SBY surati DK PBB terkait konflik Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah mengirim surat kepada Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dan pemimpin dunia lainnya, tentang penjelasan sikap Indonesia untuk solusi konflik di Suriah.
"Saya terus mengikuti perkembangan penyelesaian konflik di Suriah. Posisi kita segaris dan saya sudah sampaikan ke Sekjen PBB, surat sudah dilayangkan Dewan Keamanan PBB, saya kirim surat ke Presiden Suriah Bashar Al-Assad, pemimpin negara-negara Asean, Amerika Latin," ujar SBY saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2013).
Dalam hal ini, SBY berharap, agar serangan militer tidak jadi dilakukan. Dan semua pihak atau masyarakat Internasional mulai memikirkan dampak dan opsi politik, memikirkan jalan tengah.
"Kalau solusinya adalah peacemaking (untuk perdamaian), Indonesia siap kontribusi untuk satuan militernya untuk peacekeeping operation (operasi perdamaian)," katanya.
Menurutnya, penyelesaian konflik Suriah harus memuat tiga elemen utama. Pertama, kata dia, kekerasan harus segera diakhiri. Kedua, dengan diakhirinya perang saudara, maka bantuan kemanusiaan yang selama ini macet bisa dijalankan kembali.
Ketiga, tanpa opsi tindakan militer, namun opsi politik. "Saya sudah minta Menlu (Menteri Luar Negeri) untuk terus memantau. Manakala diperlukan, Indonesia siap ikut memikirkan apa yang disampaikan," ucapnya.
"Saya terus mengikuti perkembangan penyelesaian konflik di Suriah. Posisi kita segaris dan saya sudah sampaikan ke Sekjen PBB, surat sudah dilayangkan Dewan Keamanan PBB, saya kirim surat ke Presiden Suriah Bashar Al-Assad, pemimpin negara-negara Asean, Amerika Latin," ujar SBY saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2013).
Dalam hal ini, SBY berharap, agar serangan militer tidak jadi dilakukan. Dan semua pihak atau masyarakat Internasional mulai memikirkan dampak dan opsi politik, memikirkan jalan tengah.
"Kalau solusinya adalah peacemaking (untuk perdamaian), Indonesia siap kontribusi untuk satuan militernya untuk peacekeeping operation (operasi perdamaian)," katanya.
Menurutnya, penyelesaian konflik Suriah harus memuat tiga elemen utama. Pertama, kata dia, kekerasan harus segera diakhiri. Kedua, dengan diakhirinya perang saudara, maka bantuan kemanusiaan yang selama ini macet bisa dijalankan kembali.
Ketiga, tanpa opsi tindakan militer, namun opsi politik. "Saya sudah minta Menlu (Menteri Luar Negeri) untuk terus memantau. Manakala diperlukan, Indonesia siap ikut memikirkan apa yang disampaikan," ucapnya.
(maf)