Fasilitas mobil mewah, Bawaslu dinilai tak peka
A
A
A
Sindonews.com - Penambahan fasilitas mobil dinas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mungkin dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, dalam sistem pengawasan pemilihan umum (pemilu).
Namun permintaan penambahan fasilitas mobil tersebut, dinilai tak relevan untuk konteks saat ini.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow mengatakan, harusnya Bawaslu bisa membatasi diri untuk tidak hidup seperti pejabat negara lain, yang memboroskan keuangan negara.
Sebab, kata dia, kredibilitas Bawaslu sekarang dipertaruhkan, lantaran sistem pengawasan dalam pemilu terbilang gagal. Jerry menegaskan, Bawaslu harus bersikap lebih sosial dengan kondisi masyarakat hari ini.
"Problem yang kita lihat sekarang, mereka (Bawaslu) ikut dalam arus yang kurang sensitif pada persoalan sosial," kata Jerry, di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2013).
Jerry berpendapat, Bawaslu selain sebagai pengawas pemilu yang juga dituntut memberi keadilan bagi masyarakat, dalam hal hak pilih dan dipilih. Menurutnya, Bawaslu seharusnya memiliki respon sensitif terkait kehidupan masyarakat sosial saat ini.
Ditegaskan Jerry, pembelian mobil dinas untuk operasional komisioner Bawaslu tak beralasan. Pasalnya, mobil lama masih bisa digunakan untuk aktifitas sehari di Jakarta. "Dulu kita maafkan karena mobilnya sudah 10 tahun. Kalau ini baru lima tahun sudah ganti, ini tidak peka pada isu sosial," ujarnya.
Sebelumnya, Bawaslu mengaku telah menerima fasilitas baru berupa empat buah mobil yang tergolong mewah. Empat buah mobil itu antara lain, satu mobil merk Toyota Camry dan tiga buah mobil merk Honda CRV, khusus untuk komisioner Bawaslu.
Berita terkait:
Fasilitas mobil dinas Bawaslu capai Rp1,6 M.
Namun permintaan penambahan fasilitas mobil tersebut, dinilai tak relevan untuk konteks saat ini.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow mengatakan, harusnya Bawaslu bisa membatasi diri untuk tidak hidup seperti pejabat negara lain, yang memboroskan keuangan negara.
Sebab, kata dia, kredibilitas Bawaslu sekarang dipertaruhkan, lantaran sistem pengawasan dalam pemilu terbilang gagal. Jerry menegaskan, Bawaslu harus bersikap lebih sosial dengan kondisi masyarakat hari ini.
"Problem yang kita lihat sekarang, mereka (Bawaslu) ikut dalam arus yang kurang sensitif pada persoalan sosial," kata Jerry, di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2013).
Jerry berpendapat, Bawaslu selain sebagai pengawas pemilu yang juga dituntut memberi keadilan bagi masyarakat, dalam hal hak pilih dan dipilih. Menurutnya, Bawaslu seharusnya memiliki respon sensitif terkait kehidupan masyarakat sosial saat ini.
Ditegaskan Jerry, pembelian mobil dinas untuk operasional komisioner Bawaslu tak beralasan. Pasalnya, mobil lama masih bisa digunakan untuk aktifitas sehari di Jakarta. "Dulu kita maafkan karena mobilnya sudah 10 tahun. Kalau ini baru lima tahun sudah ganti, ini tidak peka pada isu sosial," ujarnya.
Sebelumnya, Bawaslu mengaku telah menerima fasilitas baru berupa empat buah mobil yang tergolong mewah. Empat buah mobil itu antara lain, satu mobil merk Toyota Camry dan tiga buah mobil merk Honda CRV, khusus untuk komisioner Bawaslu.
Berita terkait:
Fasilitas mobil dinas Bawaslu capai Rp1,6 M.
(maf)