Suara rakyat

Senin, 17 Juni 2013 - 09:45 WIB
Suara rakyat
Suara rakyat
A A A
Hari ini ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat akan menggelar unjuk rasa menolak kenaikan BBM bersubsidi.

Demonstrasi akan digelar serentak di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia dari elemen mahasiswa, buruh, dan sejumlah ormas ataupun partai politik. Menyampaikan pendapat tentang rencana kebijakan strategis yang berdampak luas dalam kehidupan masyarakat adalah hak yang dijamin penuh oleh undang-undang. Ini menunjukkan sebagian besar masyarakat masih khawatir dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh kenaikan BBM bersubsidi.

Hak itu diberikan oleh undang-undang agar rakyat tidak hanya menjadi objek penderita oleh para elite pembuat keputusan. Karena selama ini kata-kata “demi rakyat” semakin nyaring terdengar, meskipun suara rakyat semakin sering tidak didengarkan oleh para elite, termasuk wakil-wakil rakyat sendiri. Di kalangan elite sendiri, terjadi perbedaan pendapat tentang kenaikan BBM bersubsidi. Satu sisi subsidi menjadi masalah serius yang harus segera dipecahkan karena terus-menerus membebani APBN.

Subsidi negara yang nilainya puluhan triliun setiap tahun untuk BBM adalah hal yang sia-sia karena tidak dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan. Jadi, subsidi dianggap salah sasaran dan harus dicabut untuk dialihkan pada pembangunan infrastruktur, jaminan kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Cita-cita ideal para pendukung pencabutan subsidi BBM kurang lebih seperti itu. Namun, ada sebagian masyarakat yang tidak sepakat dengan pemikiran itu.

Termasuk ribuan massa yang akan berdemonstrasi ke gedung DPR/MPR, Istana Negara, dan lokasi-lokasi strategis hari ini. Paling tidak tersirat keyakinan dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga itu akan langsung terasa alias spontan pada masyarakat luas. Sementara itu, efek pengalihan subsidi untuk kesejahteraan tidak bisa langsung dirasakan kecuali bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) selama kurang lebih empat bulan.

Banyak pula yang skeptis pola pengalihan subsidi ini tidak akan bisa berjalan mulus, banyak kendala, ataupun penyimpangan di lapangan. Jadi wajar jika sebagian masyarakat khawatir dengan bayangan harga-harga kebutuhan pokok akan melambung tinggi pascakenaikan BBM, sedangkan janji-janji pemerintah untuk memberi jaminan dan kepastian mengatasi dampak itu belum meyakinkan. Kita berharap demonstrasi hari ini akan berlangsung aman dan tertib. Massa sebaiknya tidak perlu melakukan aksi-aksi memblokade jalan-jalan utama, yang pada akhirnya merugikan pengguna jalan dan justru tidak mengundang simpati publik. Beberapa unjuk rasa terakhir harus menjadi pelajaran berharga.

Demo yang disertai tindakan-tindakan anarkistis justru mengundang rasa tidak simpati kelompok masyarakat lain, yang sebenarnya satu suara dengan mereka tentang rencana kenaikan harga BBM. Aparat keamanan juga tidak perlu berlebihan dalam melakukan pengamanan dan tetap mengedepankan pendekatan persuasif kepada pengunjuk rasa.

Aksi kekerasan yang dipicu oleh pihak manapun, baik itu pengunjuk rasa, aparat keamanan, maupun kelompok massa lainnya akan mengurangi hakikat penyampaian pendapat yang sangat demokratis itu. Pesan penting yang disampaikan akan bisa tertutupi oleh tindakan kekerasan yang tidak perlu terjadi. Bagi pemerintah dan DPR, apa pun tuntutan yang disampaikan dalam demonstrasi harus didengarkan dan disimak baik-baik sebelum mengambil keputusan final menaikkan harga BBM.

Pendapat rakyat akan semakin menyempurnakan proses pengambilan keputusan yang sudah lama dinantikan itu. Apa pun keputusannya nanti, semua pihak sudah berusaha menyampaikan pendapatnya. Pemerintah pun harus lebih meyakinkan lagi agar masyarakat yang menentang kenaikan BBM bisa memahami meskipun tidak menyetujui.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)