Jadi caleg, warga Priok luncurkan buku biografi
A
A
A
Sindonews.com - Salah seorang warga Tanjung Priok, yang merupakan calon anggota legislatif (Caleg) dari Partai NasDem Ahmad Sahroni meluncurkan buku biografinya.
Buku yang berkisah tentang perjalanan hidupnya, mulai dari titik nol hingga menjadi seorang pengusaha sukses ini ditulis oleh Fenty Effendy, yang pernah juga menulis buku biografi jurnalis senior Karni Ilyas dan Walikota Bogor Bima Arya.
Di buku tersebut, Ahmad Sahroni menceritakan pengalaman masa kecilnya yang tinggal bersama keluarganya, yang menjual Nasi Padang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia pun pernah merasakan kerasnya hidup di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Mulai dari menjadi tukang semir sepatu, ojek payung, sopir pribadi, bahkan tukang angkat selang pengisi bahan bakar kapal tongkang yang beratnya mencapai 75 kilogram. Semua pekerjaan itu pernah dilakoninya.
"Buku ini dibuat memang buat pedoman, karena selama ini belum ada orang Priok berani membuat buku tentang Priok yang sebenarnya," ujar Ahmad Sahroni dalam siaran persnya, Rabu (2/10/2013).
Di dalam buku itu pun, dia mengaku ingin membuktikan kepada masyarakat luas bahwa warga Tanjung Priok pun punya potensi untuk memajukan bangsa ini.
"Saya ingin membuktikan, bahwa orang Priok itu ada potensi besar, bukan potensi kecil, di masa yang akan datang, supaya Jakarta Utara bisa setara dengan wilayah-wilayah yang lain, terutama wilayah Jakarta Selatan," tuturnya.
Saat ini, Ahmad Sahroni menjabat sebagai Direktur Utama PT Ruwanda Satya Abadi. Dia bahkan dipercaya memegang kursi President Ferrari Owner Club Indonesia (FOCI). Dalam Pemilu Legislatif 2014, dia menjadi Caleg Partai NasDem dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III nomor urut 1.
"Saya akan kembali ke titik nol dalam tingkat pencalonan saya. Mengabdi pada masyarakat Jakarta Utara, sebab saya cinta Priok, saya lahir dan besar di Priok. Dan mudah-mudahan bisa mencapai tingkat nilai yang teratas," tuturnya.
Sementara itu, penulis buku biografi Ahmad Sahroni, Fenty Effendy mengatakan bahwa saat menulis dirinya mendapat banyak pertanyaan dari sejumlah pihak, lantaran figur yang akan dia bukukan belum begitu terkenal.
"Saya balik bertanya, kenapa tidak. Apa orang harus terkenal dulu untuk dibukukan. Banyak orang terkenal, tapi tak jadi panutan. Karenanya saya menulis buku ini. Justru karena tidak terkenal itu dia harus dibukukan, karena menginsiprasi," ujar Fenty.
Klik di sini untuk berita lainnya.
Buku yang berkisah tentang perjalanan hidupnya, mulai dari titik nol hingga menjadi seorang pengusaha sukses ini ditulis oleh Fenty Effendy, yang pernah juga menulis buku biografi jurnalis senior Karni Ilyas dan Walikota Bogor Bima Arya.
Di buku tersebut, Ahmad Sahroni menceritakan pengalaman masa kecilnya yang tinggal bersama keluarganya, yang menjual Nasi Padang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia pun pernah merasakan kerasnya hidup di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Mulai dari menjadi tukang semir sepatu, ojek payung, sopir pribadi, bahkan tukang angkat selang pengisi bahan bakar kapal tongkang yang beratnya mencapai 75 kilogram. Semua pekerjaan itu pernah dilakoninya.
"Buku ini dibuat memang buat pedoman, karena selama ini belum ada orang Priok berani membuat buku tentang Priok yang sebenarnya," ujar Ahmad Sahroni dalam siaran persnya, Rabu (2/10/2013).
Di dalam buku itu pun, dia mengaku ingin membuktikan kepada masyarakat luas bahwa warga Tanjung Priok pun punya potensi untuk memajukan bangsa ini.
"Saya ingin membuktikan, bahwa orang Priok itu ada potensi besar, bukan potensi kecil, di masa yang akan datang, supaya Jakarta Utara bisa setara dengan wilayah-wilayah yang lain, terutama wilayah Jakarta Selatan," tuturnya.
Saat ini, Ahmad Sahroni menjabat sebagai Direktur Utama PT Ruwanda Satya Abadi. Dia bahkan dipercaya memegang kursi President Ferrari Owner Club Indonesia (FOCI). Dalam Pemilu Legislatif 2014, dia menjadi Caleg Partai NasDem dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III nomor urut 1.
"Saya akan kembali ke titik nol dalam tingkat pencalonan saya. Mengabdi pada masyarakat Jakarta Utara, sebab saya cinta Priok, saya lahir dan besar di Priok. Dan mudah-mudahan bisa mencapai tingkat nilai yang teratas," tuturnya.
Sementara itu, penulis buku biografi Ahmad Sahroni, Fenty Effendy mengatakan bahwa saat menulis dirinya mendapat banyak pertanyaan dari sejumlah pihak, lantaran figur yang akan dia bukukan belum begitu terkenal.
"Saya balik bertanya, kenapa tidak. Apa orang harus terkenal dulu untuk dibukukan. Banyak orang terkenal, tapi tak jadi panutan. Karenanya saya menulis buku ini. Justru karena tidak terkenal itu dia harus dibukukan, karena menginsiprasi," ujar Fenty.
Klik di sini untuk berita lainnya.
(stb)