Nyapres, Jokowi diminta refleksi diri
A
A
A
Sindonews.com - Seorang warga DKI Jakarta Horas AM Naiborhu yang mengirim somasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membantah dirinya 'disetir' oleh oknum.
Padahal, saat mengirimkan somasi, Horas bertindak murni sebagai salah satu warga DKI Jakarta, sebagaimana dibuktikan oleh salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilampirkannya.
"Cara Joko Widodo menanggapi somasi yang menuduh sembarangan, dengan menyatakan bahwa saya disetir oleh oknum, memperlihatkan kapasitas beliau yang sebenarnya. Jokowi sok tahu dan sok pintar," jelas Horas dalam keterangan persnya, Kamis 3 April 2014.
Perlu diketahui, pria yang melaporkan Jokowi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menolak pencalonannya sebagai calon presiden (capres), karena melanggar Undang-undang (UU) tentang pemerintah daerah (pemda) itu, memastikan jika suami Iriana tersebut sama sekali tidak mengetahui apapun tentang dirinya, apalagi mengenal secara personal.
Namun, dengan penuh keyakinan Jokowi menyatakan, "Ya ndak usah dijawab itu sudah jelas sekali. Sangat jelas".
Menurut Horas, pernyataan tersebut memperlihatkan betapa Jokowi tidak melakukan semacam refleksi dan introspeksi, apakah rencana pencalonannya sebagai capres dalam Pilpres 2014 mengandung permasalahan hukum atau tidak.
"Somasi yang dilayangkan ini tidak ada hubungan apapun dengan salah satu partai politik peserta Pemilu 2014, maupun dengan salah satu bakal calon presiden," tegasnya.
Fakta yang sebenarnya yang dilakukan Horas adalah, mengirimkan somasi (teguran) yang pada intinya mengingatkan Jokowi tentang masa jabatan dan sumpah jabatannya sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Di mana apabila isi somasi tersebut diabaikan dan melanjutkan niatnya untuk menjadi capres dalam Pilpres 2014, maka somasi tersebut akan di tindaklanjuti dengan mendaftarkan gugatan di pengadilan yang berwenang.
Padahal, saat mengirimkan somasi, Horas bertindak murni sebagai salah satu warga DKI Jakarta, sebagaimana dibuktikan oleh salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilampirkannya.
"Cara Joko Widodo menanggapi somasi yang menuduh sembarangan, dengan menyatakan bahwa saya disetir oleh oknum, memperlihatkan kapasitas beliau yang sebenarnya. Jokowi sok tahu dan sok pintar," jelas Horas dalam keterangan persnya, Kamis 3 April 2014.
Perlu diketahui, pria yang melaporkan Jokowi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menolak pencalonannya sebagai calon presiden (capres), karena melanggar Undang-undang (UU) tentang pemerintah daerah (pemda) itu, memastikan jika suami Iriana tersebut sama sekali tidak mengetahui apapun tentang dirinya, apalagi mengenal secara personal.
Namun, dengan penuh keyakinan Jokowi menyatakan, "Ya ndak usah dijawab itu sudah jelas sekali. Sangat jelas".
Menurut Horas, pernyataan tersebut memperlihatkan betapa Jokowi tidak melakukan semacam refleksi dan introspeksi, apakah rencana pencalonannya sebagai capres dalam Pilpres 2014 mengandung permasalahan hukum atau tidak.
"Somasi yang dilayangkan ini tidak ada hubungan apapun dengan salah satu partai politik peserta Pemilu 2014, maupun dengan salah satu bakal calon presiden," tegasnya.
Fakta yang sebenarnya yang dilakukan Horas adalah, mengirimkan somasi (teguran) yang pada intinya mengingatkan Jokowi tentang masa jabatan dan sumpah jabatannya sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Di mana apabila isi somasi tersebut diabaikan dan melanjutkan niatnya untuk menjadi capres dalam Pilpres 2014, maka somasi tersebut akan di tindaklanjuti dengan mendaftarkan gugatan di pengadilan yang berwenang.
(maf)