedikit, tetapi semuanya mogok di tengah jalan. Karena itu, ke depan dibutuhkan pemimpin yang konsisten dan tidak mudah goyah dari tekanan dari pihak yang tidak senang lahirnya mobnas. Kalau semua pemangku kepentingan bersatu dan bertekad yang didukung kebijakan nasional yang tegas dan transparan, mobnas yang diimpikan pasti akan terwujud.
Proyek yang berada di bawah payung usaha Tommy Soeharto itu diklaim sebagai cikal bakal mobil nasional, sehingga proyek tersebut mendapat sejumlah hak istimewa dari pemerintah berupa pembebasan pajak dan beberapa bea lainnya.
Namun, proyek mobnas yang sudah berputar itu menuai protes tajam dari sejumlah kalangan antipemerintahan Orde Baru karena dinilai hanya proyek rebadged mobil Kia Sephia dari Korea Selatan. Mimpi memiliki mobnas Timor yang sudah menghiasi jalanan di negeri ini, rontok karena krisis ekonomi yang diiringi dengan berakhirnya masa kejayaan pemerintahan Presiden Soeharto.
Semangat untuk memiliki mobnas kembali digelorakan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Dalam dialog capres dengan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pekan lalu, Prabowo mengungkapkan bahwa masyarakat mendambakan adanya mobil buatan Indonesia.
Harapan memiliki mobil produk sendiri bukanlah sekadar impian, sebab sejak 1990-an, di bawah bendera perusahaan salah seorang pengusaha nasional yang kini bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo sebagai capres, sudah dihadirkan maket atau rancangan mobil nasional karya anak bangsa, hanya saja nyangkut di tengah jalan sebelum menjelma menjadi mobil betulan.
Untuk membangun industri mobil di dalam negeri, Prabowo mengakui bahwa tantangannya tidak kecil sehingga dibutuhkan usaha serius dan kerja keras. Karena itu, bila rakyat memberi mandat untuk menjabat sebagai presiden, mantan danjen Kopassus itu berjanji akan merangkul dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai pelaku usaha, politisi, buruh, hingga akademisi untuk mewujudkan mobnas. ”Saya ingin adanya Indonesia incorporated ,” tegasnya. Sayangnya, wacana membangkitkan proyek mobnas ditanggapi dingin sejumlah pihak.
Pengembangan mobnas dengan merek Indonesia direspons pesimistis Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat. Alasannya, industri mobil memerlukan investasi yang sangat besar sehingga butuh investor besar dengan komitmen serius untuk menanamkan modal.
Kalaupun ada investor yang siap terjun, menurut mantan ketua umum Kadin akan kesulitan mengembangkan merek Indonesia. Memang faktanya sejumlah mobil merek lokal yang mulai muncul, namun berhenti di tengah jalan karena permodalan yang tidak kuat.
Bahkan, Hidayat malah mempertanyakan definisi mobnas. Kalau yang dimaksud mobnas adalah mobil yang memakai kandungan lokal minimal 80%, berarti Indonesia segera memilikinya. Pasalnya, mobil low cost green car (LCGC) atau mobil murah yang sedang dikembangkan pada akhirnya akan memiliki kandungan lokal hingga 80%. Konsep mobnas versi Hidayat adalah mengembangkan industri komponen di dalam negeri dengan menggandeng principal asing seperti Jepang.
Sebaliknya, meski sebuah mobil mengusung merek lokal namun kandungan lokal masih dominan impor, maka mobil tersebut tidak pantas disebut sebagai mobil nasional. Sementara itu, produsen mobnas memberi apresiasi tersendiri terhadap capres nomor 1 itu, yang berkeinginan membangkitkan kembali proyek mobnas. Ketegasan pemerintah atas lahirnya mobnas yang bisa menjadi kebanggaan bangsa adalah sebuah kerinduan lama dari CEO PT Super Gasindo Jaya Koentjoro Njoto yang memproduksi mobil merek Tawon.
Mobnas sulit diwujudkan tanpa ketegasan dari pemerintah. Selama ini, terbukti pihak berwenang belum satu bahasa apa yang disebutmobnas. Tentu harus disepakati bahwa yang namanyamobnas adalah merek lokal yang merupakan produksi anak bangsa. Memang persoalan menghadirkan mobnas tentu tidak segampang yang dibayangkan.
Sudah terbukti pelaku usaha yang berminat pada industri tersebut tidak sedikit, tetapi semuanya mogok di tengah jalan. Karena itu, ke depan dibutuhkan pemimpin yang konsisten dan tidak mudah goyah dari tekanan dari pihak yang tidak senang lahirnya mobnas. Kalau semua pemangku kepentingan bersatu dan bertekad yang didukung kebijakan nasional yang tegas dan transparan, mobnas yang diimpikan pasti akan terwujud.
(nfl)