Soal Obor Rakyat, Tim Jokowi-JK Tuding Setiyardi Berbohong
A
A
A
JAKARTA - Tim Sukses Jokowi-JK meyakini Setiyardi, pemimpin redaksi Tabloid 'Obor Rakyat' telah berbohong dalam keterangannya kepada wartawan di Diskusi Polemik Sindo Trijaya, Sabtu 14 Juni kemarin. Kebohongan Setiyardi itu adalah ketika mengatakan sebagian besar pembiayaan tabloid itu berasal dari kantong sendiri.
"Dia itu bagian dari pemuja kekuasaan, dan memiliki kontak dengan tim pasangan capres yang menjadi rival Jokowi. Jadi cara-caranya penuh dengan fitnah dan tidak manusiawi," tegas Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Hasto tak habis pikir bagaimana Setiyardi terlihat benar-benar tak memiliki hati nurani dan kemauan untuk mengakui kesalahannya. Dalam sebuah acara publik kemarin, Setiyardi datang mengenakan baju kotak-kotak ala Jokowi demi mencitrakan dirinya pendukung Jokowi.
"Padahal di catatan kami, di Pilgub DKI Jakarta lalu, dia (Setyardi) itu pendukung Foke (Fauzi Bowo). Jelas-jelas sudah bersalah, tetapi masih menggunakan kesempatan untuk menyerang Jokowi," kata Hasto.
"Saya menerima informasi bahwa total proyek menghancurkan nama Jokowi tersebut berbiaya sekurang-kurangnya Rp20 miliar," tambah Hasto.
Hasto juga mengkritisi pernyataan Pengamat Komunikasi Politik, Heri Budianto, yang menyatakan tabloid Obor Rakyat juga menguntungkan Jokowi. "Jokowi-JK tidak akan pernah mendapatkan keuntungan dari setiap tindakan fitnah, berita bohong dan tendensius semacam Tabloid Obor Rakyat yang alamat redaksinya saja tidak jelas, karena niatnya memang tidak baik," ujar Hasto.
Pihaknya justur mendorong Kepolisian RI harus mengusut tuntas kejahatan tersebut. Sebab bisa dibayangkan, jika Setiyardi dan seluruh jaringannya yang diduga melibatkan kalangan elite kekuasaan tidak diusut tuntas, maka Indonesia bisa menjadi lautan fitnah.
"Harus dipahami bahwa kedepan akan ada lebih dari 560 pilkada. Jika virus tabloid Obor Rakyat tersebut menjadi model penghancuran nama baik calon yang populer di mata rakyat, maka virus tabloid itu akan beredar menjadi mata rantai kejahatan pers. Karena itulah solusinya tidak bisa lagi hak jawab. Solusinya hanya tunggal, hukum harus ditegakkan," tegas Hasto.
Bagi Tim Jokowi-JK, beredarnya Tabloid Obor Rakyat tidak hanya merobek tradisi demokrasi damai, sehat dan santun. Tabloid tersebut menjadi awal hancurnya nilai-nilai kemanusiaan hanya karena nafsu kekuasaan.
"Dia itu bagian dari pemuja kekuasaan, dan memiliki kontak dengan tim pasangan capres yang menjadi rival Jokowi. Jadi cara-caranya penuh dengan fitnah dan tidak manusiawi," tegas Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Hasto tak habis pikir bagaimana Setiyardi terlihat benar-benar tak memiliki hati nurani dan kemauan untuk mengakui kesalahannya. Dalam sebuah acara publik kemarin, Setiyardi datang mengenakan baju kotak-kotak ala Jokowi demi mencitrakan dirinya pendukung Jokowi.
"Padahal di catatan kami, di Pilgub DKI Jakarta lalu, dia (Setyardi) itu pendukung Foke (Fauzi Bowo). Jelas-jelas sudah bersalah, tetapi masih menggunakan kesempatan untuk menyerang Jokowi," kata Hasto.
"Saya menerima informasi bahwa total proyek menghancurkan nama Jokowi tersebut berbiaya sekurang-kurangnya Rp20 miliar," tambah Hasto.
Hasto juga mengkritisi pernyataan Pengamat Komunikasi Politik, Heri Budianto, yang menyatakan tabloid Obor Rakyat juga menguntungkan Jokowi. "Jokowi-JK tidak akan pernah mendapatkan keuntungan dari setiap tindakan fitnah, berita bohong dan tendensius semacam Tabloid Obor Rakyat yang alamat redaksinya saja tidak jelas, karena niatnya memang tidak baik," ujar Hasto.
Pihaknya justur mendorong Kepolisian RI harus mengusut tuntas kejahatan tersebut. Sebab bisa dibayangkan, jika Setiyardi dan seluruh jaringannya yang diduga melibatkan kalangan elite kekuasaan tidak diusut tuntas, maka Indonesia bisa menjadi lautan fitnah.
"Harus dipahami bahwa kedepan akan ada lebih dari 560 pilkada. Jika virus tabloid Obor Rakyat tersebut menjadi model penghancuran nama baik calon yang populer di mata rakyat, maka virus tabloid itu akan beredar menjadi mata rantai kejahatan pers. Karena itulah solusinya tidak bisa lagi hak jawab. Solusinya hanya tunggal, hukum harus ditegakkan," tegas Hasto.
Bagi Tim Jokowi-JK, beredarnya Tabloid Obor Rakyat tidak hanya merobek tradisi demokrasi damai, sehat dan santun. Tabloid tersebut menjadi awal hancurnya nilai-nilai kemanusiaan hanya karena nafsu kekuasaan.
(hyk)