Gerindra Optimistis 20 persen, bidik pemilih pemula
A
A
A
Sindonews.com - Pelaksanaan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2014 semakin dekat. Partai politik (parpol) terus memantapkan strategi untuk memenangkan perhelatan yang rencananya digelar pada 9 April itu.
Keberhasilan dalam mengantarkan sebanyak- banyaknya calon anggota DPR ke Senayan menjadi salah satu jembatan emas untuk mendapatkan tiket mengusung calon presiden dan wakil presiden.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sebagai salah satu partai peserta pemilu telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan suara sebanyak mungkin pada pileg nanti. Gerindra menjadi partai yang kali pertama sudah menetapkan capresnya, yakni Prabowo Subianto.
Kira-kira seperti apakah strategi Gerindra untuk memenangkan pileg?
Program apa saja yang ditawarkan untuk mendapatkan dukungan masyarakat? sejauhmanakah optimisme mereka partai ini dalam membawa Prabowo menduduki
kursi presiden? Berikut petikan wawancara Sindonews dan Koran SINDO dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Selasa 11 Februari lalu.
Apa strategi Gerindra dalam menghadapi Pemilu 2014?
Ada beberapa strategi yang sekarang kita lakukan. Mungkin malah jauh sebelum ini.
Kami mengambil istilah militer, ada perang darat, perang udara, perang siluman.
Bisa dijelaskan?
Perang udara ialah perang perang media elektronik, cetak dan online. Inilah perang yang selama ini dilakukan oleh partai politik lewat media baik cetak, elektronik maupun online.
Dari situlah kekurangan partai baru, jadi kita tidak punya media secara nasional. Kami tidak punya media yang dapat kami kontrol secara leluasa. Kami juga sulit bertanding di media elektronik.
Lalu bagaimana menyikapinya?
Di lain pihak, kami cukup aktif di media sosial. Saya kira ini media terbaik di dunia. Ini concern kita. (Twitter) Pak Prabowo memiliki 4.200.000 followers. Sedangkan tokoh-tokoh nasional mungkin SBY nomor dua. Sedangkan tokoh lain di bawah satu juta. Partai kita juga 2,5 (juta) sekian sangat jauh dibanding partai-partai
lain.
Di situlah beban kita bisa ditebus dengan media sosial secara rasional kelihatannya kita juga dapat menerima info dari para facebookers. Dengan media sosial ini cukup ampuh untuk menarik pemilih pemula. Masukan dari pemilih pemula luar biasa. Bisa memberi masukan kepada partai. Misalnya soal studi banding DPR, bahwa tidak elok anggota DPR terlalu sering studi banding.
Lalu apa langkah lainnya?
Perang darat atau head to head. Kami harus bertemu dengan para pemilih secara langsung. Sehingga ini perlu infrastruktur yang memadai maka kami mengadakan pelatihan-pelatihan yang ketat. Sudah 21 angkatan, di angkatan yang terakhir ini sudah 1.000 (kader) lebih. Kemudian pelatihan-pelatihan lain yang terpisah seperti pelatihan caleg, pelatihan saksi dan semua pengurus.Dari semua pelatihan sudah 6.000-an orang. Yang terakhir ini 1.300 tapi yang tidak lulus 300-an. Kami sudah menempatkan
pasukan di desa-desa. Bergerak secara horisontal ke seluruh lapisan masyarakatnya.
Perbedaan strategi politik dibandingkan Pemilu 2009?
Jika dibandingkan 2009, pada 2014 ini kami mendapatkan angin yang sangat kuat. Apalagi dengan enam program aksi yang terus dilancarkan oleh para kader kita di daerah-daerah. Mereka semakin tahu dan sadar Gerindra layak menjadi pilihan mereka.
Program aksi itu yang utama adalah mandiri pangan, energi, air, pengembangan ternak di daerah-daerah. Selain itu program revolusi industri, pengembangan budaya, pelatihan pemuda. Sampai kepada rehabilitasi lingkungan yang ternyata dapat diterangkan dengan baik oleh para penyuluh atau kader-kader partai.
Dengan penjelasan yang cukup diterima oleh masyarakat maka Gerindra sangat layak
memimpin negeri ini dan menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera. Misalnya
dengan mandiri pangan, paling tidak APBN kita akan meningkat tiga kali (lipat).
Pasalnya dengan mandiri pangan kita akan mampu membeli 10 kali lipat dari apa yang kami beli hari ini.
Bagaimana peluang Gerindra pada pileg?
Minimum meraih 20 persen suara (pileg) agar kami dapat mengusung Prabowo tanpa koalisi. kalau kami mengusung sendiri ada keuntungan, bahwa tidak ada keharusan memilih pemimpin dengan cara memilih kucing dalam karung. Kalau kami sendiri yang memilih, sudah pasti profesional. Kami berharap mendapat di atas 20 persen.
Bagaimana dengan survei internal?
Survei internal kan rahasia. Tetapi dari semua survei yang dirilis dan rekap, Gerindra berada di atas 20 persen. Jadi memang antara nomor 1, 2, 3 (peringkat suara parpol) tapi jaraknya sangat dekat. Tetapi kalau lihat survei yang lain monggo.
Siapakah target pemilih Gerindra?
Jumlah pemilih pemula sangat besar. Apalagi banyak sekali pemilih pemula yang golput.
Jika pemilih pemula tidak dirangkul, akan berbahaya. Mereka tidak sadar bahwa dengan
tidak mencoblos atau memberikan hak suaranya akan menjadikan kemungkinan pemimpin yang jelek akan menang.
Selain pemilih pemula?
Perempuan. Sebab perempuan adalah mayoritas. Kalau sudah berjuang, perempuan luar biasa. Lelaki biasanya hanya dengar lalu tidur. Perempuan ini akan memberi tahu kepada anaknya, suaminya, mantunya. Ini jurkam yang sangat efektif. Kami punya sayap untuk perempuan dan pemuda.
Apa perbedaan pemilu sekarang dibanding sebelumnya?
Pada 2009 kami punya waktu satu tahun untuk menyiapkan pemilu. Sekarang punya waktu 6 tahun untuk menyiapkan. Kemudian dulu kita mencari caleg luar biasa susahnya karena partai baru. Siapa yang mau. Kalau dulu cari 7 (caleg) dapatnya dua. Semua orang masuk aja. Tidak ada saringan. Semua masuk di partai-partai lama. Kalau sekarang, misalnya kami mencari tujuh caleg di dapilDKI II, yang daftar 274 orang. Saya melakukan seleksi selama dua minggu.
Saat ini kami mempunyai gubernur, bupati, wali kota. Ini menunjukkan kemampuan kami. Di Jawa, Gerindra selalu memenangkan pemilukada. Seperti di Malang, Bandung, Serang, Bogor.
Dimanakah basis massa Gerindra?
Di Jawa, NTT, Sumsel, Papua Barat, Sulteng. Ini kuat. Di Kalimatan Timur, kami hanya
kalah dua kali (pada pemilukada). Di Jawa Tengah kami agak lemah karena PDIP yang
kuat.
Apakah sudah menyiapkan cawapres untuk Prabowo?
Kembali saya sampaikan. Tidak pas (membicarakan) cawapres sekarang. Kalau
misalnya Gerindra memperoleh 19,99 persen suara pileg. Berarti kan (wakilnya) hangus. Berarti kami harus membuat pasangan baru. Menurut Gerindra sangat riskan.
Siapakah parpol yang paling cocok diajak koalisi?
Yang memiliki visi misi sama. Punya basic kebangsaan, nasionalis dan ekonomi kerakyatan. Itu dasar-dasar supaya kerja sama lebih sempurna. Walaupun kita ini berpegang bahwa Gerindra menang untuk seluruhnya. Yang jelas jika kami diberi
mandat, kami akan membawa Indonesia keluar dari keterpurukan.
Peluang prabowo berdasarkan survei secara umum?
Saya juga survei. Kan ada presiden survei dan presiden hasil pilihan rakyat... hahaha. Dahulu ada gubernur hasil survei dan gubernur hasil pilihan. Survei itu kan tergantung siapa yang survei.Saya sendiri juga survei selama dua tahun. Saya keliling, saya tanya tanya tukang ojek dan sopir taksi. Saya belum pernah menjumpai orang di level itu yang milih selain Pak Prabowo. Hampir semuanya Pak Prabowo. Sebab calon presiden itu tidak hanya suka ketemu atau dikabarkan disukai. Tapi apakah dia tahu akan diapakan negara ini dalam lima tahun ke depan.
Pak Prabowo selama ini terus berargumentasi, seperti akan menjadikan negeri ini mandiri pangan, memiliki angkutan massal modern. Pak Prabowo sudah berargumentasi terus menerus.
Apakah akan menagih janji PDIP untuk mendukung Prabowo?
Kami ada dokumennya (perjanjian PDIP-Gerindra pada 2009 lalu). Tapi saya tidak pegang. Terserahlah. Ini kan janji, ingkar janji, ya terserah juga. Kalau kami memperoleh 30 persen (suara), tidak masalah ingkar janji. Tapi kalau 19,99 persen mungkin kami akan bertanya. Ini kan tergantung pileg apakah kita persoalkan atau tidak.
Seandainya tidak memperoleh 20 persen suara?
Kami harus menunggu pileg. Setelah pileg, kami tahu posisi partai lain. Hasil
perolehan partai lain juga harus menjadi pertimbangan. Kami akan berkoalisi dengan
siapa. Pada prinsipnya kami ingin punya perlemen atau koalisi yang kuat. Kalau tidak nanti tidak akan terganjal dalam proses legislasi dan bujeting. Dengan begitu program-
program Gerindra akan lebih leluasa secara eksekusi dan tidak lemah.
Keberhasilan dalam mengantarkan sebanyak- banyaknya calon anggota DPR ke Senayan menjadi salah satu jembatan emas untuk mendapatkan tiket mengusung calon presiden dan wakil presiden.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sebagai salah satu partai peserta pemilu telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan suara sebanyak mungkin pada pileg nanti. Gerindra menjadi partai yang kali pertama sudah menetapkan capresnya, yakni Prabowo Subianto.
Kira-kira seperti apakah strategi Gerindra untuk memenangkan pileg?
Program apa saja yang ditawarkan untuk mendapatkan dukungan masyarakat? sejauhmanakah optimisme mereka partai ini dalam membawa Prabowo menduduki
kursi presiden? Berikut petikan wawancara Sindonews dan Koran SINDO dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Selasa 11 Februari lalu.
Apa strategi Gerindra dalam menghadapi Pemilu 2014?
Ada beberapa strategi yang sekarang kita lakukan. Mungkin malah jauh sebelum ini.
Kami mengambil istilah militer, ada perang darat, perang udara, perang siluman.
Bisa dijelaskan?
Perang udara ialah perang perang media elektronik, cetak dan online. Inilah perang yang selama ini dilakukan oleh partai politik lewat media baik cetak, elektronik maupun online.
Dari situlah kekurangan partai baru, jadi kita tidak punya media secara nasional. Kami tidak punya media yang dapat kami kontrol secara leluasa. Kami juga sulit bertanding di media elektronik.
Lalu bagaimana menyikapinya?
Di lain pihak, kami cukup aktif di media sosial. Saya kira ini media terbaik di dunia. Ini concern kita. (Twitter) Pak Prabowo memiliki 4.200.000 followers. Sedangkan tokoh-tokoh nasional mungkin SBY nomor dua. Sedangkan tokoh lain di bawah satu juta. Partai kita juga 2,5 (juta) sekian sangat jauh dibanding partai-partai
lain.
Di situlah beban kita bisa ditebus dengan media sosial secara rasional kelihatannya kita juga dapat menerima info dari para facebookers. Dengan media sosial ini cukup ampuh untuk menarik pemilih pemula. Masukan dari pemilih pemula luar biasa. Bisa memberi masukan kepada partai. Misalnya soal studi banding DPR, bahwa tidak elok anggota DPR terlalu sering studi banding.
Lalu apa langkah lainnya?
Perang darat atau head to head. Kami harus bertemu dengan para pemilih secara langsung. Sehingga ini perlu infrastruktur yang memadai maka kami mengadakan pelatihan-pelatihan yang ketat. Sudah 21 angkatan, di angkatan yang terakhir ini sudah 1.000 (kader) lebih. Kemudian pelatihan-pelatihan lain yang terpisah seperti pelatihan caleg, pelatihan saksi dan semua pengurus.Dari semua pelatihan sudah 6.000-an orang. Yang terakhir ini 1.300 tapi yang tidak lulus 300-an. Kami sudah menempatkan
pasukan di desa-desa. Bergerak secara horisontal ke seluruh lapisan masyarakatnya.
Perbedaan strategi politik dibandingkan Pemilu 2009?
Jika dibandingkan 2009, pada 2014 ini kami mendapatkan angin yang sangat kuat. Apalagi dengan enam program aksi yang terus dilancarkan oleh para kader kita di daerah-daerah. Mereka semakin tahu dan sadar Gerindra layak menjadi pilihan mereka.
Program aksi itu yang utama adalah mandiri pangan, energi, air, pengembangan ternak di daerah-daerah. Selain itu program revolusi industri, pengembangan budaya, pelatihan pemuda. Sampai kepada rehabilitasi lingkungan yang ternyata dapat diterangkan dengan baik oleh para penyuluh atau kader-kader partai.
Dengan penjelasan yang cukup diterima oleh masyarakat maka Gerindra sangat layak
memimpin negeri ini dan menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera. Misalnya
dengan mandiri pangan, paling tidak APBN kita akan meningkat tiga kali (lipat).
Pasalnya dengan mandiri pangan kita akan mampu membeli 10 kali lipat dari apa yang kami beli hari ini.
Bagaimana peluang Gerindra pada pileg?
Minimum meraih 20 persen suara (pileg) agar kami dapat mengusung Prabowo tanpa koalisi. kalau kami mengusung sendiri ada keuntungan, bahwa tidak ada keharusan memilih pemimpin dengan cara memilih kucing dalam karung. Kalau kami sendiri yang memilih, sudah pasti profesional. Kami berharap mendapat di atas 20 persen.
Bagaimana dengan survei internal?
Survei internal kan rahasia. Tetapi dari semua survei yang dirilis dan rekap, Gerindra berada di atas 20 persen. Jadi memang antara nomor 1, 2, 3 (peringkat suara parpol) tapi jaraknya sangat dekat. Tetapi kalau lihat survei yang lain monggo.
Siapakah target pemilih Gerindra?
Jumlah pemilih pemula sangat besar. Apalagi banyak sekali pemilih pemula yang golput.
Jika pemilih pemula tidak dirangkul, akan berbahaya. Mereka tidak sadar bahwa dengan
tidak mencoblos atau memberikan hak suaranya akan menjadikan kemungkinan pemimpin yang jelek akan menang.
Selain pemilih pemula?
Perempuan. Sebab perempuan adalah mayoritas. Kalau sudah berjuang, perempuan luar biasa. Lelaki biasanya hanya dengar lalu tidur. Perempuan ini akan memberi tahu kepada anaknya, suaminya, mantunya. Ini jurkam yang sangat efektif. Kami punya sayap untuk perempuan dan pemuda.
Apa perbedaan pemilu sekarang dibanding sebelumnya?
Pada 2009 kami punya waktu satu tahun untuk menyiapkan pemilu. Sekarang punya waktu 6 tahun untuk menyiapkan. Kemudian dulu kita mencari caleg luar biasa susahnya karena partai baru. Siapa yang mau. Kalau dulu cari 7 (caleg) dapatnya dua. Semua orang masuk aja. Tidak ada saringan. Semua masuk di partai-partai lama. Kalau sekarang, misalnya kami mencari tujuh caleg di dapilDKI II, yang daftar 274 orang. Saya melakukan seleksi selama dua minggu.
Saat ini kami mempunyai gubernur, bupati, wali kota. Ini menunjukkan kemampuan kami. Di Jawa, Gerindra selalu memenangkan pemilukada. Seperti di Malang, Bandung, Serang, Bogor.
Dimanakah basis massa Gerindra?
Di Jawa, NTT, Sumsel, Papua Barat, Sulteng. Ini kuat. Di Kalimatan Timur, kami hanya
kalah dua kali (pada pemilukada). Di Jawa Tengah kami agak lemah karena PDIP yang
kuat.
Apakah sudah menyiapkan cawapres untuk Prabowo?
Kembali saya sampaikan. Tidak pas (membicarakan) cawapres sekarang. Kalau
misalnya Gerindra memperoleh 19,99 persen suara pileg. Berarti kan (wakilnya) hangus. Berarti kami harus membuat pasangan baru. Menurut Gerindra sangat riskan.
Siapakah parpol yang paling cocok diajak koalisi?
Yang memiliki visi misi sama. Punya basic kebangsaan, nasionalis dan ekonomi kerakyatan. Itu dasar-dasar supaya kerja sama lebih sempurna. Walaupun kita ini berpegang bahwa Gerindra menang untuk seluruhnya. Yang jelas jika kami diberi
mandat, kami akan membawa Indonesia keluar dari keterpurukan.
Peluang prabowo berdasarkan survei secara umum?
Saya juga survei. Kan ada presiden survei dan presiden hasil pilihan rakyat... hahaha. Dahulu ada gubernur hasil survei dan gubernur hasil pilihan. Survei itu kan tergantung siapa yang survei.Saya sendiri juga survei selama dua tahun. Saya keliling, saya tanya tanya tukang ojek dan sopir taksi. Saya belum pernah menjumpai orang di level itu yang milih selain Pak Prabowo. Hampir semuanya Pak Prabowo. Sebab calon presiden itu tidak hanya suka ketemu atau dikabarkan disukai. Tapi apakah dia tahu akan diapakan negara ini dalam lima tahun ke depan.
Pak Prabowo selama ini terus berargumentasi, seperti akan menjadikan negeri ini mandiri pangan, memiliki angkutan massal modern. Pak Prabowo sudah berargumentasi terus menerus.
Apakah akan menagih janji PDIP untuk mendukung Prabowo?
Kami ada dokumennya (perjanjian PDIP-Gerindra pada 2009 lalu). Tapi saya tidak pegang. Terserahlah. Ini kan janji, ingkar janji, ya terserah juga. Kalau kami memperoleh 30 persen (suara), tidak masalah ingkar janji. Tapi kalau 19,99 persen mungkin kami akan bertanya. Ini kan tergantung pileg apakah kita persoalkan atau tidak.
Seandainya tidak memperoleh 20 persen suara?
Kami harus menunggu pileg. Setelah pileg, kami tahu posisi partai lain. Hasil
perolehan partai lain juga harus menjadi pertimbangan. Kami akan berkoalisi dengan
siapa. Pada prinsipnya kami ingin punya perlemen atau koalisi yang kuat. Kalau tidak nanti tidak akan terganjal dalam proses legislasi dan bujeting. Dengan begitu program-
program Gerindra akan lebih leluasa secara eksekusi dan tidak lemah.
(dam)