RI protes keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS

Rabu, 30 Oktober 2013 - 17:22 WIB
RI protes keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS
RI protes keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS
A A A
Sindonews.com - Kabar yang menyebutkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat (AS) memiliki fasilitas penyadapan di seluruh kantor kedutaan besarnya di wilayah Asia Timur dan Tenggara, termasuk di Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, diprotes keras oleh Pemerintah Indonesia.

“Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta,” kata Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa, dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Rabu (30/10/2013).

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah berbicara dengan Kepala Perwakilan Kedutaan AS di Jakarta untuk menuntut penjelasan resmi Pemerintah AS atas pemberitaan dimaksud.

"Perlu ditegaskan bahwa jika terkonfirmasi, tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik dan tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antarnegara,” kata Marty.

Dugaan skandal operasi spionase Amerika Serikat, meluas hingga ke Asia, termasuk Indonesia. AS diduga melakukan penyadapan dengan menggunakan alat yang terpasang di Kedutaan Besar AS, di Jakarta.

Hal itu terungkap dari bocoran dokumen milik bekas kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Snowden. Mengutip laporan media Australia, <>smh.com.au, dari bocoran Snowden terungkap, fasilitas penyadapan AS sebanyak 90 titik yang tersebar di seluruh dunia.

Untuk wilayah, Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan AS diduga terpasang di Kedutaan Besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. Pada 13 Agustus 2010, sebuah peta tidak menunjukkan fasilitas penyadapan itu terpasang di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura, yang semuanya diketahui sebagai sekutu terdekat AS.

Peta titik-titik alat penyadapan NSA itu dipublikasikan majalah Jerman Der Spiegel, Selasa kemarin. Peta, yang awalnya dipublikasikan secara penuh di website Der Spiegel, kemudian diganti dengan versi yang disensor.

Dari situs itu tampak fasilitas penyadapan NSA ada di 90 lokasi di seluruh dunia. Termasuk 74 fasilitas berawak, 14 fasilitas dioperasikan dari jarak jauh dan dua dioperasikan dari pusat dukungan teknis.

Di Asia timur, upaya pengumpulan intelijen AS difokuskan pada China, dengan fasilitas yang terletak di Kedutaan Besar AS di Beijing dan konsulat AS di Shanghai dan Chengdu, Ibu Kota Provinsi Sichuan di Barat Daya China. Fasilitas lain pemantauan terletak di kantor diplomatik AS di Taipei.

Direktur Jenderal Organisasi Intelijen Keamanan Australia, David Irvine, dan Direktur dari Direktorat Sinyal Pertahanan Ian McKenzie, juga telah diberitahu Komite Intelijen Parlemen Federal Australia atas implikasi potensi kebocoran untuk operasi intelijen Australia.

”Pengungkapan operasi pengumpulan sangat sensitif dan metodologi akan merusak kemampuan intelijen Australia. Di sini juga ada risiko komplikasi serius dalam hubungan kita dengan tetangga kita,” kata pejabat itu.

Komisi I DPR dukung upaya Menlu soal mata-mata AS
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7700 seconds (0.1#10.140)