PDIP: Momentum deklarasi capres bagian strategi

Sabtu, 01 Februari 2014 - 01:21 WIB
PDIP: Momentum deklarasi capres bagian strategi
PDIP: Momentum deklarasi capres bagian strategi
A A A
Sindonews.com - Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo menegaskan pihaknya sebagai parpol peserta pemilu selalu mencermati berbagai hasil survei independen yang masih menempatkan dua kader PDIP yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang selalu masuk lima besar capres.

PDIP, kata dia, menganggap itu sebagai aspirasi masyarakat yang perlu dicermati dan menjadi bagian dari strategi untuk melihat momentum tepat kapan melakukan deklarasi.

“PDIP mencermati setiap gelagat dinamika politik nasional terkait persiapan Pilpres 2014. Sebagai parpol PDIP tentu mempunyai aturan mekanismenya di dalam menetapkan kapan partai akan deklarasi capresnya. Demikian juga untuk ambil keputusan menentukan siapa capres-cawapres, yang sudah diputuskan bahwa partai menyerahkan mandatnya kepada Ibu Ketua Umum ,” ungkap Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Jumat (31/1/2014).

PDIP, kata dia, juga mencermati momentum dan waktu yang tepat untuk kapan deklarasinya. Tjahjo mengatakan, PDIP tidak mempersoalkan partai-partai yang sedang konvensi, sudah deklarasi, maupun yang mewacanakan capres.

Menurut Tjahjo, hasil survei bukan menjadi satu-satunya alat pengambilan keputusan politik partai. Ada aspek lain yang tentunya menjadi pertimbangan politik PDIP dan ini menjadi bagian dari strategi partai.

“Ya perlu kesabaran revolusioner khususnya jajaran PDIP. Konsentrasi PDIP pada Pileg 2014 untuk mencapai suara maksimal dimana seluruh struktur partai, caleg partai bersama elemen masyarakat lainnya yang ingin perubahan dapat maksimal menggerakkan seluruh masyarakat yang mempunyai hak pilihnya,” jelasnya.

Dia menambahkan, target partai harus di atas 20 persen agar mampu mendukung pemerintahan yang kuat ke depan.

Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, kualitas kenegarawanan Mega sudah sangat matang sebagai politisi sehingga dalam memutuskan hal strategis seperti capres pasti dengan pertimbangan jernih dan melihat bagaimana Indonesia ke depan.

Survei-survei terkait elektabilitas capres, kata dia, betapapun itu menjadi masukan tetapi tidak menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan siapa capres yang akan diusung PDIP dalam Pilpres 2014.

"Mbak Mega tidak bisa dipaksa-paksa, tidak bisa ditekan oleh hasil survei. Beliau tetap akan rasional objektif soal capres, siapapun nanti yang diputuskan," kata Maruarar Sirait.

Maruarar mengungkapkan, kader dan pengurus partai menyadari betul bagaimana hasil dari kualitas keputusan Mega dalam menentukan kandidat di ajang kompetisi demokrasi. Jika ajuannya survei yang menjadi pertimbangan utama, maka tidak akan lahir pemimpin-pemimpin dari kader PDIP seperti Joko Widodo (Jokowi), Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini.

Mereka adalah bukti kecil dari kejelian Mega dalam melakukan kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan di PDIP meskipun saat awal diputuskan sebagai kandidat elektabilitasnya dalam survei rendah.

"Beliau itu pemimpin yang konsisten dalam menjalankan ideologi partai, sehingga dalam keputusannya sehingga dalam keputusan pasti menjadikan historis, loyalitas, dan track record kader sebagai pertimbangan," ujarnya.

Jadi, lanjut dia, betapapun survei yang belakangan ini menempatkan Jokowi di posisi teratas, namun jika Mega dalam pertimbangannya kemudian memutuskan tidak mencalonkannya, maka Jokowi tidak akan maju. Dia juga meyakini jika itu memang yang diputuskan Mega maka Jokowi tak akan menerima meskipun digoda oleh partai lain.

Menurut Maruarar, Jokowi sudah menunjukkan sebagai kader yang looyalitasnya tinggi. Hal itu bisa dilihat dari jawaban Jokowi atas godaan dari partai lain, termasuk dalam menyikapi tawaran ikut konvensi.

"Beliau selalu mengatakan sebagai kader PDIP. Jadi clear bahwa Jokowi adalah kader yang loyal dan jauh dari karakter politisi yang pragmatis. Jokowi tak akan maju tanpa restu Megawati," jelasnya.

Lebih lanjut, Maruarar mengatakan bahwa soal penentuan capres, kongres partai dan diperkuat rakernas sudah memberikan mandat kepada Mega untuk memutuskannya. Kader bisa saja memberikan masukan, tetapi tidak bisa memaksa-maksa kapan dan siapa capres PDIP akan ditetapkan.

Sebab, PDIP sudah punya pengalaman dalam hal penetapan capres yang itu semua menjadi bagian dari strategi untuk memilih momentum tepat dengan berbagai pertimbangan matangnya demi kepemimpinan Indonesia ke depan.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7633 seconds (0.1#10.140)