Prevalensi pria 'jajan' sembarangan naik 7 kali lipat
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, prevalensi laki-laki yang suka jajan seks naik dari 0,1 kali lipat di 2007 menjadi 0,7 kali lipat di 2014. Hal ini mengakibatkan angka kematian ibu dan pencemaran virus HIV di kalangan ibu rumah tangga.
"Ini akibatkan angka kemarian ibu yang tinggi, ibu rumah tangga tambah banyak terserang HIV dan penggunaan antiretroviral (ARV) pada anak mencapai 1.664 jiwa," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi saat ditemui dalam peresmian gedung baru dan HUT RS Fatmawati pada Senin, (21/4/2014).
Menurut Menkes, tingginya angka kematian ibu selain itu disebabkan karena kebersihan lingkungan, transportasi yang sulit dijangkau dan tingginya angka kematian pada daerah malaria. Untuk itu, telah dilakukan upaya pencegahan penularan dari ibu ke bayi dengan tes ARV pada 1.500 ibu hamil. 106 diantaranya positif HIV pada bayi dan 1.400-an negatif.
"Ini menandakan HIV dapat dicegah pada bayi jika ditemukan di awal, asal tidak terlambat. Untuk itu pencegahan utama pada pada laki-laki untuk dapat mengerem tindakan seks yang bertanggung jawab," katanya.
Penguatan ini, lanjut Nafsiah, harus ditekankan pada laki-laki. Jika para lelaki mengunjungi tempat pelacuran yang beresiko tanpa menggunakan kondom, maka dipastikan menularkan penyakit pada istri-istri mereka dan bayi-bayinya.
"Tindakan ini dapat dicegah, kalau laki-lakinya mengatahui efeknya. Maka mereka juga akan mengetahui efek kepada istri dan anak-anak mereka. Dan ini harus ditekankan," tegasnya.
Baca berita:
Pemerintah didesak lahirkan UU kekerasan seksual
"Ini akibatkan angka kemarian ibu yang tinggi, ibu rumah tangga tambah banyak terserang HIV dan penggunaan antiretroviral (ARV) pada anak mencapai 1.664 jiwa," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi saat ditemui dalam peresmian gedung baru dan HUT RS Fatmawati pada Senin, (21/4/2014).
Menurut Menkes, tingginya angka kematian ibu selain itu disebabkan karena kebersihan lingkungan, transportasi yang sulit dijangkau dan tingginya angka kematian pada daerah malaria. Untuk itu, telah dilakukan upaya pencegahan penularan dari ibu ke bayi dengan tes ARV pada 1.500 ibu hamil. 106 diantaranya positif HIV pada bayi dan 1.400-an negatif.
"Ini menandakan HIV dapat dicegah pada bayi jika ditemukan di awal, asal tidak terlambat. Untuk itu pencegahan utama pada pada laki-laki untuk dapat mengerem tindakan seks yang bertanggung jawab," katanya.
Penguatan ini, lanjut Nafsiah, harus ditekankan pada laki-laki. Jika para lelaki mengunjungi tempat pelacuran yang beresiko tanpa menggunakan kondom, maka dipastikan menularkan penyakit pada istri-istri mereka dan bayi-bayinya.
"Tindakan ini dapat dicegah, kalau laki-lakinya mengatahui efeknya. Maka mereka juga akan mengetahui efek kepada istri dan anak-anak mereka. Dan ini harus ditekankan," tegasnya.
Baca berita:
Pemerintah didesak lahirkan UU kekerasan seksual
(kri)