Peluang besar Jumhur di konvensi capres Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Kepala BNP2TKI Muhammad Jumhur Hidayat dinilai memiliki peluang besar terpilih dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Namun menurut Pengamat Politik dari Analis Point Indonesia, Karel Haryo Susetyo Muhammad Jumhur Hidayat harus berhati-hati dengan isu-isu negatif yang bisa saja dimanfaatkan pesaingnya.
"Kalo dilihat dari pesaingnya, hanya Jumhur yang punya basis massa yang jelas. Latar belakangnya kan aktivis pekerja," kata Karel usai Konsolidasi Sosial Media Gerakan Sejuta Buruh/Pekerja Mendukung Jumhur Hidayat sebagai capres di
di Bandung, Senin (15/7/2013).
Artinya, basis massa Jumhur itu tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi di pulau Jawa yang merupakan basis buruh/pekerja terbesar di antara provinsi lainnya.
"Sedangkan bakal calon yang lain tidak menyebar. Basis masanya terlalu parsial di daerah tertentu. Maka, jika Demokrat cerdas, harusnya memang mengambil calon yang basis pendukungnya ada di mana-mana," tukas Karel.
Selain itu, di antara bakal calon yang lain, Jumhur dinilai cukup mewakili untuk tokoh muda.
Tren secara internasional pun, tokoh muda di banyak negara cukup diminati untuk dijadikan memimpin negara.
"Tren kepemimpinan dunia saat ini ada di tangan tokoh muda, seperti Barrack Obama (AS) dan Tony Blair (Inggris),"katanya.
Selain muda, lanjut dia, juga harus mempunyai prestasi karena tantangan pemimpin ke depan semakin berat.
Bakal calon presiden di Partai Demokrat sendiri tidak ada yang sampai tingkat jabatan menteri kecuali Jumhur.
"Karena memang ujiannya ada di situ. Kenapa Megawti (mantan Capres PDIP) elektabilitasnya semkain menurun? Karena PDIP terlalu memaksakan calon yang tidak sesuai dengan pasar,"kata Karel, menilai.
Terkait aktivitas Jumhur Hidayat sebagai Ketua BNP2TKI, menurutnya bukan tidak mungkin akan dijadikan peluang sebagai titik lemah oleh para pesaingnya.
Misalnya kasus-kasus penyiksaan atau hukuman mati para TKI di luar negeri, yang berpotensi dijadikan amunisi isu negatif.
"Setiap calon pasti punya masalah masing-masing," katanya.
Dia mencontohkan Gita Wiryawan yang mempunyai masalah dengan impor komoditi pangan. Solusinya tinggal bagaimana mengungkapkan fakta positif ke publik.
Terkait TKI di luar negeri, di balik satu orang yang gagal masih ada ribuan orang yang berhasil.
"Jumhur memang harus keluar dari pola komukoinasi yang dibangun oleh lembaganya untuk menyuarakan succses story. Persoalan TKI banyak koq kisah suksesnya. Dibanding yang gagal lebih banyak yang suksesnya malah,"papar Karel.
Di samping itu, hal yang harus dilakukan Jumhur adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia.
Namun menurut Pengamat Politik dari Analis Point Indonesia, Karel Haryo Susetyo Muhammad Jumhur Hidayat harus berhati-hati dengan isu-isu negatif yang bisa saja dimanfaatkan pesaingnya.
"Kalo dilihat dari pesaingnya, hanya Jumhur yang punya basis massa yang jelas. Latar belakangnya kan aktivis pekerja," kata Karel usai Konsolidasi Sosial Media Gerakan Sejuta Buruh/Pekerja Mendukung Jumhur Hidayat sebagai capres di
di Bandung, Senin (15/7/2013).
Artinya, basis massa Jumhur itu tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi di pulau Jawa yang merupakan basis buruh/pekerja terbesar di antara provinsi lainnya.
"Sedangkan bakal calon yang lain tidak menyebar. Basis masanya terlalu parsial di daerah tertentu. Maka, jika Demokrat cerdas, harusnya memang mengambil calon yang basis pendukungnya ada di mana-mana," tukas Karel.
Selain itu, di antara bakal calon yang lain, Jumhur dinilai cukup mewakili untuk tokoh muda.
Tren secara internasional pun, tokoh muda di banyak negara cukup diminati untuk dijadikan memimpin negara.
"Tren kepemimpinan dunia saat ini ada di tangan tokoh muda, seperti Barrack Obama (AS) dan Tony Blair (Inggris),"katanya.
Selain muda, lanjut dia, juga harus mempunyai prestasi karena tantangan pemimpin ke depan semakin berat.
Bakal calon presiden di Partai Demokrat sendiri tidak ada yang sampai tingkat jabatan menteri kecuali Jumhur.
"Karena memang ujiannya ada di situ. Kenapa Megawti (mantan Capres PDIP) elektabilitasnya semkain menurun? Karena PDIP terlalu memaksakan calon yang tidak sesuai dengan pasar,"kata Karel, menilai.
Terkait aktivitas Jumhur Hidayat sebagai Ketua BNP2TKI, menurutnya bukan tidak mungkin akan dijadikan peluang sebagai titik lemah oleh para pesaingnya.
Misalnya kasus-kasus penyiksaan atau hukuman mati para TKI di luar negeri, yang berpotensi dijadikan amunisi isu negatif.
"Setiap calon pasti punya masalah masing-masing," katanya.
Dia mencontohkan Gita Wiryawan yang mempunyai masalah dengan impor komoditi pangan. Solusinya tinggal bagaimana mengungkapkan fakta positif ke publik.
Terkait TKI di luar negeri, di balik satu orang yang gagal masih ada ribuan orang yang berhasil.
"Jumhur memang harus keluar dari pola komukoinasi yang dibangun oleh lembaganya untuk menyuarakan succses story. Persoalan TKI banyak koq kisah suksesnya. Dibanding yang gagal lebih banyak yang suksesnya malah,"papar Karel.
Di samping itu, hal yang harus dilakukan Jumhur adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia.
(lns)