Caleg yang tutupi riwayat hidup patut dicurigai
A
A
A
Sindonews.com - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Mercu Buana Jakarta, Heri Budianto mengatakan, sebanyak 140 Caleg yang tidak mau mengisi dan dipublikasikan daftar riwayat hidupnya patut dicurigai track recordnya.
Semestinya, lanjut dia, seorang caleg harus berterima kasih pada mekanisme yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait riwayat hidup yang dipublikasi di laman website KPU. Hal itu dianggap bermanfaat sebagai sarana publikasi bagi caleg.
"Publik patut mencurigai, ada apa caleg-caleg yang menolak mengisi daftar riwayat hidup dan tidak mau mempublikasinya. Saya kira ada hal-hal yang sengaja ditutupi oleh seorang caleg tersebut," ujarnya kepada Sindonews, Selasa (25/6/2017).
Ia mengharapkan, publik benar-benar kritis memberikan respon dimasa pemberian tanggapan masyarakat terhadap caleg yang akan bertarung di Pemilu 2014. Sebab, umpan balik dari masyarakat diharapkan menjadi filter bagi KPU dan parpol untuk menghasilkan anggota parlemen yang baik.
"Publik yang luas tentu akan kesulitan mengetahui siapa kandidat caleg yang akan dipilihnya jika tidak melalui riwayat hidup," kata dia.
Pasalnya, tidak semua masyarakat tahu dan dekat dengan lingkungan sosial caleg di masing-masing dapil. Menurutnya, langkah KPU ini perlu diapresiasi positif dan perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat.
Semestinya, lanjut dia, seorang caleg harus berterima kasih pada mekanisme yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait riwayat hidup yang dipublikasi di laman website KPU. Hal itu dianggap bermanfaat sebagai sarana publikasi bagi caleg.
"Publik patut mencurigai, ada apa caleg-caleg yang menolak mengisi daftar riwayat hidup dan tidak mau mempublikasinya. Saya kira ada hal-hal yang sengaja ditutupi oleh seorang caleg tersebut," ujarnya kepada Sindonews, Selasa (25/6/2017).
Ia mengharapkan, publik benar-benar kritis memberikan respon dimasa pemberian tanggapan masyarakat terhadap caleg yang akan bertarung di Pemilu 2014. Sebab, umpan balik dari masyarakat diharapkan menjadi filter bagi KPU dan parpol untuk menghasilkan anggota parlemen yang baik.
"Publik yang luas tentu akan kesulitan mengetahui siapa kandidat caleg yang akan dipilihnya jika tidak melalui riwayat hidup," kata dia.
Pasalnya, tidak semua masyarakat tahu dan dekat dengan lingkungan sosial caleg di masing-masing dapil. Menurutnya, langkah KPU ini perlu diapresiasi positif dan perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat.
(kri)