Menag targetkan petunjuk arah berbahasa Indonesia di tanah suci
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan tahun depan sudah dipasangkan petunjuk arah berbahasa Indonesia di Masjidil Haram. Hal ini sudah menjadi prioritas pemerintah dalam mendesak pemerintah Arab Saudi.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan, desakan ini sudah sekitar tiga tahun berturut-turut dilakukan kepada pemerintah Arab Saudi. Saat ini petunjuk arah hanya dapat ditemui Mesjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekah.
"Alhamdulilah di Madinah petunjuk arah bahasa Indonesia sudah ada tetapi masih kurang. Sedangkan di daerah lainya seperti Jamarot, Arafah, Mina belum ada petunjuk arah berbahasa Indonesia," tandasnya saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (5/10/2013).
Menurut SDA, petunjuk arah tersebut kebanyakan berbahasa melayu. Hal ini dikarenakan, Pemerintah Arab Saudi menganggap bahwa bahasa Melayu sama dengan bahasa Indonesia.
Untuk itu, pemerintah Indonesia memberikan pemahaman karena Indonesia sebagai negara penyumbang jemaah haji terbanyak 240 juta seharusnya mendapatkan perhatian salah satunya persediaan petunjuk arah berbahasa Indonesia.
"Tentu saja beda bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa Melayu hanya digunakan oleh 40 juta orang disana," kata SDA.
Selanjutnya, pemerintah menargetkan pada tahun depan jika tahun ini belum disediakan. Hal ini menjadi sangat penting karena kepentingan jamaah haji Indonesia.
"Selain melayu bahasa lainya seperti bahasa Inggris, Turki dan bahasa Urdu. Kita akan cerewetin terus karena jemaah kita yang terbesar alangkah baiknya bahasa Indonesia ada," paparnya.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan, desakan ini sudah sekitar tiga tahun berturut-turut dilakukan kepada pemerintah Arab Saudi. Saat ini petunjuk arah hanya dapat ditemui Mesjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekah.
"Alhamdulilah di Madinah petunjuk arah bahasa Indonesia sudah ada tetapi masih kurang. Sedangkan di daerah lainya seperti Jamarot, Arafah, Mina belum ada petunjuk arah berbahasa Indonesia," tandasnya saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (5/10/2013).
Menurut SDA, petunjuk arah tersebut kebanyakan berbahasa melayu. Hal ini dikarenakan, Pemerintah Arab Saudi menganggap bahwa bahasa Melayu sama dengan bahasa Indonesia.
Untuk itu, pemerintah Indonesia memberikan pemahaman karena Indonesia sebagai negara penyumbang jemaah haji terbanyak 240 juta seharusnya mendapatkan perhatian salah satunya persediaan petunjuk arah berbahasa Indonesia.
"Tentu saja beda bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa Melayu hanya digunakan oleh 40 juta orang disana," kata SDA.
Selanjutnya, pemerintah menargetkan pada tahun depan jika tahun ini belum disediakan. Hal ini menjadi sangat penting karena kepentingan jamaah haji Indonesia.
"Selain melayu bahasa lainya seperti bahasa Inggris, Turki dan bahasa Urdu. Kita akan cerewetin terus karena jemaah kita yang terbesar alangkah baiknya bahasa Indonesia ada," paparnya.
(kri)