Mahyuddin ngotot bersih dari Hambalang
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Komisi X DPR Mahyuddin NS mengklaim dirinya tidak terlibat kasus proyek pembangunan pusat pelatihan dan sekolah olahraga nasional (P3S0N) di Bukit Hambalang, Bogor Jawa Barat.
Menurut Mahyuddin, pernyataan M Nazaruddin yang menyebutkan dirinya sebagai orang dari anggota DPR paling bertanggungjawab dalam proyek Hambalang, tidak bisa serta merta dibenarkan.
"Nanti saja kita lihat, kita serahkan ke KPK. Sekarang kan sedang penyidikan dan penyelidikan. Biarkan KPK yang lakukan prosesnya jangan diganggu," kata Mahyuddin saat dihubungi SINDO di Jakarta Rabu (7/11) malam.
Anggota Komisi IX DPR ini menyatakan, pernyataan Nazaruddin harusnya didasarkan bukti-bukti bukan hanya tuduhan. KPK yang paling berhak menyidik dan memutuskan seseorang terlibat atau tidak, bukan terpidana seperti Nazaruddin.
"KPK yang menyidik itu, apakah terbukti atau tidak. KPK kan paling berwenang saya terbukti atau tidak," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah dirinya pernah bertemu secara khusus dengan Menpora Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Wafid Muharam membahas soal Hambalang pada awal 2010, Mahyuddin mengklaim tidak pernah sedikitpun.
Untuk itu kata dia, jika benar Wafid dikenalkan oleh Menpora dengan dirinya, maka kebenaran itu mestinya ditanyakan kepada mantan Sesmenpora itu.
"Enggak pernah bahas Hambalang. Kalau soal Nazar bilang pertemuan itu ada Pak Wafid. Tanya saja ke Pak Wafid," selorohnya.
Saat dimintai ketegasan terkait keterlibatannya, mantan Gubernur Sumatera Selatan itu menegaskan, hasil penyidikan dan penyelidikan KPK yang akan membuktikan apakah pernyataan Nazar itu hanya tudingan atau kebenaran.
"Kita tunggu saja hasil penyidikan dan penyelidikan KPK. Saya tak mau mendahului hukum. Hukum yg bekerja," tandasnya.
Sebelumnya, M Nazaruddin yang diperiksa KPK Rabu (7/11/2012) pagi menjelaskan, Mahyuddin pernah menghadiri pertemuan pada Januari 2010 dengan Angelina Sondakh, Menpora, dan Wafid Muharam di sela-sela jamuan makan siang di Kemenpora.
Dalam pertemuan itu kata Nazar, Mahyudin mengatakan ke Menteri Andi supaya program di Menpora berjalan dengan baik harus terkomunikasi intens antara komunikasi 10 dengan Menpora. Mahyuddin pun menurut Nazar, menerima Rp10 miliar dari proyek Hambalang.
Menurut Mahyuddin, pernyataan M Nazaruddin yang menyebutkan dirinya sebagai orang dari anggota DPR paling bertanggungjawab dalam proyek Hambalang, tidak bisa serta merta dibenarkan.
"Nanti saja kita lihat, kita serahkan ke KPK. Sekarang kan sedang penyidikan dan penyelidikan. Biarkan KPK yang lakukan prosesnya jangan diganggu," kata Mahyuddin saat dihubungi SINDO di Jakarta Rabu (7/11) malam.
Anggota Komisi IX DPR ini menyatakan, pernyataan Nazaruddin harusnya didasarkan bukti-bukti bukan hanya tuduhan. KPK yang paling berhak menyidik dan memutuskan seseorang terlibat atau tidak, bukan terpidana seperti Nazaruddin.
"KPK yang menyidik itu, apakah terbukti atau tidak. KPK kan paling berwenang saya terbukti atau tidak," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah dirinya pernah bertemu secara khusus dengan Menpora Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Wafid Muharam membahas soal Hambalang pada awal 2010, Mahyuddin mengklaim tidak pernah sedikitpun.
Untuk itu kata dia, jika benar Wafid dikenalkan oleh Menpora dengan dirinya, maka kebenaran itu mestinya ditanyakan kepada mantan Sesmenpora itu.
"Enggak pernah bahas Hambalang. Kalau soal Nazar bilang pertemuan itu ada Pak Wafid. Tanya saja ke Pak Wafid," selorohnya.
Saat dimintai ketegasan terkait keterlibatannya, mantan Gubernur Sumatera Selatan itu menegaskan, hasil penyidikan dan penyelidikan KPK yang akan membuktikan apakah pernyataan Nazar itu hanya tudingan atau kebenaran.
"Kita tunggu saja hasil penyidikan dan penyelidikan KPK. Saya tak mau mendahului hukum. Hukum yg bekerja," tandasnya.
Sebelumnya, M Nazaruddin yang diperiksa KPK Rabu (7/11/2012) pagi menjelaskan, Mahyuddin pernah menghadiri pertemuan pada Januari 2010 dengan Angelina Sondakh, Menpora, dan Wafid Muharam di sela-sela jamuan makan siang di Kemenpora.
Dalam pertemuan itu kata Nazar, Mahyudin mengatakan ke Menteri Andi supaya program di Menpora berjalan dengan baik harus terkomunikasi intens antara komunikasi 10 dengan Menpora. Mahyuddin pun menurut Nazar, menerima Rp10 miliar dari proyek Hambalang.
(ysw)