Kembangkan daerah perbatasan perlu kemauan pemerintah
A
A
A
Sindonews.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, TNI memiliki tanggung jawab sosial untuk mengelola kawasan perbatasan dengan pembangunan ekonomi menjadi tumpuan.
Menurutnya, hal itu menimbulkan efek domino di bidang sosial, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Melihat kondisi perbatasan, lanjutnya, TNI berkewajiban untuk mengobarkan semangat merah putih.
"Merah putih berkibar jaya. Jika tak kelola dengan baik, bisa jadi merah putih turun tiang," kata Moeldoko di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (15/1/2013).
Ia mencontohkan, wilayah Amerika dan Meksiko menghadapi masalah perbatasan, dengan melibatkan banyak pihak, terdiri dari pengusaha kelas besar, keterlibatan tokoh masyarakat, keterlibatan pemangku jabatan, dan tentu masyarakat perlu dilibatkan.
Untuk Indonesia dengan Malaysia, Moeldoko menilai, agar dalam waktu yang tak terlalu lama, transmigran asal Indonesia harus ditarik dari Malaysia, maka Indonesia akan bangkit kembali.
"Ini sebuah proses politik di mana kita harus berikan pembelajaran kepada masyarakat perbatasan adalah kemauan bersama, sebuah kesadaran, sebagai garda terdepan dan masa depan Indonesia, kami TNI sosialisasi terus menerus, membangun kelompok kerja di berbagai perguruan tinggi," paparnya.
Basis ekonomi di wilayah perbatasan, kata Moeldoko, harus menjadi kawasan yang terintegrasi. Yakni dengan terbangunnya pusat pertumbuhan baru, agar tumbuhnya sebuah kota administratif baru.
"Kawasan perbatasan harus bangun konektifitas. Mengembangkan transaksi antar dua negara, karena belum ada infrastruktur yang memadai sekarang ini," tutupnya.
Panglima TNI raih gelar doktor di UI
Menurutnya, hal itu menimbulkan efek domino di bidang sosial, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Melihat kondisi perbatasan, lanjutnya, TNI berkewajiban untuk mengobarkan semangat merah putih.
"Merah putih berkibar jaya. Jika tak kelola dengan baik, bisa jadi merah putih turun tiang," kata Moeldoko di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (15/1/2013).
Ia mencontohkan, wilayah Amerika dan Meksiko menghadapi masalah perbatasan, dengan melibatkan banyak pihak, terdiri dari pengusaha kelas besar, keterlibatan tokoh masyarakat, keterlibatan pemangku jabatan, dan tentu masyarakat perlu dilibatkan.
Untuk Indonesia dengan Malaysia, Moeldoko menilai, agar dalam waktu yang tak terlalu lama, transmigran asal Indonesia harus ditarik dari Malaysia, maka Indonesia akan bangkit kembali.
"Ini sebuah proses politik di mana kita harus berikan pembelajaran kepada masyarakat perbatasan adalah kemauan bersama, sebuah kesadaran, sebagai garda terdepan dan masa depan Indonesia, kami TNI sosialisasi terus menerus, membangun kelompok kerja di berbagai perguruan tinggi," paparnya.
Basis ekonomi di wilayah perbatasan, kata Moeldoko, harus menjadi kawasan yang terintegrasi. Yakni dengan terbangunnya pusat pertumbuhan baru, agar tumbuhnya sebuah kota administratif baru.
"Kawasan perbatasan harus bangun konektifitas. Mengembangkan transaksi antar dua negara, karena belum ada infrastruktur yang memadai sekarang ini," tutupnya.
Panglima TNI raih gelar doktor di UI
(maf)