TNI AD lakukan antisipasi penyadapan asing
A
A
A
Sindonews.com - TNI Angkatan Darat (AD) mengklaim tengah mempersiapkan diri agar terhindar dari penyadapan seperti yang telah dilakukan negara Australia dan Amerika Serikat. Sikap TNI AD tersebut ditegaskan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman.
Menurutnya sikap TNI AD harus mempersiapkan diri dan melengkapi diri agar kepala negara, ibu negara, dan segala unsur pemerintahan RI tak bisa disadap. Justru TNI AD, kata dia, bisa mengetahui apa yang mereka lakukan.
"Kita sudah lakukan itu. Untuk menghindari itu ke depan, saat ini kita sudah melakukan riset dengan Universitas Suriah, baru saja tadi saya tanda tangani, ada 12 macam riset kita gunakan untuk kepentingan taktis, strategis dan operasional," katanya saat memberi pengarahan kepada ratusan pasukan perdamaian yang akan berangkat ke Lebanon di Kostrad Cilodong, Depok, Selasa (19/11/2013).
Budiman menambahkan 12 riset tersebut tak hanya sekadar riset, tetapi langsung melatih prajurit Indonesia. Ia mengklaim terkait penyadapan oleh negara Australia, tak ada pengamanan atau penambahan personel secara khusus.
"Penambahan pengamanan itu tak usah terlalu dibesar-besarkan, yang penting kita lakukan adalah lakukan pengamanan untuk tak dapat disadap. Kedua, kita tahu cara-cara pekerja yang melakukan itu, sehingga kita tahu mengatasinya," tegasnya.
Selanjutnya, kata Budiman, TNI AD mempersiapkan diri tingkatkan pengetahuan agar makin mandiri. Jika begitu, lanjutnya, maka pihak lain tak akan memandang sebelah mata.
"Kami TNI AD sedang persiapkan diri, mendalami teknologi, karena itu Lembaga Pengkajian Teknologi TNI AD di Malang, kita tingkatkan menjadi sekolah tinggi TNI AD, dengan materi kedepan seperti teknik informasi, nano teknologi, kimia, lalu elektronik, mesin, konstruksi, IT, dan beberapa hal yang terkait, dan kemampuan kita pada satelit, sebetulnya negara kita awal-awal sudah mulai kuat, sehingga bagaimana kita tingkatkan lagi," tutupnya.
Manuver Menko Polhukam soal penyadapan
Menurutnya sikap TNI AD harus mempersiapkan diri dan melengkapi diri agar kepala negara, ibu negara, dan segala unsur pemerintahan RI tak bisa disadap. Justru TNI AD, kata dia, bisa mengetahui apa yang mereka lakukan.
"Kita sudah lakukan itu. Untuk menghindari itu ke depan, saat ini kita sudah melakukan riset dengan Universitas Suriah, baru saja tadi saya tanda tangani, ada 12 macam riset kita gunakan untuk kepentingan taktis, strategis dan operasional," katanya saat memberi pengarahan kepada ratusan pasukan perdamaian yang akan berangkat ke Lebanon di Kostrad Cilodong, Depok, Selasa (19/11/2013).
Budiman menambahkan 12 riset tersebut tak hanya sekadar riset, tetapi langsung melatih prajurit Indonesia. Ia mengklaim terkait penyadapan oleh negara Australia, tak ada pengamanan atau penambahan personel secara khusus.
"Penambahan pengamanan itu tak usah terlalu dibesar-besarkan, yang penting kita lakukan adalah lakukan pengamanan untuk tak dapat disadap. Kedua, kita tahu cara-cara pekerja yang melakukan itu, sehingga kita tahu mengatasinya," tegasnya.
Selanjutnya, kata Budiman, TNI AD mempersiapkan diri tingkatkan pengetahuan agar makin mandiri. Jika begitu, lanjutnya, maka pihak lain tak akan memandang sebelah mata.
"Kami TNI AD sedang persiapkan diri, mendalami teknologi, karena itu Lembaga Pengkajian Teknologi TNI AD di Malang, kita tingkatkan menjadi sekolah tinggi TNI AD, dengan materi kedepan seperti teknik informasi, nano teknologi, kimia, lalu elektronik, mesin, konstruksi, IT, dan beberapa hal yang terkait, dan kemampuan kita pada satelit, sebetulnya negara kita awal-awal sudah mulai kuat, sehingga bagaimana kita tingkatkan lagi," tutupnya.
Manuver Menko Polhukam soal penyadapan
(lal)