Lawan penyadapan, Indonesia harus punya inovasi

Jum'at, 22 November 2013 - 21:59 WIB
Lawan penyadapan, Indonesia...
Lawan penyadapan, Indonesia harus punya inovasi
A A A
Sindonews.com - Kasus penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan beberapa pejabat lainnya di tahun 2009, yang baru-baru ini dikabarkan sejumlah media asing, terus menjadi perbincangan.

Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Pratikno mengatakan, Presiden SBY dan Pemerintah Indonesia, harus mampu memanfaatkan kekuatan sumber daya alam (SDA) dan besarnya pasar Indonesia.

Dalam hubungan Indonesia-Australia, Indonesia memang memiliki kepentingan terhadap Australia, tapi Australia sebenarnya menjadi pihak yang memiliki ketergantungan besar pada Indonesia.

"Saat ini, Presiden SBY harus melakukan sesuatu, apapun itu asalkan di luar dugaan Perdana Menteri Australia. Dan dengan persaingan yang semakin luas, semangat nasionalisme kita juga harus makin ditinggikan," kata Pratikno di UGM, Yogyakarta, Jumat (22/11/2013).

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR RI meyakini, kegiatan sadap menyadap yang dilakukan oleh setiap negara asing di Indonesia bukanlah hal baru. Namun sudah dilakukan sejak lama.

Penyadapan tersebut diyakini sebagai langkah, untuk pengawasan global yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), terhadap seluruh negara di dunia.

"Autralia tidak bekerja sendiri, tapi bekerja dalam kesatuan 'The Five Eyes', dimana ada lima negara di belakangnya yakni UK, USA, Newzeland dan Canada termasuk Australia. Data yang didapat disebar ke The Five Eyes itu," kata Mahfudz Siddiq, dalam diskusi dengan tema penyadapan dan diplomasi kita, di Markas PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Berita terkait:
Indosat & Telkomsel klaim tak terlibat penyadapan Australia
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)