Keamanan bank diuji

Kamis, 15 Mei 2014 - 06:49 WIB
Keamanan bank diuji
Keamanan bank diuji
A A A
SEJUMLAH nasabah Bank Mandiri sempat dilanda kepanikan menyusul pemblokiran kartu anjungan tunai mandiri (ATM) bank papan atas itu. Awalnya, sejumlah nasabah menilai kabar itu hanya “bumbu-bumbu” informasi untuk memecah perhatian masyarakat yang kini terfokus pada aksi politikus dalam persiapan pemilihan orang nomor satu di negeri ini.

Kabar itu bak nyala api disiram bensin semakin membesar ketika mulai ramai diperbincangkan di jejaring sosial. Beberapa lokasi ATM selama dua hari di awal pekan ini tampak dijejali antrean nasabah yang akan mengecek saldo simpanan di bank pelat merah tersebut.

Manajemen bank milik pemerintah itu segera mengambil langkah sigap untuk mencegah kepanikan nasabah yang makin meluas. Termasuk kicauan Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di jejaring sosial yang menenangkan “masyarakat” dunia maya seketika.

Petinggi Bank Mandiri secara terbuka mengakui memang ada ancaman terhadap keamanan dana nasabah, di mana diduga terdapat ribuan kartu ATM nasabah terkena kejahatan perbankan. Sehubungan itu, pihak Bank Mandiri mengambil inisiatif dengan segera memblokir kartu ATM yang jumlahnya mencapai ribuan yang terindikasi bermasalah.

Memang, langkah Bank Mandiri melakukan pemblokiran pada sejumlah kartu ATM sempat memicu kepanikan karena nasabah tidak mendapat informasi yang jelas. Ketika sejumlah nasabah tidak bisa memfungsikan kartu ATM yang ada di tangan, seakan membenarkan bahwa Bank Mandiri telah menjadi korban aksi peretasan (hacking).

Isu liar tersebut hanya berlangsung sesaat setelah manajemen menjelaskan pokok persoalannya dan memberikan jaminan penggantian atas dana nasabah seandainya betul menjadi korban dari aksi peretasan dalam kurun waktu 14 hari kerja.

Peristiwa yang menimpa Bank Mandiri tersebut adalah sebuah cermin lebar bagi dunia perbankan untuk senantiasa berhati-hati, terutama menyangkut keamanan dana pihak ketiga. Meski agak terlambat mengantisipasi kepanikan nasabah, apa yang dilakukan pihak Bank Mandiri bisa dijadikan model bagi perbankanlainnya seandainya terindikasi terkena kejahatan perbankan lewat dunia maya.

Kejadian serupa sangat rentan terulang di tengah penggunaan teknologi informasi dilingkungan perbankan yang semakin canggih dan meluas. Sebenarnya indikasi terjadinya aksi peretasan di lingkungan perbankan bukanlah berita istimewa.

Seperti diakui manajemen Bank Central Asia (BCA) bahwa setiap hari berhasil menangkal ribuan peretas yang mencoba menyusup ke jaringan sistem teknologi bank swasta papan atas itu. Untuk urusan keamanan tersebut, manajemen BCA mengoperasikan unit kerja khusus yang melibatkan sekitar 40 profesional, yang bertugas membuat strategi pengamanan, pengawasan, hingga perlindungan data-data pada sistem teknologi.

Persoalannya bagaimana dengan bank-bank kecil yang tidak memiliki infrastruktur seperti bank papan atas dengan modal besar? Ini sebuah pekerjaan rumah serius bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagaimana merumuskan standardisasi pengamanan nasabah dari para peretas perbankan.

Bisa dibayangkan kalau bank besar dengan sistem teknologi yang canggih saja bisa diganggu para peretas, bagaimana dengan bank-bank yang berada di level menengah dan bawah? Tentu saja kita tidak bisa sepenuhnya berharap pengamanan dari perbankan, tetapi pihak nasabah juga harus semakin hati-hati dalam bertransaksi dengan melalui electronic channel yang menjadi daya tarik dari pihak perbankan mencari nasabah.

Sekali lagi, peristiwa pemblokiran sejumlah kartu ATM nasabah yang dilakukan manajemen Bank Mandiri demi keamanan nasabah, juga sebuah peringatan bahwa pengembangan teknologi informasi di dunia perbankan jangan hanya berorientasi pada peningkatan daya saing saja.

Di balik peningkatan teknologi informasi tersebut, aspek perlindungan terhadap dana nasabah tetap yang harus diutamakan. Kata orang bijak, di balik sebuah peristiwa selalu terselip hikmah. Nah, hikmah yang terselip dibalik dari kesialan yang menimpa Bank Mandiri adalah sebuah alarm untuk sistem perbankan nasional, sebab ke depan bisa saja bank lain yang diganggu para peretas perbankan.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1832 seconds (0.1#10.140)