Golkar: Wacana capres partai Islam ketinggalan Zaman

Selasa, 03 September 2013 - 10:17 WIB
Golkar: Wacana capres partai Islam ketinggalan Zaman
Golkar: Wacana capres partai Islam ketinggalan Zaman
A A A
Sindonews.com - Partai Golkar menilai merekatkan barisan partai-partai yang berbasis Islam untuk mengusung capres dalam ranah demokrasi merupakan pandangan dan pendapat yang sah.

Namun menurutnya, dalam situasi perpolitikan sekarang ini hampir dapat dikatakan apakah masih relevan untuk mengkotak-kotakan tarulah konfigurasi perpolitikan di tanah air dalam pengkotakan atas nama Islam atau nasionalis.

"Menurut hemat saya sah menelurkan pandangan tersebut. Tetapi relevansinya agak ketinggalan jaman. Silahkan saja berproses," kata Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso saat dihubungi SINDO, Senin (2/9/2013) malam.

Dia mengatakan, situasi perpolitikan tanah air sekarang ini sudah out of date. Pasalnya, saat ini semua orang lebih mengembangkan tentang siapa kepeimpinan politik yang lebih mewakili dari semua golongan.

"Sehingga ideologi-ideologi agama dan seterusnya menjadi agak ketinggalan zaman. Tetapi jika hal itu terus dilanjutkan tidak apa-apa. Hanya Golkar tidak mau ikut-ikut. Biarkan alamiah saja. Syukur-syukur terjadi konfigurasi yang saling melengkapi dari semua lini," ungkapnya.

Ditanyakan alasan munculnya wacana capres gabungan partai Islam, Priyo mengaku tidak mengetahuinya. Namun, dia menilai bahwa wacana ini untuk calon-calon baru.

"Mungkin mereka menganggap calonnya hanya itu-itu saja kemudian mereka membuat sebuah blok. Nyatanya kalau dihitung-hitung itu besar suaranya. Taruhlah PKS, PPP, PAN, PKB. Itu kalau dihitung-hitung besar," kata Wakil Ketua DPR ini

Menurutnya, Golkar tidak akan pernah berkeinginan untuk membuat sebuah poros atau blok. Menurutnya negara ini tidak perlu dikotak-kotakan antara Islam ataupun nasionalis. Menurutnya akan lebih baik perbedaan-perbedaan tersebut dapat disatukan.

"Lebih baik berbagai warna dapat memimpin negeri ini disatukan saja baik dari konfigurasi nasionalis religius digabungkan dengan yang Islam. Kemudian digabungkan yang lain-lain saya kira bagus-bagus saja," katanya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8452 seconds (0.1#10.140)