Jejak Ratu Atut diusut lewat sespri
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mengusut peran Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pemilukada Lebak, Banten, yang disidangkan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap dua sekretaris pribadi (sespri) Atut. Hari ini penyidik KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap dua sespri Atut, Linda dan Risa.
Juru Bicara KPK Johan Budi SP menyatakan, Linda dan Risa diperiksa sebagai saksi untuk tersangka TB Chaeri Wardana alias Wawan, adik kandung Ratu Atut. Menurutnya pemeriksaan keduanya dilakukan karena dianggap memiliki informasi yang ingin digali penyidik lebih mendalam terkait kasus yang menjerat Wawan. Tetapi kata dia, apakah konteksnya terkait dengan Atut atau tidak tentu yang mengetahui adalah penyidik. Yang jelas keduanya dipanggil karena dianggap mengetahui atau mendengar atau melihat terkait materi penyidikan.
"Keduanya hadir hari ini. Saya enggak tahu apakah Linda dan Risa ini tahu apa enggak soal pertemuan (Ratu Atut dan Wawan) untuk bahas itu (sengketa Pemilukada Lebak). Tentu ada materi yang ingin digali penyidik dari keduanya," ungkap Johan saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/10/2013) malam.
Dia menambahkan, sampai kemarin belum ada jadwal panggilan pemeriksaan Atut sebagai saksi untuk Wawan. Dia menuturkan, soal bagaimana cara kerja dua ajudan/sespri itu selama menjalankan tugas mendampingi Atut tentu merupakan hal terlalu detail. Menurutnya, untuk saat ini keterkaitan tugas keduanya jangan dulu dihubungkan terlalu jauh dengan Wawan.
"Karena informasi dari Linda dan Risa yang diperiksa penyidik itu tidak diinformasikan ke saya. Baiknya kita serahkan kepada penyidik untuk menanganinya," bebernya.
Dia memastikan, secara keseluruhan konteks kasus suap itu tentu selalu terdiri dari dua bagian, pemberi dan penerima. Dalam lingkup yang lebih luas pemberi dan penerima itu tidak berdiri sendiri. Selalu saja aktor-aktor lainnya. KPK, ujar Johan melakukan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk kepada Linda dan Risa untuk melihat apakah ada pemberi lain atau tidak dan apakah ada penerima lain atau tidak.
"Jadi pengembangannya ke arah dua itu. Saya tidak tahu apakah ada perintah Ratu Atut atau enggak kepada TCW. Itu materi yang terlalu dalam," tandasnya.
Kasus Pilkada Lebak, KPK cegah Ratu Atut
Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap dua sekretaris pribadi (sespri) Atut. Hari ini penyidik KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap dua sespri Atut, Linda dan Risa.
Juru Bicara KPK Johan Budi SP menyatakan, Linda dan Risa diperiksa sebagai saksi untuk tersangka TB Chaeri Wardana alias Wawan, adik kandung Ratu Atut. Menurutnya pemeriksaan keduanya dilakukan karena dianggap memiliki informasi yang ingin digali penyidik lebih mendalam terkait kasus yang menjerat Wawan. Tetapi kata dia, apakah konteksnya terkait dengan Atut atau tidak tentu yang mengetahui adalah penyidik. Yang jelas keduanya dipanggil karena dianggap mengetahui atau mendengar atau melihat terkait materi penyidikan.
"Keduanya hadir hari ini. Saya enggak tahu apakah Linda dan Risa ini tahu apa enggak soal pertemuan (Ratu Atut dan Wawan) untuk bahas itu (sengketa Pemilukada Lebak). Tentu ada materi yang ingin digali penyidik dari keduanya," ungkap Johan saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/10/2013) malam.
Dia menambahkan, sampai kemarin belum ada jadwal panggilan pemeriksaan Atut sebagai saksi untuk Wawan. Dia menuturkan, soal bagaimana cara kerja dua ajudan/sespri itu selama menjalankan tugas mendampingi Atut tentu merupakan hal terlalu detail. Menurutnya, untuk saat ini keterkaitan tugas keduanya jangan dulu dihubungkan terlalu jauh dengan Wawan.
"Karena informasi dari Linda dan Risa yang diperiksa penyidik itu tidak diinformasikan ke saya. Baiknya kita serahkan kepada penyidik untuk menanganinya," bebernya.
Dia memastikan, secara keseluruhan konteks kasus suap itu tentu selalu terdiri dari dua bagian, pemberi dan penerima. Dalam lingkup yang lebih luas pemberi dan penerima itu tidak berdiri sendiri. Selalu saja aktor-aktor lainnya. KPK, ujar Johan melakukan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk kepada Linda dan Risa untuk melihat apakah ada pemberi lain atau tidak dan apakah ada penerima lain atau tidak.
"Jadi pengembangannya ke arah dua itu. Saya tidak tahu apakah ada perintah Ratu Atut atau enggak kepada TCW. Itu materi yang terlalu dalam," tandasnya.
Kasus Pilkada Lebak, KPK cegah Ratu Atut
(lal)