Terbaik dari diri anda

Jum'at, 12 April 2013 - 09:12 WIB
Terbaik dari diri anda
Terbaik dari diri anda
A A A
Saya akan mengawali tulisan ini dengan sebuah pernyataan kontroversial: saya tidak setuju dengan sistem pendidikan kita yang dari kelas 1 sekolah dasar (SD) sudah memberlakukan sistem ranking.

Kenapa? Di dalam melakukan suatu hal, termasuk membuat sistem pendidikan, kita harus tahu apa objektif yang ingin dicapai dan menentukan skala prioritas dengan tepat. Sistem ranking yang ada di dunia pendidikan sekarang ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing (competitiveness) dari seluruh murid. Mereka diharapkan terus terpacu untuk menjadi yang terbaik di kelasnya atau bahkan di sekolahnya. Apakah ini sesuatu yang buruk? Tidak.

Lalu, kenapa saya tidak setuju dengan sistem pendidikan yang memberlakukan ranking? Menurut saya, sistem ranking, meski di satu sisi diharapkan membangun rasa keinginan untuk berusaha lebih keras sehingga bisa menjadi yang terbaik, di sisi lain bisa membuat si murid merasa down. “Si A ranking 1, saya hanya ranking 2. Dia lebih pintar daripada saya. Saya lebih bodoh daripada dia.

”Apakah kita pernah mendengar perkataan demikian? Atau bahkan kita sendiri yang merasa demikian? Sesungguhnya, yang ranking 1 tidak lebih pintar daripada yang ranking 2. Yang ranking 10 tidak lebih pintar dibandingkan dengan yang ranking 20. Sistem ranking di sekolah itu menilai keseluruhan mata pelajaran yang ada.

Yang memiliki nilai angka tertinggilah yang patut diberi predikat sebagai anak terpandai. Padahal, pada kenyataannya, apakah untuk sukses, kita harus “paling pintar” di seluruh bidang? Kan tidak! Sadar ilah bahwa mereka yang menurut sistem pendidikan kita “lebih pintar” pada kenyataannya tidak menjamin mereka akan pasti lebih sukses dibandingkan mereka yang dianggap “tidak sepintar” mereka. Saya sudah sering mendengar perkataan dari orang-orang sukses yang bilang,

“Saya dulu nggak pernah ranking 10 besar,” atau “Pada ke mana ya mereka yang dulu ranking 1 di kelas kita?” Saya menulis ini tujuannya bukan untuk tidak memperhatikan performa akademis kita. Kalau kita bisa memiliki nilai yang baik di sekolah, kenapa tidak? Ketidaksetujuan saya atas sistem ranking bukan karena dulu ketika sekolah saya tidak pernah ranking.

Selama duduk di bangku SMA, saya pernah menjadi ranking 1. Untuk perbandingan, international schools tidak memberlakukan sistem ranking. Kenapa? Karena bagi mereka, yang terpenting di dunia pendidikan (dan di dunia kerja) adalah bukan untuk menjadi yang terbaik di antara orang lain, tapi menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri. Di international school, ketika pengambilan rapor, guru tidak pernah membandingkan si anak yang satu dengan anak-anak yang lain. Guru fokus untuk hanya memberikan perbandingan kinerja maupun perilaku si anak dengan kapasitas anak itu sendiri. Contoh: “Si A seharusnya bisa lebih giat lagi.

Kemarin dia mendapatkan nilai 8. Saya cukup yakin, sebenarnya dia bisa mendapat nilai 9.” Dan, tidak ada ranking. Angkatan Darat Amerika Serikat memiliki sebuah moto yang menurut saya keren banget: Be The Best You Can Be! Artinya: jadilah yang terbaik dari diri Anda. Moto mereka bukan: jadilah yang terbaik di seluruh jajaran tentara yang ada.

Bukan. Kenapa? Karena ya itu tadi, yang terpenting di dalam hidup ini adalah untuk menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri. Kalau memang teman Anda lebih hebat dari Anda, so what? Selama Anda berusaha semaksimal mungkin, pantang menyerah, Anda harusnya bangga terhadap diri Anda. Orang yang berusaha semaksimal mungkin ketika mengerjakan sesuatu, meski ketika hasil akhirnya kurang memuaskan, dia tidak akan sesedih mereka yang tidak berusaha semaksimal mungkin.

Penyesalan biasanya datang menghampiri mereka yang tidak melakukannya semaksimal mungkin. Karena biasanya ketika ini yang dilakukan dan hasilnya tidak memuaskan, akan ada bisikan dalam hati, “Aduh, coba tadi saya mencoba semaksimal mungkin.” Dan, ini percuma. Tidak akan mengubah hasilnya.

Anda pasti tahu penghargaan paling bergengsi untuk insan perfilman dunia: Oscar. Apa hubungannya dengan topik tulisan saya ini? Ketika seorang Leonardo Dicaprio diminta membintangi sebuah film, sejak hari pertama syuting hingga hari terakhir syuting, apa yang ada di benak dia? Menurut Anda, dalam hatinya, dia bilang, “Saya harus menang Oscar!” atau “Saya harus konsentrasi penuh dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan akting yang terbaik (dari apa yang saya bisa lakukan)

”? Saya yakin, semua pemain film ketika syuting tidak fokus untuk menjadi yang terbaik dari seluruh aktor yang ada alias memenangi Oscar. Mereka pasti fokusnya adalah untuk berusaha semaksimal mungkin, menjadi yang terbaik dari dirinya. Naif apabila ketika berakting mereka berpikir untuk menjadi yang terbaik dari seluruh aktor yang ada ... mana mereka tahu bagaimana akting aktor-aktor yang ada di kota lain? Dalam kehidupan, kita tidak perlu untuk menjadi yang terbaik di dunia.

Yang perlu untuk kita lakukan adalah untuk terus-menerus menantang diri kita sendiri untuk selalu melakukan sebaik mungkin. Juga, untuk selalu menantang diri kita untuk berbuat lebih. Kalau Anda sekarang adalah seorang manajer, untuk berharap dipromosikan ke level yang lebih tinggi di perusahaan tempat Anda bekerja sah-sah saja. Ini bisa Anda jadikan motivasi dalam diri untuk bekerja sebaik mungkin. Dan, inilah yang seharusnya terefleksi di dalam keseharian Anda di kantor.

Banyak orang yang “menyikut kiri-kanan” supaya dia yang dipromosikan. Ada juga mereka yang di kantor “menjilat” dan menjelek-jelekkan rekan kerjanya supaya dia yang dipromosikan. Nah, orang-orang seperti inilah yang di dalam kesehariannya bekerja berpikir, “Gimana supaya saya yang dipromosikan?” Padahal, seharusnya ini cukup dijadikan motivasi dalam diri saja.

Ketika bekerja, fokusnya adalah untuk bagaimana supaya setiap hari, secara konsisten, Anda bisa melakukan sebaik mungkin dan terus meng-improvekinerja Anda dari waktu ke waktu. Tidak penting untuk menjadi yang terbaik di antara banyak orang. Yang terpenting adalah untuk menjadi yang terbaik dari diri Anda sendiri. See you ON TOP!

BILLY BOEN

CEO PT YOT Nusantara;
Director PT Jakarta International Management;
Shareholder, Rolling Stone Café;
Facebook.com/billyboenYOT;
www.youngontop.com @billyboen
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9068 seconds (0.1#10.140)