Survei: Publik tak percaya elite politik
A
A
A
Sindonews.com - Pemilu 2014 akan dilangsungkan 9 April tahun depan. Akan tetapi kepercayaan masyarakat terhadap elite politik terus merosot, seperti yang dipaparkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Berdasarkan survei yang dilakukan melalui metode poling cepat (quick poll) dengan menggunakan smartphone kepada 1200 responden, hasilnya, kepercayaan publik terhaap elite politik merosot di tahun 2013.
"Mayoritas masyarakat Indonesia ragu dengan komitmen para elite," kata peneliti LSI Rully Akbar dalam pemaparan hasil surveinya bertemakan "Moralitas Publik Para Elite di Titik Nadir" di Graha Dua Rajawali, Rawa Mangun, Jakarta Timur, Minggu (7/7/2013).
Dari hasil survei tersebut didapatkan sebanyak 37,5 persen masyarakat percaya dengan komitmen elit politik lalu diikuti 51,5 persen kurang percaya atau sama sekali tidak percaya, sementara 11 persen lainnya mengaku tidak tahu.
"Yang sangat percaya 37.5 persen, kurang percaya atau sama sekali tidak percaya 51,5 persen, tidak tahu 11,0 persen," terangnya.
Dia melanjutkan, ketidak percayaan publik di tahun ini merupakan paling tinggi sejak tahun 2005.
"Tahun 2005 kepercayaan publik, yang tidak percaya 34,6 persen, lalu 2009 ada 39,6 persen, dan (tahun ini) 51,5 persen. Dari 2005 hingga 2013 ketidak percayaan publik terhadap elit politik meningkat tajam," pungkasnya.
Sementara partai politik merupakan satu-satunya kendaraan bagi masyarakat untuk memilih wakil rakyat di DPR, maupun memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pesta demokrasi nasional tahun depan.
Mau tidak mau rakyat harus memilih wakil rakyat yang diusung parpol pada Pemilu Legislatif, dan memilih pasangan capres yang juga diusung parpol pada Pilpres mendatang. sebagaimana mekanisme demokrasi yang berlaku di negara ini.
Berdasarkan survei yang dilakukan melalui metode poling cepat (quick poll) dengan menggunakan smartphone kepada 1200 responden, hasilnya, kepercayaan publik terhaap elite politik merosot di tahun 2013.
"Mayoritas masyarakat Indonesia ragu dengan komitmen para elite," kata peneliti LSI Rully Akbar dalam pemaparan hasil surveinya bertemakan "Moralitas Publik Para Elite di Titik Nadir" di Graha Dua Rajawali, Rawa Mangun, Jakarta Timur, Minggu (7/7/2013).
Dari hasil survei tersebut didapatkan sebanyak 37,5 persen masyarakat percaya dengan komitmen elit politik lalu diikuti 51,5 persen kurang percaya atau sama sekali tidak percaya, sementara 11 persen lainnya mengaku tidak tahu.
"Yang sangat percaya 37.5 persen, kurang percaya atau sama sekali tidak percaya 51,5 persen, tidak tahu 11,0 persen," terangnya.
Dia melanjutkan, ketidak percayaan publik di tahun ini merupakan paling tinggi sejak tahun 2005.
"Tahun 2005 kepercayaan publik, yang tidak percaya 34,6 persen, lalu 2009 ada 39,6 persen, dan (tahun ini) 51,5 persen. Dari 2005 hingga 2013 ketidak percayaan publik terhadap elit politik meningkat tajam," pungkasnya.
Sementara partai politik merupakan satu-satunya kendaraan bagi masyarakat untuk memilih wakil rakyat di DPR, maupun memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pesta demokrasi nasional tahun depan.
Mau tidak mau rakyat harus memilih wakil rakyat yang diusung parpol pada Pemilu Legislatif, dan memilih pasangan capres yang juga diusung parpol pada Pilpres mendatang. sebagaimana mekanisme demokrasi yang berlaku di negara ini.
(lal)