Puan enggak laku jadi capres
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberi sinyalemen tidak akan maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2014. Artinya PDIP perlu menyiapkan capres untuk diusung di Pilpres 2014.
PDIP merupakan partai politik yang unggul dalam melahirkan banyak kader dengan nilai ketokohan mumpuni sebagai penerus Mega. Diantaranya Joko Widodo yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah, dan putri bungsu pasangan Taufiq Kiemas-Mega, Puan Maharani yang menjabat Ketua DPP PDIP dan Ketua Fraksi PDIP di DPR.
Namun kepada siapa Mega akan mempercayakan posisi Capres PDIP 2014, masih mejadi rahasia sang ketua umum partai berlambang kepala banteng itu. Jika Mega bersikukuh mempertahankan tirani kekuasaannya di PDIP, jelas Mega akan meminta Puan untuk maju sebagai capres.
Sayangnya sinyalemen itu belum dimunculkan oleh Mega dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP, yang diselenggarakan di Jakarta, 6-8 September 2013.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Iberamsjah menilai Puan belum pantas untuk dijagokan sebagai capres, jika target PDIP adalah memenangkan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. "Puan enggak laku jadi capres, dia belum cukup populer dibanding tokoh PDIP lainnya seperti Jokowi," ujar Iberamsjah kepada Sindonews, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, Mega harus realistis jika ingin membuat pidatonya yang menggelegar di pembukaan rakornas, tidak hanya sekadar harapan. "Kalau mau menang ya pilih capres yang jelas daptat membawa kemenangan, dan itu bukan Puan," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, Puan akan tetap mempertahankan rantai tirani Soekarno di PDIP dengan bersama Mega mengendalikan partai dan duduk di kursi menteri. "Kalau PDIP menang, tentu puan akan duduk di kursi pemerintahan, jabatan menko pasti. Jadi meski tak menjadi presiden, trah Soekarno tetap berkiprah," ucapnya.
PDIP merupakan partai politik yang unggul dalam melahirkan banyak kader dengan nilai ketokohan mumpuni sebagai penerus Mega. Diantaranya Joko Widodo yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah, dan putri bungsu pasangan Taufiq Kiemas-Mega, Puan Maharani yang menjabat Ketua DPP PDIP dan Ketua Fraksi PDIP di DPR.
Namun kepada siapa Mega akan mempercayakan posisi Capres PDIP 2014, masih mejadi rahasia sang ketua umum partai berlambang kepala banteng itu. Jika Mega bersikukuh mempertahankan tirani kekuasaannya di PDIP, jelas Mega akan meminta Puan untuk maju sebagai capres.
Sayangnya sinyalemen itu belum dimunculkan oleh Mega dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP, yang diselenggarakan di Jakarta, 6-8 September 2013.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Iberamsjah menilai Puan belum pantas untuk dijagokan sebagai capres, jika target PDIP adalah memenangkan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. "Puan enggak laku jadi capres, dia belum cukup populer dibanding tokoh PDIP lainnya seperti Jokowi," ujar Iberamsjah kepada Sindonews, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, Mega harus realistis jika ingin membuat pidatonya yang menggelegar di pembukaan rakornas, tidak hanya sekadar harapan. "Kalau mau menang ya pilih capres yang jelas daptat membawa kemenangan, dan itu bukan Puan," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, Puan akan tetap mempertahankan rantai tirani Soekarno di PDIP dengan bersama Mega mengendalikan partai dan duduk di kursi menteri. "Kalau PDIP menang, tentu puan akan duduk di kursi pemerintahan, jabatan menko pasti. Jadi meski tak menjadi presiden, trah Soekarno tetap berkiprah," ucapnya.
(lal)