Dicap Mega petugas partai, elektabilitas Jokowi turun

Minggu, 18 Mei 2014 - 15:59 WIB
Dicap Mega petugas partai, elektabilitas Jokowi turun
Dicap Mega petugas partai, elektabilitas Jokowi turun
A A A
Sindonews.com - Siapa pendamping Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih dirahasiakan. Belakangan menguat nama Abraham Samad, Jusuf Kalla dan Mahfud MD.

Tak hanya itu, mantan Wali Kota Solo ini dikabarkan berduet dengan kader PDIP sekaligus anak dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.

Direktur Utama Lembaga Survei Proximity Whima Edy Nugroho menyatakan, elektabilitas Jokowi yang cenderung turun, memerlukan sosok pendamping yang mampu mengangkat elektabilitasnya.

"Kalau Jokowi memilih Puan Maharani, cenderung elektabilitasnya akan stagnan atau malah menurun. Puan kurang teruji kepemimpinannya," kata Whima di Surabaya, Minggu (18/5/2014).

Selain elektabilitas akan menurun, stempel Jokowi sebagai Capres Boneka akan semakin terlihat. Pasalnya, Puan dipilih untuk mempertahankan trah Soekarno. Artinya, dengan memasang Puan, menunjukkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati sendiri belum yakin dan percaya dengan Jokowi.

"Jika digandengkan dengan Puan, Jokowi dilihat mau mengikuti instruksi PDIP tidak nantinya, jika jadi presiden. Makanya puan diajukan untuk memastikan hal itu tidak terjadi. Ya cenderung seperti capres boneka. Mega ingin mengingatkan agar Jokowi tidak lupa posisinya diberi mandat PDIP," jelasnya.

Whima mengingatkan, Mega telah blunder dengan mengatakan bahwa Jokowi itu petugas partai. Puan dipasang untuk memastikan hal itu, agar Jokowi menurut kehendak Megawati dan PDIP. "Kalau Jokowi dengan Puan, kemungkinan akan kalah dengan Prabowo Subianto," ungkapnya memprediksi.

Megawati seharusnya belajar dari negarawan Inggris, Winston Churchill yang terkenal dengan prinsipnya, ketika pengabdian kepada negara dimulai, maka berakhirlah pengabdian kepada partai.

Whima juga menyatakan ada beberapa tokoh yang bisa mengangkat elektabilitas Jokowi. Salah satunya adalah Jusuf Kalla (JK) yang bisa merepresentasikan dukungan Golkar dan Indonesia Timur.

Menurutnya, JK bisa menutupi kelemahan Jokowi yang minim pengalaman. Dampak negatifnya akan terjadi matahari kembar karena faktor usia JK yang lebih senior.

"Kalau Abraham Samad tokoh muda yang bersih dengan popularitas yang saat ini lagi tinggi-tingginya. Minusnya dia juga kurang pengalaman di pemerintahan seperti Jokowi dan minim dukungan parpol," tambahnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7495 seconds (0.1#10.140)