Apatisme politik melonjak di Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Guru Besar Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Warsito Utomo mengungkapkan, keikutsertaan masyarakat dalam pesta demokrasi 2014 mendatang, diperkirakan masih saja rendah, yakni di bawah 80 persen.
Bahkan bila dianalisa dari dasar lokasi daerah, pemilih pada pemilihan umum (pemilu) mendatang, hanya mencapai 60-70 persen.
"Kemungkinan terjadi apatisme politik di dalam masyarakat masih ada. Dan politik uang pun masih saja akan terjadi bila para tokoh politik masih memainkan uang bukan idenya," kata Warsito di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta, Kamis (28/11/2013).
"Padahal selama kehidupan perekonomian masyarakat masih lemah dan di bawah kemiskinan, pengaruh permainan politik uang masih jadi alat untuk mempengaruhi penyelenggaraan pemilu," imbuhnya.
Menurut Warsito, saat ini perlu dipikirkan isu strategis yang bisa dikembangkan di luar perencanaan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penghidupan masyarakat.
"Selain itu, dibutuhkan law enforcement yang kuat dan tidak pandang bulu, jika ditemukan permainan penggunaan uang atau materi dalam pelaksanaan pemilu," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor UKDW Djohan mengungkapkan, Perguruan Tinggi (PT) bukanlah lahan politik praktis. PT harus mampu berperan sebagai institusi yang mendekatkan perjumpaan mahasiswa dengan politik, melalui kegiatan kepemimpinan dan pengabdian kepada masyarakat.
"Integrasi antara konsep dan praktik kepemimpinan yang dipelajari mahasiswa akan digunakan sebagai dasar dan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengembangkan peran dan partisipasinya dalam berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan politik," pungkasnya.
Bahkan bila dianalisa dari dasar lokasi daerah, pemilih pada pemilihan umum (pemilu) mendatang, hanya mencapai 60-70 persen.
"Kemungkinan terjadi apatisme politik di dalam masyarakat masih ada. Dan politik uang pun masih saja akan terjadi bila para tokoh politik masih memainkan uang bukan idenya," kata Warsito di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta, Kamis (28/11/2013).
"Padahal selama kehidupan perekonomian masyarakat masih lemah dan di bawah kemiskinan, pengaruh permainan politik uang masih jadi alat untuk mempengaruhi penyelenggaraan pemilu," imbuhnya.
Menurut Warsito, saat ini perlu dipikirkan isu strategis yang bisa dikembangkan di luar perencanaan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penghidupan masyarakat.
"Selain itu, dibutuhkan law enforcement yang kuat dan tidak pandang bulu, jika ditemukan permainan penggunaan uang atau materi dalam pelaksanaan pemilu," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor UKDW Djohan mengungkapkan, Perguruan Tinggi (PT) bukanlah lahan politik praktis. PT harus mampu berperan sebagai institusi yang mendekatkan perjumpaan mahasiswa dengan politik, melalui kegiatan kepemimpinan dan pengabdian kepada masyarakat.
"Integrasi antara konsep dan praktik kepemimpinan yang dipelajari mahasiswa akan digunakan sebagai dasar dan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengembangkan peran dan partisipasinya dalam berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan politik," pungkasnya.
(maf)