Komisi III: Deteksi dini aparat lemah

Rabu, 23 Januari 2013 - 11:34 WIB
Komisi III: Deteksi dini aparat lemah
Komisi III: Deteksi dini aparat lemah
A A A
Sindonews.com - Kerusuhan yang terjadi di Kota Sumbawa Besar, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) Selasa 22 Januari 2013, dinilai karena lemahnya sistem deteksi dini yang dimiliki aparat setempat. Sehingga, aparat tidak bisa menghalangi atau mengantisipasi kerusuhan itu.

Ketua Komisi III DPR RI I Gede Pasek menduga aparat keamanan setempat tak punya ketegasan, sebab saat bentrok itu terjadi bukannya bertindak maka menonton.

"Malas berkomentar Bang. Deteksi dininya lemah, ketegasan aparat payah, malah aparat memilih menonton aksi kerusuhan daripada mengatasi kerusuhan," jelas Gede melalui pesan singkat kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/1/2013).

Gede juga menyayangkan reaksi aparat keamanan setempat yang tidak melakukan antisipasi ketika jumlah massa masih sedikit, namun ketika terjadi aksi yang lebih besar baru bergerak itu pun sebatas penghalauan.

"Lihat saja ketika aksi 200 an orang kan sudah bisa diantisipasi. Malah ketika 500 an orang beraksi merusak dan menjarah warga minoritas kok tidak ada tindakan dan menunggu ribuan orang baru hanya menghalau-halau saja," tegasnya.

Semestinya, lanjut Gede, aparat keamanan juga bisa mengantisipasi terjadinya kerusuhan di wilayah setempat jika mereka mau aktif menelusuri short message service (sms) yang beredar sebelum bentrok terjadi.

"Pola sms yang beredar kan sudah seperti modus yang berstruktur di beberapa kejadian kekerasan di berbagai wilayah di Indonesia. Kan aneh nomer yang menerima hanya mereka-mereka yang ada di daerah tersebut. Kalau atasannya gamang tentu aparat di bawahnya ragu-ragu," pungkasnya.

Untuk informasi, bentrokan pecah di Sumbawa Besar, kemarin berawal ketika isu perkosaan di wilayah setempat. Namun kemudian berubah menjadi isu SARA berbuntut bentrok antara warga Bali dengan Sumbawa. Kerusuhan itu diwarnai dengan aksi pembakaran, dan penjarahan.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4179 seconds (0.1#10.140)