Foke bagai buah durian

Kamis, 27 September 2012 - 12:13 WIB
Foke bagai buah durian
Foke bagai buah durian
A A A
SEBAGAI Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dinilai memiliki karakter yang khas. Namun karakter inilah yang diduga menjadi salah satu faktor penghalang dirinya untuk kembali duduk di kursi DKI-1 periode 2012-2017.

Gaya bicara yang ceplas-ceplos, ketus, dan apa adanya ternyata ditafsirkan berbeda oleh warga DKI Jakarta. Sikap dan gaya bicaranya ini menyebabkan warga DKI Jakarta tidak simpatik terhadap pria berpenampilan khas berkumis ini.

Di balik itu, jasanya dalam membangun DKI Jakarta selama menjabat Gubernur tidak bisa diabaikan begitu saja. Atas jasanya ini, menyebabkan Partai Amanat Nasional (PAN) memutuskan memberi dukungan politik kepada Fauzi Bowo dalam putaran dua Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Tjatur Sapto Eddi dalam obrolan santai dengan Sindonews menyebutkan beberapa jasa Foke dalam membenahi Jakarta.

Misalnya, Foke sudah berupaya mengatasi persoalan kemacetan di sekitar Jalan Casablanca Jakarta Selatan dengan membuat jalan layang.

“Sudah banyak yang dilakukan, cuma beliau punya style yang kurang bersahabat. Itu memang gayanya, itu bukan hatinya. Itu style, karena itu bawaannya,” ucapnya di Gedung DPR Senayan Jakarta, belum lama ini.

Bahkan, manfaat perubahan lebih baik kondisi Jakarta dapat dirasakan dua-tiga tahun ke depan. Pasalnya, dasar upaya perbaikan tersebut sudah ditata dengan baik. Maka itu, tugas Gubernur berikutnya tidak terlalu berat dalam melakukan perbaikan terhadap kota metropolitan ini.

“Jokowi jadi gubernur tinggal meneruskan saja, malah tinggal meresmikan, apa yang dilakukan Foke bisa dilihat dua tahun kedepan,” tukasnya.

Tapi, sangat disayangkan jika Jokowi tergiur untuk mencalonkan presiden 2014. Sama saja, melanggar sumpah jabatan untuk mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun ke depan.

“Saya punya harapan Pak Jokowi bisa menuntaskan janji selama lima tahun. Karena kalau tidak, demokrasi ini tercederai. Kalau kita berharap, disumpah lima tahun, ya lima tahun,” ucapnya.

Diakui Ketua Fraksi PAN di DPR ini, banyak keberhasilan Foke dalam membenahi Kota Jakarta, tapi tidak terlihat oleh warganya. Diakuinya, Foke kurang pandai dalam menyampaikan prestasi kerjanya ke publik, seperti yang dilakukan Jokowi.

Apa yang dikerjakan Foke, ibarat membuat rumah, dia mengerjakan pondasi atau dasarnya, tiang pancang dan pilar terlebih dahulu dengan kokoh. Namun, dinding dan aksesoris lainnya belum selesai. Sehingga bentuk rumah tersebut belum terlihat.

Hal inilah yang belum disadari warga DKI, karena yang jelas terlihat yang tampak di permukaan saja. “Foke kurang pandai menyampaikan prestasi kemasyarakat,” terangnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini juga mengingatkan, sifat Foke yang perlu ditiru para politikus dan pemimpin bangsa ini. Sikap ikhlas dan berjiwa besar menerima kekalahan perlu ditiru.

Setelahmelihat hasil hitung cepat (quick qount), dia langsung mengucapkan selamat kepada pesaingnya Jokowi-Ahok. Meskipun, hasil akhir siapa pemenangnya, masih menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.

“Pandangan kalau Foke arogan, rakus kekuasaan terbantahkan dengan jiwa besar itu. Foke kayak buah durian, enak mahal. Tapi luarnya sering nyakitin meskipun kadang itu tidak disengaja,” terangnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0607 seconds (0.1#10.140)