Jadi negara maju, Indonesia butuh pemimpin kuat
A
A
A
Sindonews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Hary Tanoesoedibjo (HT) mengakui, kebesaran negara Indonesia tak hanya jumlah penduduknya. Bukti kebesaran Indonesia juga dapat dilihat dari potensi sumber daya alam (SDA) yang dimilikinya.
Menurut HT, SDA Indonesia banyak yang belum tergali dan tereksplor, tambang Indonesia sudah luar biasa. Belum lagi SDA kelautan Indonesia yang memenuhi 80 persen luas Indonesia.
"Tanahnya yang meski hanya 20 persen tapi sangat subur karena berada di iklim tropis, sehingga masa tanam bisa tiga kali dalam setahun. Dengan kekayaan ini, seharusnya kita sudah tidak perlu mengimpor bahan pangan," kata HT dalam Ramah Tamah Hary Tanoesoedibjo dengan Mahasiswa, Pemuda dan Rohaniawan, di Hotel Saphir Square, Yogyakarta, Kamis (29/8/2013).
Dari sisi ekonomi, HT menuturkan jika Indonesia menjadi negara yang unik. Meski belum bisa memenuhi kebutuhan sendiri 100 persen, namun ekonomi Indonesia sudah terbilang mandiri. Ini terlihat dari sudah 55 persen kebutuhan perekonomian bisa dipenuhi domestik.
Menurutnya, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara besar, butuh pemimpin kuat yang mampu mengelola semua kekayaan Indonesia dengan baik berlandaskan amanat pendahulu bangsa.
"Amanat pendahulu bangsa Indonesia semua terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Mulai dari mensejahterakan semua masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa hingga ikut dalam mewujudkan perdamaian dunia. Semua itu harus dijalankan oleh pemimpin Indonesia," ucapnya.
Namun, dengan kondisi tata kelola negara saat ini, HT menuturkan jika pekerjaan pemimpin Indonesia menjadi lebih kompleks. Persoalan korupsi yang menjadi akar semua masalah di Indonesia sampai persoalan kesenjangan sosial dan hukum. "Karena itu Indonesia memerlukan perubahan untuk menuju bangsa yang benar-benar besar," imbuhnya.
Menurut HT, SDA Indonesia banyak yang belum tergali dan tereksplor, tambang Indonesia sudah luar biasa. Belum lagi SDA kelautan Indonesia yang memenuhi 80 persen luas Indonesia.
"Tanahnya yang meski hanya 20 persen tapi sangat subur karena berada di iklim tropis, sehingga masa tanam bisa tiga kali dalam setahun. Dengan kekayaan ini, seharusnya kita sudah tidak perlu mengimpor bahan pangan," kata HT dalam Ramah Tamah Hary Tanoesoedibjo dengan Mahasiswa, Pemuda dan Rohaniawan, di Hotel Saphir Square, Yogyakarta, Kamis (29/8/2013).
Dari sisi ekonomi, HT menuturkan jika Indonesia menjadi negara yang unik. Meski belum bisa memenuhi kebutuhan sendiri 100 persen, namun ekonomi Indonesia sudah terbilang mandiri. Ini terlihat dari sudah 55 persen kebutuhan perekonomian bisa dipenuhi domestik.
Menurutnya, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara besar, butuh pemimpin kuat yang mampu mengelola semua kekayaan Indonesia dengan baik berlandaskan amanat pendahulu bangsa.
"Amanat pendahulu bangsa Indonesia semua terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Mulai dari mensejahterakan semua masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa hingga ikut dalam mewujudkan perdamaian dunia. Semua itu harus dijalankan oleh pemimpin Indonesia," ucapnya.
Namun, dengan kondisi tata kelola negara saat ini, HT menuturkan jika pekerjaan pemimpin Indonesia menjadi lebih kompleks. Persoalan korupsi yang menjadi akar semua masalah di Indonesia sampai persoalan kesenjangan sosial dan hukum. "Karena itu Indonesia memerlukan perubahan untuk menuju bangsa yang benar-benar besar," imbuhnya.
(maf)