Said Aqil tegaskan peran besar ulama
Said Aqil tegaskan peran besar ulama
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan di Indonesia, ulama berperan besar untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketika terjadi huru - hara, pemberontakan politik, atau kerusuhan lainnya, posisi ulama selalu menjadi garda terdepan." "Ulama Indonesia berperan persatukan dan rekonsiliasi masyarakat yang sangat beragam ini," kata Said dalam sambutannya dalam acara silaturahmi alim ulama dan pelantikan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama ( PCNU ) Depok di Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat, Kamis (15/5/2014).
Said menambahkan NU sudah sejak dulu masuk di dalam sendi - sendi seluruh unsur masyarakat. Tak hanya itu, NU juga mewakili pembangunan bangsa sebagai pemangku kepentingan.
"NU ini bukan parpol, bukan di bawah pemerintah, bukan birokrasi, NU milik masyarakat, NU ada di tentara, polisi, birokrat, profesi, ulama, itu masyarakat namanya, warga NU ada yang di polisi, DPR, Partai Golkar, Partai Demokrat, NU itu semua, di PPP banyak NU, di PKB NU semua, ada lima posisi adalah NU," tuturnya.
NU, lanjutnya, sudah menjadi wadah masyarakat menjalankan fungsi suatu bangsa. Hanya dua kepentingan NU yakni mengamalkan dan mendakwahkan islam, dan mempertahankan negara Indonesia selamat, utuh, tak pecah, dan tak ada perang saudara.
"Islam tak usah dipolitikan, suku apapun, agama apapun, kalau salah harus dihukum, itu negara hukum, bagi NU agama islam diamalkan, negara dipertahankan, ukhuwah Islamiah disebarkan, harus punya komitmen bersama menjaga persatuan dan kesatuan tanah air, keutuhan NKRI sama pentingnya dengan mengamalkan agama Islam," tutupnya.
Ketika terjadi huru - hara, pemberontakan politik, atau kerusuhan lainnya, posisi ulama selalu menjadi garda terdepan." "Ulama Indonesia berperan persatukan dan rekonsiliasi masyarakat yang sangat beragam ini," kata Said dalam sambutannya dalam acara silaturahmi alim ulama dan pelantikan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama ( PCNU ) Depok di Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat, Kamis (15/5/2014).
Said menambahkan NU sudah sejak dulu masuk di dalam sendi - sendi seluruh unsur masyarakat. Tak hanya itu, NU juga mewakili pembangunan bangsa sebagai pemangku kepentingan.
"NU ini bukan parpol, bukan di bawah pemerintah, bukan birokrasi, NU milik masyarakat, NU ada di tentara, polisi, birokrat, profesi, ulama, itu masyarakat namanya, warga NU ada yang di polisi, DPR, Partai Golkar, Partai Demokrat, NU itu semua, di PPP banyak NU, di PKB NU semua, ada lima posisi adalah NU," tuturnya.
NU, lanjutnya, sudah menjadi wadah masyarakat menjalankan fungsi suatu bangsa. Hanya dua kepentingan NU yakni mengamalkan dan mendakwahkan islam, dan mempertahankan negara Indonesia selamat, utuh, tak pecah, dan tak ada perang saudara.
"Islam tak usah dipolitikan, suku apapun, agama apapun, kalau salah harus dihukum, itu negara hukum, bagi NU agama islam diamalkan, negara dipertahankan, ukhuwah Islamiah disebarkan, harus punya komitmen bersama menjaga persatuan dan kesatuan tanah air, keutuhan NKRI sama pentingnya dengan mengamalkan agama Islam," tutupnya.
(dam)
Explore More