Bahasa Inggris penting untuk hadapi ASEAN Community
A
A
A
Sindonews.com - Negara The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) harus siap menghadapi ASEAN Community 2015. Kesiapan tersebut harus ditunjukan oleh generasi muda agar tidak tertinggal dalam berkompetisi.
Salah satu cara agar bisa bersaing yakni, tentu menguasai kemampuan berbahasa asing, seperti bahasa Inggris. Kursus bahasa Inggris saat ini diyakini sebagai industri yang bisa berkembang pesat.
Wall Street Institute yang kini telah berganti nama baru menjadi Wall Street English mengklaim, menciptakan logo berupa pintu yang terbuka menuju masa depan yang cerah di era globalisasi. Hal itu untuk membantu generasi muda bisa berbicara dan memahami Bahasa Inggris.
Wall Street English menilai bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang digunakan sebagai bahasa bisnis internasional, wisatawan dunia, dan diplomasi. Diperkirakan lebih dari dua miliar orang di dunia belajar bahasa Inggris untuk mengubah masa depan.
"Wall Street English telah menjadi mitra belajar bahasa Inggris bagi 190 ribu siswa dan lebih dari dua juta alumni di seluruh dunia. Identitas baru kami dengan logo pintu yang terbuka mengartikan bahwa masa depan mereka terbuka ketika belajar bahasa Inggris," ujar Chief Operating Officer Wall Street English James McGowan, Selasa (10/9/2013).
Presiden Direktur Wall Street English Indonesia Angsuman Rakshit mengakui bahwa kursus bahasa Inggris kini bukan hanya sekedar menjadi kebutuhan, tetapi sudah menjadi industri di Indonesia. Bahasa Inggris, lanjutnya menjadi sebuah jembatan yang paling penting untuk dipahami menghadapi Asean Community.
"Kini semua bangsa telah berubah menjadi digital, perubahan yang terjadi harus mulai dari dalam. Industri pemberian pelayanan bahasa Inggris. Betul kita akan menghadapi ASEAN Community, Filiphina, Thailand, Malaysia, bahkan Indonesia," ungkapnya.
"Banyak negara menggunakan bahasa Inggris, kita harus pandai berbahasa Inggris. Bukan hanya sekadar mengerti grammar dan struktur, tetapi harus terus memperbaiki kemampuan kita," tutupnya.
Salah satu cara agar bisa bersaing yakni, tentu menguasai kemampuan berbahasa asing, seperti bahasa Inggris. Kursus bahasa Inggris saat ini diyakini sebagai industri yang bisa berkembang pesat.
Wall Street Institute yang kini telah berganti nama baru menjadi Wall Street English mengklaim, menciptakan logo berupa pintu yang terbuka menuju masa depan yang cerah di era globalisasi. Hal itu untuk membantu generasi muda bisa berbicara dan memahami Bahasa Inggris.
Wall Street English menilai bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang digunakan sebagai bahasa bisnis internasional, wisatawan dunia, dan diplomasi. Diperkirakan lebih dari dua miliar orang di dunia belajar bahasa Inggris untuk mengubah masa depan.
"Wall Street English telah menjadi mitra belajar bahasa Inggris bagi 190 ribu siswa dan lebih dari dua juta alumni di seluruh dunia. Identitas baru kami dengan logo pintu yang terbuka mengartikan bahwa masa depan mereka terbuka ketika belajar bahasa Inggris," ujar Chief Operating Officer Wall Street English James McGowan, Selasa (10/9/2013).
Presiden Direktur Wall Street English Indonesia Angsuman Rakshit mengakui bahwa kursus bahasa Inggris kini bukan hanya sekedar menjadi kebutuhan, tetapi sudah menjadi industri di Indonesia. Bahasa Inggris, lanjutnya menjadi sebuah jembatan yang paling penting untuk dipahami menghadapi Asean Community.
"Kini semua bangsa telah berubah menjadi digital, perubahan yang terjadi harus mulai dari dalam. Industri pemberian pelayanan bahasa Inggris. Betul kita akan menghadapi ASEAN Community, Filiphina, Thailand, Malaysia, bahkan Indonesia," ungkapnya.
"Banyak negara menggunakan bahasa Inggris, kita harus pandai berbahasa Inggris. Bukan hanya sekadar mengerti grammar dan struktur, tetapi harus terus memperbaiki kemampuan kita," tutupnya.
(maf)