Sentimen masa lalu, hambat koalisi PDIP & Golkar
A
A
A
Sindonews.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis survei, Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menduduki peringkat teratas dalam elektabilitas.
Hasil survei ini membuat kedua partai besar ini disarankan berkoalisi untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
"Itu (koalisi) wajar saja ada keinginan tersebut, memang yang paling mungkin dalam konteks koalisi," kata pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, saat dihubungi Sindonews, Senin 3 Januari 2014, malam.
"Tapi tidak mudah juga membangun koalisi keduanya, sentimen masa lalu, ada gaya yang berbeda antar dua partai itu (PDIP dan Golkar), tidak mudah untuk koalisi," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan telah lama partainya ingin berkoalisi dengan PDIP seperti yang disarankan LSI.
"Partai sangat sependapat dengan saran LSI itu. Bahkan sejatinya sudah sejak lama Partai Golkar menginginkan menjalin koalisi yang kuat dan permanen dengan PDIP," kata Hajriyanto saat dihubungi wartawan, Senin (3/2/2014).
"Bagi Partai Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, melainkan juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis," sambungnya.
Menurut dia, koalisi Partai Golkar dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis. Koalisi keduanya juga diyakini akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan.
"PDIP simbol demokrasi, Partai Golkar simbol pembangunan. Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme. Partai Golkar memang harus berkoalisi dengan PDIP untuk kemajuan dan kejayaan Indonesia," terangnya.
Hasil survei ini membuat kedua partai besar ini disarankan berkoalisi untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
"Itu (koalisi) wajar saja ada keinginan tersebut, memang yang paling mungkin dalam konteks koalisi," kata pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, saat dihubungi Sindonews, Senin 3 Januari 2014, malam.
"Tapi tidak mudah juga membangun koalisi keduanya, sentimen masa lalu, ada gaya yang berbeda antar dua partai itu (PDIP dan Golkar), tidak mudah untuk koalisi," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan telah lama partainya ingin berkoalisi dengan PDIP seperti yang disarankan LSI.
"Partai sangat sependapat dengan saran LSI itu. Bahkan sejatinya sudah sejak lama Partai Golkar menginginkan menjalin koalisi yang kuat dan permanen dengan PDIP," kata Hajriyanto saat dihubungi wartawan, Senin (3/2/2014).
"Bagi Partai Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, melainkan juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis," sambungnya.
Menurut dia, koalisi Partai Golkar dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis. Koalisi keduanya juga diyakini akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan.
"PDIP simbol demokrasi, Partai Golkar simbol pembangunan. Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme. Partai Golkar memang harus berkoalisi dengan PDIP untuk kemajuan dan kejayaan Indonesia," terangnya.
(maf)