Eva: Daming tak berempati terhadap isu perkosaan
A
A
A
Sindonews.com- Calon Hakim Agung Muhammad Daming Sunusi terus menjadi sorotan Komisi III atas statemennya saat fit and proper test kemarin. Bahkan, Daming dituding tidak mempunyai rasa empati terhadap kasus pemerkosaan.
"Suatu pemikiran yang tidak agung, yang menunjukkan tidak ada empati terhadap isu perkosaan. Yang ada korban vs perpetrator relasinya asimetris karena menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak sepihak," ujar anggota komisi III, Eva Kusuma Sundari, melalui pesan singkat kepada Sindonews, Selasa (15/1/2012).
Menurutnya, Daming tidak patut menjadiakan isu pemerkosaan sebagai candaan, apalagi dilontarkan seorang calon hakim agung. Politisi PDI Perjuangan ini melihat, Daming tidak siap mejadi Hakim Agung pasalnya sudah tidak mempunyai rasa empati.
"Mind set-nya sudah oppressive terhadap perempuan," kata dia.
Dengan kejadian ini, lanjutnya, maka MA harus melihat ini sebagai persoalan yang sangat serius, sehingga harus dicarikan solusi supaya kejadian 'memalukan' ini tidak terulang kembali.
"Ketua MA harus mengkondiser ini sebagai permasalahan serius, karena mind set para hakim yang oppressive terhadap minoritas perempuan merupakan indikator pengadilan yang sexist juga," pungkasnya.
Sebelumnya, saat fit and proper test calon anggota hakim agung, anggota komisi III dari fraksi PAN Andi Azhar menyodorkan pertanyaan terkait hukuman mati untuk kasus pemerkosaan kepada CHA Muhammad Daming Sunusi.
Tak disangka, jawaban Daming mengundang gelak tawa para anggota Komisi III yang hadir dalam agenda fit and proper test itu.
"Yang diperkosa dengan yang diperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," ujar Daming disambut tawa para wakil Rakyat itu, di DPR, Senin (14/1/2013).
"Suatu pemikiran yang tidak agung, yang menunjukkan tidak ada empati terhadap isu perkosaan. Yang ada korban vs perpetrator relasinya asimetris karena menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak sepihak," ujar anggota komisi III, Eva Kusuma Sundari, melalui pesan singkat kepada Sindonews, Selasa (15/1/2012).
Menurutnya, Daming tidak patut menjadiakan isu pemerkosaan sebagai candaan, apalagi dilontarkan seorang calon hakim agung. Politisi PDI Perjuangan ini melihat, Daming tidak siap mejadi Hakim Agung pasalnya sudah tidak mempunyai rasa empati.
"Mind set-nya sudah oppressive terhadap perempuan," kata dia.
Dengan kejadian ini, lanjutnya, maka MA harus melihat ini sebagai persoalan yang sangat serius, sehingga harus dicarikan solusi supaya kejadian 'memalukan' ini tidak terulang kembali.
"Ketua MA harus mengkondiser ini sebagai permasalahan serius, karena mind set para hakim yang oppressive terhadap minoritas perempuan merupakan indikator pengadilan yang sexist juga," pungkasnya.
Sebelumnya, saat fit and proper test calon anggota hakim agung, anggota komisi III dari fraksi PAN Andi Azhar menyodorkan pertanyaan terkait hukuman mati untuk kasus pemerkosaan kepada CHA Muhammad Daming Sunusi.
Tak disangka, jawaban Daming mengundang gelak tawa para anggota Komisi III yang hadir dalam agenda fit and proper test itu.
"Yang diperkosa dengan yang diperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," ujar Daming disambut tawa para wakil Rakyat itu, di DPR, Senin (14/1/2013).
(kri)