Ujian kebersamaan bangsa

Jum'at, 21 Juni 2013 - 07:49 WIB
Ujian kebersamaan bangsa
Ujian kebersamaan bangsa
A A A
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah di depan mata. Sebagai suatu kebijakan, kenaikan ini hanya tinggal menunggu pengumuman. Jika berbicara dalam kerangka kebijakan, tentu kita semua tahu tak akan mudah untuk menurunkannya kembali.

Yang lebih mungkin adalah membuat kebijakan yang bisa menyelamatkan warga miskin sembari mendorong ekonomi Indonesia kian maju di tengah kelesuan ekonomi global. Baik pihak yang pro pada kenaikan harga BBM maupun pihak yang kontra terhadap kenaikan harga BBM harus menyadari bahwa masalah ekonomi yang kita hadapi bukan hanya masalah domestik.

Banyak pula pengaruh negatif perekonomian global yang sedang lesu. Tanpa kelesuan ekonomi itu saja, kenaikan harga BBM pasti akan memberikan efek negatif bagi perekonomian Indonesia. Maka dengan tambahan pengaruh dari luar itu, dampak terhadap perekonomian pasti akan lebih besar lagi. Ini bisa dilihat dari prediksi para ekonom yang umumnya yakin level inflasi akan melebihi 7%.

Jika kita terus berpolemik tanpa solusi yang membuat pemerintah kita yang memang peragu dalam mengambil terobosan ini bimbang, kemunduran jelas ada di depan mata. Apalagi dengan tingkat inflasi yang tidak menarik bagi dana asing yang masih saja dibutuhkan untuk mendorong roda perekonomian berputar lebih kencang, para investor pun akan berkurang ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.

Bahkan ada kemungkinan terjadi kondisi seperti dijelaskan pakar politik Indonesianis Jeffrey Winters dalam bukunya Power in Motion bahwa Indonesia sudah punya pengalaman buruk saat ekonomi runtuh pada akhir kekuasaan Presiden Soeharto dan modal asing akhirnya mendikte ekonomi serta politik Indonesia.

Kondisi tersebut bisa dihindari jika kita sebagai bangsa tetap mengedepankan kepentingan bersama dan kemajuan ekonomi nasional, bukannya saling memojokkan hanya untuk kepentingan jangka pendek, yaitu Pemilu 2014. Sekaranglah saatnya kita semua bersumbang ide mengenai langkah penyelamatan apa yang harus diambil agar tidak kian banyak warga negara Indonesia yang terjerembab ke dalam lubang kemiskinan.

Sekaranglah saatnya pemerintah berbicara mengenai solusi konkret yang bisa menyelamatkan masyarakat. Jangan sampai kita terus terkungkung pada kebijakan lipstik seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diubah namanya menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Kita semua sadar, sekalipun diberi bantuan adhoc, sebenarnya rakyat pasti akan sangat terbebani dengan kenaikan ini. Maka kita harus cari solusi yang memudahkan masyarakat miskin dan hampir miskin.

Berbagai ide bagus sudah muncul di ruang publik seperti penguatan transportasi massal, upaya mendorong ekonomi mikro, menekan ekonomi biaya tinggi, dan berbagai macam ide positif lain. Pemerintah harus merangkul berbagai ide itu dan mengimplementasikan secepatnya. Saat ini sebenarnya adalah masa ujian bagi kebersatuan bangsa ini dalam menghadapi badai perekonomian.

Jika Indonesia diibaratkan kapal laut, kapal bisa karam dihantam ombak dan badai jika para awak dan penumpangnya tak saling bekerja sama. Kalau memang kubu antikenaikan harga BBM mengkhawatirkan dampak buruk kenaikan harga BBM bagi masyarakat, seharusnya kenaikan harga ini membuat mereka makin giat mencari solusi dan memberdayagunakan masyarakat.

Sementara pihak yang pro pada kenaikan harga BBM dan mengatakan kebijakan ini diambil agar rakyat miskin lebih mendapatkan haknya harus berusaha lebih keras untuk membukakan akses ekonomi yang lebih besar, selain melalui BLSM, raskin, dll, yang sangat sempit jangkauannya dalam memajukan perekonomian.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0805 seconds (0.1#10.140)