KY buka peluang periksa majelis hakim persidangan Angie

Jum'at, 25 Januari 2013 - 11:54 WIB
KY buka peluang periksa...
KY buka peluang periksa majelis hakim persidangan Angie
A A A
Sindonews.com- Komisi Yudisial (KY) membuka peluang bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap majelis hakim yang menangani persidangan terdakwa Angelina Sondakh. Hal tersebut mengingat betapa rendanhnya vonis yang diberikan majelis hakim yang diketuai Sudjatmiko tersebut kepada mantan puteri Indonesia itu.

Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki mengatakan, pihaknya masih menunggu salinan putusan dan berita acara persidangan Angie. Oleh karena itu, dia pun telah mengirimkan surat permintaan salinan putusan ke Pengadilan Tipikor sekitar dua hari pasca vonis terhadap Angie.

"Kami masih menunggu salinan putusannya. Baru kami nanti bisa menentukan," kata Suparman di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2013).

Namun, Suparman beranggapan ada sebuah kesalahan yang telah dilakukan selama persidangan berlangsung hingga akhirnya dikeluarkan vonis empat tahun enam bulan terhadap Angie. Pasalnya, terdapat keganjilan dalam vonis Angie antara lain tidak dikabulkannya Pasal 12 Undang-undang Tipikor sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) KPK yang menuntut Angie 12 tahun penjara.

"Kita akan lihat apakah sinyalemen sejumlah pihak ada ketidakkonsistenan antara pasal yang diterapkan. Kalau pertimbangan-pertimbangan yang mengarah pada pasal X tetapi yang dipakai pasal Y berarti ada masalah dan akan menjadi temuan artinya ada masalah," jelasnya.

Suparman menambahkan, pihaknya pun akan mencari kesalahan yang terjadi dalam putusan tersebut walaupun memang itu tidak akan merubah vonis itu sendiri. Namun, dalam proses peradilan pihaknya perlu melihat secara utuh proses persidangan guna menelaah adanya dugaan ketidakprofesionalan hakim.

"Meskipun itu masuk dalam substansi tetapi itu merupakan masalah dalam putusan bahwa itu tidak bisa disentuh tetapi itu tetapi itu dilihat sebagai suatu masalah yang tidak boleh terjadi," tegasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)