Kebencian terhadap aparat lahirkan terorisme baru
A
A
A
Sindonews.com - Pujian dan sanjungan yang didapatkan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror dari kalangan negara luar negeri karena berhasil mengurangi aksi terorisme di Indonesia, dinilai hanya pujian palsu.
"Karena yang menjadi korban rakyat Indonesia sendiri, bahkan memunculkan jenis terorisme baru yang bersumber dari kebencian terhadap aparat," ucap Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo kepada Sindonews, Senin (4/3/2013).
Menurut Sapto, aksi dan operasi yang dilakukan Densus 88 sangat berlawanan dengan konteks pembinaan kebangsaan yang beradab dan berbudaya.
"Pemburukan citra Islam dan kelompok Islam telah berlangsung sistematis dengan manuver Densus. Padahal, Indonesia mempromosikan diri sebagai negeri Muslim yang moderat dan toleran terhadap kemajemukan. Aksi Densus menjadi kontradiksi dalam konteks pembinaan kebangsaan (nation building)," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebuah video yang menggambarkan Densus 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Video berdurasi sekira 13 menit lebih itu, diunggah ke situs Youtube berjudul "Video kekejaman Densus 88".
Dalam video tersebut, digambarkan penyiksaan terhadap orang yang disangka teroris. Rekaman itu menunjukkan sikap para anggota Densus 88 yang kejam menindas terduga teroris.
Video tersebut diduga memiliki kesamaan dengan video yang diceritakan dan digambarkan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin ketika menyerahkan video kekerasan aparat kepada Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis 28 Februari 2013.
"Karena yang menjadi korban rakyat Indonesia sendiri, bahkan memunculkan jenis terorisme baru yang bersumber dari kebencian terhadap aparat," ucap Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo kepada Sindonews, Senin (4/3/2013).
Menurut Sapto, aksi dan operasi yang dilakukan Densus 88 sangat berlawanan dengan konteks pembinaan kebangsaan yang beradab dan berbudaya.
"Pemburukan citra Islam dan kelompok Islam telah berlangsung sistematis dengan manuver Densus. Padahal, Indonesia mempromosikan diri sebagai negeri Muslim yang moderat dan toleran terhadap kemajemukan. Aksi Densus menjadi kontradiksi dalam konteks pembinaan kebangsaan (nation building)," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebuah video yang menggambarkan Densus 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Video berdurasi sekira 13 menit lebih itu, diunggah ke situs Youtube berjudul "Video kekejaman Densus 88".
Dalam video tersebut, digambarkan penyiksaan terhadap orang yang disangka teroris. Rekaman itu menunjukkan sikap para anggota Densus 88 yang kejam menindas terduga teroris.
Video tersebut diduga memiliki kesamaan dengan video yang diceritakan dan digambarkan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin ketika menyerahkan video kekerasan aparat kepada Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis 28 Februari 2013.
(maf)