Putin effect

Minggu, 13 April 2014 - 06:45 WIB
Putin effect
Putin effect
A A A
DUNIA sedang hangat membicarakan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mantan agen KGB yang menjadi presiden Rusia untuk kali ketiga ini sedang membuat marah Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) karena aksinya di sejumlah wilayah di Ukraina.

Setelah warga Provinsi Crimea memilih setia ke pangkuan Rusia melalui referendum, kini gejolak yang sama menjalar ke wilayah timur Ukraina yakni Luhank dan Donesk. Aktivis dan para pembangkang rezim baru Kiev telah menguasai wilayah dan terang-terangan meminta bantuan Putin untuk menghadapi ancaman serangan militer Presiden baru Ukraina Oleksander Turchinov.

Turchinov naik jadi presiden setelah Presiden Viktor Yanukovyc terguling atas desakan massa yang didukung Barat. Yanukovyc melarikan diri dan sekarang di bawah perlindungan Presiden Putin.

Krisis Ukraina menjadi topik paling hangat di kancah politik global saat ini setelah krisis di Suriah. Di dua krisis politik yang diwarnai pertumpahan darah ini, efek Presiden Putin sangat berasa. Di krisis Suriah, hak veto Rusia menggagalkan opsi serangan militer dari Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan rezim Bashar Assad yang dituduh melakukan pembunuhan massal dengan senjata kimia. AS dan Eropa tak mampu berbuat banyak untuk memuluskan rencananya menginvasi Suriah.

Putin berhasil membujuk Assad agar kooperatif dan bersedia menyerahkan senjata kimia kepada tim inspeksi PBB. Namun, hingga kini gejolak dan perang masih berkecamuk antara tentara rezim Assad dan gerilyawan di beberapa wilayah di Suriah yang telah menewaskan ribuan orang Dalam krisis Ukraina, efek Putin tidak kalah besar.

Gerakan masif dukungan Barat berhasil menggulingkan Presiden Yanukovyc yang pro Putin. Pemerintahan Ukraina baru terbentuk kemudian Moskow langsung merespons gerakan itu dengan sangat cepat dan berujung pada referendum Crimea. Uni Eropa dan AS mengecam dan tidak mengakui hasil referendum Crimea.

Namun, kecaman itu tiada arti dan Rusia semakin kuat menanamkan pengaruhnya di Ukraina. AS dan Eropa yang baru saja pulih dari krisis ekonomi dan belum benar-benar stabil akan kesulitan jika berhadap-hadapan langsung secara militer dengan Putin untuk berebut pengaruh di Ukraina. AS dan Eropa sadar betul siapa lawan yang sedang dihadapi dan Rusia sudah membaca kelemahan dua kekuatan dunia itu. Selain itu, Rusia masih memiliki kartu as yang sangat menakutkan bagi Eropa yakni ketergantungan Eropa terhadap suplai gas Rusia.

Putin sewaktuwaktu bisa memutus pasokan gasnya ke negara-negara Eropa yang dialirkan melalui pipa di Ukraina. Jika ini dilakukan, Eropa akan terancam krisis energi karena mayoritas mereka menggantungkan kehidupannya dari pasokan gas Rusia. Gazprom, produsen gas Rusia, pernah menghentikan pasokan gas ke Ukraina karena persoalan selisih harga. Dampak penghentian ini luar biasa ke beberapa negara Eropa. Dalam krisis Ukraina, Putin memang sedang di atas angin.

Terbukti, seruan Uni Eropa, NATO, maupun PBB tidak mampu menghentikan langkah Rusia dalam menyikapi krisis Ukraina. Apa yang dilakukan Rusia sekarang seperti mengonfirmasi kekhawatiran AS dan Eropa beberapa tahun sebelumnya ketika Putin maju kembali menjadi presiden untuk periode ketiga setelah sebelumnya bergeser ke posisi perdana menteri untuk menghindari hambatan konstitusi. Rusia di bawah nakhoda Putin selama empat periode pemerintahan menunjukkan pengaruh yang semakin signifikan di kancah politik global yang selama ini didominasi AS dan Uni Eropa.

Putin mampu mengambil momentum krisis yang menghempaskan perekonomian dua kekuatan Barat itu untuk mengambil alih kemudi. Tapi, benarkah Putin sudah benar-benar mengambil alih posisi AS dan Eropa?

Ataukah Putin hanya sedang berupaya mengamankan wilayah pengaruhnya saja tanpa bermaksud melebarkan pengaruh itu lebih luas lagi? Hal ini bisa terjawab dalam beberapa tahun ke depan, apakah Putin benar-benar berefek besar dalam politik internasional. Jika demikian, peta politik global akan semakin dinamis seperti halnya mengutak-atik koalisi parpol untuk persiapan pemilu presiden Juli nanti.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7433 seconds (0.1#10.140)