Prabowo: Pemimpin tidak bisa seperti burung Unta
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto menyampaikan visi dan misi ekonomi dan pasar modal di depan pelaku usaha.
Kata Prabowo, ke depan pemimpin Indonesia akan memiliki banyak tantangan dan persoalan yang harus bisa mereka hadapi dengan berbagai solusi.
"Siapapun yang memimpin Indonesia harus hadapi. Kita tidak bisa seperti burung Unta. Yang kalau ada bahaya kepalanya dimasukin ke tanah. Kalau tidak ada bahaya dia tenang, kita tidak boleh seperti itu," ujar Prabowo di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Salah satu tantangan yang harus bisa dihadapi ialah persoalan sumber daya alam (SDA). Ia mengingatkan, SDA di tanah air akan habis apabila tidak dicarikan solusi.
"Tantangan kita ialah menipisnya sumber daya. Terutama minyak bumi. Jika tidak ada penemuan dan produksi meningkat, kita akan impor," tegasnya.
Untuk itu, mulai saat ini mantan Danjen Kopassus itu meminta agar siapapun calon pemimpin supaya mulai memikirkan solusi menghindari krisis SDA.
"Siapapun yang memimpin harus memikirkan bagaimana menghadapi, saya kira ketergantungan impor, bahan bakar akan mempengaruhi fundamental ekonomi kita," pungkasnya.
Kata Prabowo, ke depan pemimpin Indonesia akan memiliki banyak tantangan dan persoalan yang harus bisa mereka hadapi dengan berbagai solusi.
"Siapapun yang memimpin Indonesia harus hadapi. Kita tidak bisa seperti burung Unta. Yang kalau ada bahaya kepalanya dimasukin ke tanah. Kalau tidak ada bahaya dia tenang, kita tidak boleh seperti itu," ujar Prabowo di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Salah satu tantangan yang harus bisa dihadapi ialah persoalan sumber daya alam (SDA). Ia mengingatkan, SDA di tanah air akan habis apabila tidak dicarikan solusi.
"Tantangan kita ialah menipisnya sumber daya. Terutama minyak bumi. Jika tidak ada penemuan dan produksi meningkat, kita akan impor," tegasnya.
Untuk itu, mulai saat ini mantan Danjen Kopassus itu meminta agar siapapun calon pemimpin supaya mulai memikirkan solusi menghindari krisis SDA.
"Siapapun yang memimpin harus memikirkan bagaimana menghadapi, saya kira ketergantungan impor, bahan bakar akan mempengaruhi fundamental ekonomi kita," pungkasnya.
(kri)