Dua lokomotif koalisi parpol di Pilpres 2014
A
A
A
Sindonews.com - Peta politik Indonesia terus bergerak usai rilis hasil hitung cepat Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Antar partai politik (parpol) mulai saling menjajaki untuk koalisi menyambut Pemilu Presiden (Pilpres) yang akan digelar Juni mendatang.
Koalisi dilakukan karena berdasarkan hasil hitung cepat tidak ada parpol yang berhasil meraih lebih dari 20 persen suara dalam Pileg.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan, ada dua konsep dalam koalisi yaitu koalisi karena multi partai dan koalisi untuk pencapresan atau pemerintahan.
"Menurut saya akan ada dua lokomotif yang akan maju pada Pilpres nanti, yaitu PDIP dan Gerindra. Untuk PDIP akan berkoalisi dengan PKB, Nasdem, Demokrat, dan PAN. Sedangkan Gerindra akan berkoalisi dengan PPP, Hanura, Golkar, dan PKS," kata Arbi, Minggu (13/4/2014).
Menurutnya, dari urutan tiga besar PDIP, Golkar dan Gerindra, yang paling mungkin mengajukan capres adalah PDIP dan Gerindra. "Menurut saya, jika Golkar ingin tetap maju, maka yang paling pantas adalah sebagai cawapres. Karena capres dari PDIP dan Gerindra sangat kuat," tambahnya.
Sementara Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro justru melihat ada dua kemungkinan skenario koaliasi. Skenario pertama adalah terbentuknya tiga koalisi yaitu PDIP dengan Nasdem dan PKB, Golkar menggandeng Demokrat dan PAN, sementara Gerindra meminang PPP, PKS dan Hanura.
"Skenario koalisi yang kedua adalah koalisi ramping, hanya ada dua kelompok yaitu PDIP berkoalisi dengan Nasdem, PKB, Golkar, Hanura. Sedangkan Gerindra bersama dengan Demokrat, PAN, PPP, dan PKS," lanjutnya.
Zuhro menambahkan, koalisi ramping ini kemungkinan besar yang akan terjadi. "Skenario kedua ini menurut saya yang paling besar terjadi karena PDIP dan Gerindra sama-sama memiliki capres yang kuat. Kedua partai ini juga sudah mulai mencari-cari pasangan yang tepat." tutupnya.
Koalisi dilakukan karena berdasarkan hasil hitung cepat tidak ada parpol yang berhasil meraih lebih dari 20 persen suara dalam Pileg.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengatakan, ada dua konsep dalam koalisi yaitu koalisi karena multi partai dan koalisi untuk pencapresan atau pemerintahan.
"Menurut saya akan ada dua lokomotif yang akan maju pada Pilpres nanti, yaitu PDIP dan Gerindra. Untuk PDIP akan berkoalisi dengan PKB, Nasdem, Demokrat, dan PAN. Sedangkan Gerindra akan berkoalisi dengan PPP, Hanura, Golkar, dan PKS," kata Arbi, Minggu (13/4/2014).
Menurutnya, dari urutan tiga besar PDIP, Golkar dan Gerindra, yang paling mungkin mengajukan capres adalah PDIP dan Gerindra. "Menurut saya, jika Golkar ingin tetap maju, maka yang paling pantas adalah sebagai cawapres. Karena capres dari PDIP dan Gerindra sangat kuat," tambahnya.
Sementara Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro justru melihat ada dua kemungkinan skenario koaliasi. Skenario pertama adalah terbentuknya tiga koalisi yaitu PDIP dengan Nasdem dan PKB, Golkar menggandeng Demokrat dan PAN, sementara Gerindra meminang PPP, PKS dan Hanura.
"Skenario koalisi yang kedua adalah koalisi ramping, hanya ada dua kelompok yaitu PDIP berkoalisi dengan Nasdem, PKB, Golkar, Hanura. Sedangkan Gerindra bersama dengan Demokrat, PAN, PPP, dan PKS," lanjutnya.
Zuhro menambahkan, koalisi ramping ini kemungkinan besar yang akan terjadi. "Skenario kedua ini menurut saya yang paling besar terjadi karena PDIP dan Gerindra sama-sama memiliki capres yang kuat. Kedua partai ini juga sudah mulai mencari-cari pasangan yang tepat." tutupnya.
(kri)