Negara Harus Cegah Penyebaran Paham yang Menimbulkan Konflik Sosial

Rabu, 01 Februari 2023 - 12:59 WIB
loading...
Negara Harus Cegah Penyebaran Paham yang Menimbulkan Konflik Sosial
Anggota Komisi VIII DPR KH Maman Imanulhaq. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat didorong untuk mencegah penyebaran paham yang berpotensi menimbulkan konflik sosial dan bertentangan dengan nilai kebudayaan dan keragamaan Indonesia. Salah satunya yang disebarkan oleh kelompok takfiri atau yang mengkafirkan sesama muslim karena tidak sepaham.

"Kelompok takfiri itu memiliki karakteristik penting, klaim kebenaran tunggal dan mudah mengkafirkan orang lain. Mereka jadi duri dan bencana bencana bagi kehidupan beragama," kata Anggota Komisi VIII DPR KH Maman Imanulhaq di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Ia memaparkan, kelompok ini mempunyai sejarah panjang dalam dunia Islam, bahkan saat Nabi Muhammad SAW masih hidup. Mereka mudah menuduh orang lain yang berbeda dengan tuduhan sesat, syirik bahkan kafir, sehingga memunculkan banyak sekali tragedi-tragedi kemanusiaan, kekerasan, dan bahkan pembunuhan.

"Mereka punya ciri ahistoris, anti-dialog, dan menghalalkan kekerasan. Itu yang jadi sumber koflik di mana-mana," katanya.

Ironisnya, saat ini kelompok-kelompok itu sangat aktif melakukan propaganda di media sosial. Sejak era kelompok teroris Al-Qaeda sampai ISIS, media sosial dijadikan arena penyebaran ideologi takfiri dan paham-paham kekerasan lainnya.
Karena itu, Kang Maman, panggilan karibnya menyarankan, agar tidak mudah percaya konten-konten yang bersumber dari media sosial atau internet, terutama konten-konten yang menggunakan ayat-ayat agama yang sepenggal-sepenggal.

"Lebih baik sebarkan konten-konten Islam ramah, Islam damai, dan Islam toleran, saat beraktivitas di medsos," katanya.

Kang Maman menilai radikalisme itu bukan soal ajaran agama, tetapi pemahaman yang sempit, keliru, dan menyesatkan. Dari pemahaman yang sempat itulah, radikalisme muncul dan itu bukan hanya penganut agama Islam, tetapi juga penganut agama-agama lain.

Seperti yang terjadi pada kasus seorang ustaz di Pamekasan, Madura, beberapa hari lalu. Dia dengan lantang memecah umat Islam melalui fitnah terhadap pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim As'yari terkait Maulid Nabi. Padahal, apa yang diucapkan ustaz tersebut tidak berdasar. Hal itu telah diakui saat ustaz tersebut kemudian meminta maaf.

Dari kasus itu, Kang Mamang menegaskan, Islam mempunyai arti keselamatan dan perdamaian, nilai dan spirit Islam adalah perdamaian dan toleransi. Bukan saling menjelekkan, apalagi memfitnah sesama muslim.

"Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan. Dakwah Islam menyebarkan kasih sayang dan kebaikan serta rahmatan lil alamin," tutur Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)