Target emiten baru naik
A
A
A
Mengawali perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan sebanyak 29 poin.
Mudah-mudahan kenaikan indeks tersebut pertanda baik untuk aktivitas perdagangan di pasar saham sepanjang tahun ini.Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks melesat 24,026 poin atau sekitar 0,56% ke level 4.340,713 dan bertambah menjadi 29 poin ke level 4.346,475 setelah perdagangan preclosing.
Aksi transaksi investor pada perdagangan perdana cukup bergairah. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 132.942 kali dengan volume sebanyak 3,642 miliar saham atau senilai Rp4,628 triliun. Adapun pembelian bersih asing (foreign net buy) baru sekitar Rp89,34 miliar untuk seluruh saham.
Kenaikan indeks tersebut seiring dengan laju bursa regional menyusul keputusan Pemerintah Amerika Serikat soal besaran kenaikan pajak yang adil untuk semua pihak. Nilai tukar rupiah terhadap USD juga menguat dari 9.655 pada penutupan perdagangan akhir 2012 ke posisi Rp9.639 per USD.
Pembukaan perdagangan perdana BEI tahun ini untuk pertama kalinya sejak 2005 tidak dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Karena Presiden berhalangan,tugas rutin tersebut diambil alih Wakil Presiden (Wapres) Boediono yang juga dihadiri sejumlah menteri di bidang ekonomi.
Sesaat setelah menekan layar sentuh tanda perdagangan dimulai pukul 09.00 WIB,indeks langsung bergerak positif dengan naik sekitar 0,29% ke level 4.329 dibandingkan perdagangan saham pada akhir tahun lalu.
Wapres dalam pidato sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para pelaku pasar modal,sebab di tengah ketidakpastian perekonomian global mereka mampu mendongkrak indeks dengan pertumbuhan yang menggembirakan.
Sekaligus pada kesempatan itu Wapres mengingatkan untuk tahun ini para pelaku pasar modal mesti mewaspadai pengaruh gejolak perekonomian global yang diprediksi kondisinya tidak akan lebih baik dari tahun lalu, bahkan bisa lebih buruk lagi.
Sepanjang tahun 2012 penguatan IHSG tercatat sekitar 12,94% dari 3.821,992 di akhir tahun 2011 menjadi 4.316,69 pada penutupan perdagangan tahun lalu.Penguatan indeks tersebut mencatatkan BEI sebagai bursa kedelapan di Asia Pasifik yang mengalami penguatan tertinggi.
Posisi teratas ditempati bursa Thailand (36,27%), ditempel Filipina (32,55%) dan India (25,03%),berikutnya Hong Kong (22,7%),Jepang (22,09%),Singapura (20,31%),Australia (14,58%),baru bursa Indonesia.
Berdasarkan data BEI, perkembangan kinerja dilihat dari sisi kapitalisasi pasar terjadi kenaikan 15,45% dari Rp3.537 triliun pada 2011 menjadi Rp4.084 triliun per 26 Desember 2012 dan diiringi rata-rata frekuensi transaksi harian yang meningkat sekitar 7,36%.
Namun, dari rata-rata volume transaksi harian hanya mencapai 4,25 miliar lembar atau turun sekitar 12,75% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai sebanyak 4,87 miliar lembar.
Begitu pula rata-rata nilai transaksi harian turun sekitar 8,48%. Meski perkembangan pasar saham cukup menggembirakan tahun lalu, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengakui gagal memenuhi target perusahaan yang melepas saham perdana (initial public offering/IPO) yang dipatok sebanyak 25 perusahaan.
Tahun lalu hanya tercatat sebanyak 23 perusahaan yang melakukan IPO senilai Rp10,136 triliun. Untuk tahun ini, manajemen BEI menargetkan sebanyak 30 perusahaan IPO.
Guna memenuhi target tersebut, sepertinya manajemen harus kerja ekstra mengingat kinerja sejumlah sektor sedang turun, di antaranya sektor pertambangan dan komoditas perkebunan yang dipicu terganggunya harga di pasar internasional.
Mudah-mudahan kenaikan indeks tersebut pertanda baik untuk aktivitas perdagangan di pasar saham sepanjang tahun ini.Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks melesat 24,026 poin atau sekitar 0,56% ke level 4.340,713 dan bertambah menjadi 29 poin ke level 4.346,475 setelah perdagangan preclosing.
Aksi transaksi investor pada perdagangan perdana cukup bergairah. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 132.942 kali dengan volume sebanyak 3,642 miliar saham atau senilai Rp4,628 triliun. Adapun pembelian bersih asing (foreign net buy) baru sekitar Rp89,34 miliar untuk seluruh saham.
Kenaikan indeks tersebut seiring dengan laju bursa regional menyusul keputusan Pemerintah Amerika Serikat soal besaran kenaikan pajak yang adil untuk semua pihak. Nilai tukar rupiah terhadap USD juga menguat dari 9.655 pada penutupan perdagangan akhir 2012 ke posisi Rp9.639 per USD.
Pembukaan perdagangan perdana BEI tahun ini untuk pertama kalinya sejak 2005 tidak dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Karena Presiden berhalangan,tugas rutin tersebut diambil alih Wakil Presiden (Wapres) Boediono yang juga dihadiri sejumlah menteri di bidang ekonomi.
Sesaat setelah menekan layar sentuh tanda perdagangan dimulai pukul 09.00 WIB,indeks langsung bergerak positif dengan naik sekitar 0,29% ke level 4.329 dibandingkan perdagangan saham pada akhir tahun lalu.
Wapres dalam pidato sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para pelaku pasar modal,sebab di tengah ketidakpastian perekonomian global mereka mampu mendongkrak indeks dengan pertumbuhan yang menggembirakan.
Sekaligus pada kesempatan itu Wapres mengingatkan untuk tahun ini para pelaku pasar modal mesti mewaspadai pengaruh gejolak perekonomian global yang diprediksi kondisinya tidak akan lebih baik dari tahun lalu, bahkan bisa lebih buruk lagi.
Sepanjang tahun 2012 penguatan IHSG tercatat sekitar 12,94% dari 3.821,992 di akhir tahun 2011 menjadi 4.316,69 pada penutupan perdagangan tahun lalu.Penguatan indeks tersebut mencatatkan BEI sebagai bursa kedelapan di Asia Pasifik yang mengalami penguatan tertinggi.
Posisi teratas ditempati bursa Thailand (36,27%), ditempel Filipina (32,55%) dan India (25,03%),berikutnya Hong Kong (22,7%),Jepang (22,09%),Singapura (20,31%),Australia (14,58%),baru bursa Indonesia.
Berdasarkan data BEI, perkembangan kinerja dilihat dari sisi kapitalisasi pasar terjadi kenaikan 15,45% dari Rp3.537 triliun pada 2011 menjadi Rp4.084 triliun per 26 Desember 2012 dan diiringi rata-rata frekuensi transaksi harian yang meningkat sekitar 7,36%.
Namun, dari rata-rata volume transaksi harian hanya mencapai 4,25 miliar lembar atau turun sekitar 12,75% dibandingkan tahun 2011 yang mencapai sebanyak 4,87 miliar lembar.
Begitu pula rata-rata nilai transaksi harian turun sekitar 8,48%. Meski perkembangan pasar saham cukup menggembirakan tahun lalu, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengakui gagal memenuhi target perusahaan yang melepas saham perdana (initial public offering/IPO) yang dipatok sebanyak 25 perusahaan.
Tahun lalu hanya tercatat sebanyak 23 perusahaan yang melakukan IPO senilai Rp10,136 triliun. Untuk tahun ini, manajemen BEI menargetkan sebanyak 30 perusahaan IPO.
Guna memenuhi target tersebut, sepertinya manajemen harus kerja ekstra mengingat kinerja sejumlah sektor sedang turun, di antaranya sektor pertambangan dan komoditas perkebunan yang dipicu terganggunya harga di pasar internasional.
(ysw)