Farhat Abbas bocah nekat
A
A
A
Sindonews.com - Langkah Farhat Abbas yang mencalonkan dirinya menjadi calon presiden (Capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang, dianggap aneh. Pasalnya, Farhat merupakan kader Partai Demokrat, tentunya pencalonan dirinya harus melalui persetujuan partai.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, suami dari penyanyi lawas Nia Daniati ini, bisa disebut bonek alias bocah nekat.
"Farhat ini termasuk orang yang nekad, lebih khususnya dia bonek alias bocah nekat. Karena untuk menjadi capres dan calon wakil presiden, tidak cukup bermodal nekat saja, tapi harus mengevaluasi diri," ucap Siti Zuhro, saat dihubungi Sindonews, Minggu (13/1/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, langkah pengacara tersebut bisa jadi menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Sebabnya, jika hal tersebut tidak diperhitungkan secara cermat, justru bisa menjatuhkan diri Farhat.
"Mencalonkan diri hanya untuk popularitas dengan iklan politik dan mencari keuntungan ekonomi, hanya akan menuai sinisme publik terhadap yang bersangkutan. Implikasinya bisa menurunkan kredibilitas yang bersangkutan di mata publik," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, meski masih setahun lagi, namun genderang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mulai terasa di awal tahun 2013 ini. Hal itu terjadi karena kemunculan Farhat Abbas yang secara tiba-tiba mencalonkan diri sebagai calon presiden (Capres) alternatif.
Dari informasi yang dikumpulkan Sindonews pada Sabtu 12 Januari 2013, lewat twitter milik pengacara ini @farhatabbaslaw.
"Farhat Abbas @farhatabbaslaw Presiden dan seluruh pejabat Pemerintah dan penegak hukum harus berani sumpah pocong untuk tak korupsi (capres Farhat)," demikian bunyi twitt Farhat yang tertulis pada 9 Januari.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, suami dari penyanyi lawas Nia Daniati ini, bisa disebut bonek alias bocah nekat.
"Farhat ini termasuk orang yang nekad, lebih khususnya dia bonek alias bocah nekat. Karena untuk menjadi capres dan calon wakil presiden, tidak cukup bermodal nekat saja, tapi harus mengevaluasi diri," ucap Siti Zuhro, saat dihubungi Sindonews, Minggu (13/1/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, langkah pengacara tersebut bisa jadi menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Sebabnya, jika hal tersebut tidak diperhitungkan secara cermat, justru bisa menjatuhkan diri Farhat.
"Mencalonkan diri hanya untuk popularitas dengan iklan politik dan mencari keuntungan ekonomi, hanya akan menuai sinisme publik terhadap yang bersangkutan. Implikasinya bisa menurunkan kredibilitas yang bersangkutan di mata publik," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, meski masih setahun lagi, namun genderang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mulai terasa di awal tahun 2013 ini. Hal itu terjadi karena kemunculan Farhat Abbas yang secara tiba-tiba mencalonkan diri sebagai calon presiden (Capres) alternatif.
Dari informasi yang dikumpulkan Sindonews pada Sabtu 12 Januari 2013, lewat twitter milik pengacara ini @farhatabbaslaw.
"Farhat Abbas @farhatabbaslaw Presiden dan seluruh pejabat Pemerintah dan penegak hukum harus berani sumpah pocong untuk tak korupsi (capres Farhat)," demikian bunyi twitt Farhat yang tertulis pada 9 Januari.
(maf)