Antasari & JK diharapkan ungkap polemik Century
Rabu, 05 September 2012 - 17:07 WIB

Antasari & JK diharapkan ungkap polemik Century
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan Tim pengawas (Timwas) DPR kasus Bank Century mengundang mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Hal ini dinilai penting untuk membuat terang polemik kasus tersebut.
Keduanya akan dipanggil pada agenda Timwas Century pekan depan. Diharapkan keduanya bisa meluruskan informasi yang sudah melebar setelah testimoni Antasari di salah satu televisi swasta beberapa hari lalu.
"Untuk Timwas, pekan depan akan memanggil Antasari, berikutnya Pak JK. Antasari harus kami minta keterangannya, guna memberikan komentar dan pendapat yang sahih tentang apa yang pernah dikatakan oleh Antasari sendiri. Kekisruhan ini kan dimulai oleh Antasari, maka Antasari juga yang harus mengakhiri," kata anggota Timwas Century Achsanul Qosasi, di Gedung DPR seusai Rapat Internal Timwas Century, Rabu (5/9/2012).
Menurutnya, Antasari dianggap orang yang paling mengetahui benar atau salah, mengenai adanya rapat membahas soal Century di Istana. "Atau, jangan-jangan ada yang memelintir atau melebih-lebihkan pernyataannya untuk cari muka ke rakyat," tutur politikus Partai Demokrat ini.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini tidak yakin dengan pemberitaan belakangan mengenai pernyataan Antasari ada rapat khusus di Istana. Hal itu penting agar informasi bisa diluruskan. "Maka perlu bagi Timwas menghadirkannya," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam penjelasan di acara salah stasiun televisi swasta Rabu 8 Agustus 2012 lalu, Antasari mengaku pernah diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana pada Oktober 2008 saat masih menjabat sebagai Ketua KPK.
Antasari diundang untuk membahas rencana pemberian dana talangan Bank Century karena pemerintah sudah menyadari akan adanya dampak hukum atas kebijakan bailout yang rawan penyimpangan itu.
Selain Antasari, hadir juga beberapa pejabat negara lainnya, seperti Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Menko Polhukam Widodo AS, Menkeu Sri Mulyani, Mensetneg Hatta Rajasa, Gubernur BI Boediono, Andi Mallarangeng, dan Denny Indrayana.
Keduanya akan dipanggil pada agenda Timwas Century pekan depan. Diharapkan keduanya bisa meluruskan informasi yang sudah melebar setelah testimoni Antasari di salah satu televisi swasta beberapa hari lalu.
"Untuk Timwas, pekan depan akan memanggil Antasari, berikutnya Pak JK. Antasari harus kami minta keterangannya, guna memberikan komentar dan pendapat yang sahih tentang apa yang pernah dikatakan oleh Antasari sendiri. Kekisruhan ini kan dimulai oleh Antasari, maka Antasari juga yang harus mengakhiri," kata anggota Timwas Century Achsanul Qosasi, di Gedung DPR seusai Rapat Internal Timwas Century, Rabu (5/9/2012).
Menurutnya, Antasari dianggap orang yang paling mengetahui benar atau salah, mengenai adanya rapat membahas soal Century di Istana. "Atau, jangan-jangan ada yang memelintir atau melebih-lebihkan pernyataannya untuk cari muka ke rakyat," tutur politikus Partai Demokrat ini.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini tidak yakin dengan pemberitaan belakangan mengenai pernyataan Antasari ada rapat khusus di Istana. Hal itu penting agar informasi bisa diluruskan. "Maka perlu bagi Timwas menghadirkannya," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam penjelasan di acara salah stasiun televisi swasta Rabu 8 Agustus 2012 lalu, Antasari mengaku pernah diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana pada Oktober 2008 saat masih menjabat sebagai Ketua KPK.
Antasari diundang untuk membahas rencana pemberian dana talangan Bank Century karena pemerintah sudah menyadari akan adanya dampak hukum atas kebijakan bailout yang rawan penyimpangan itu.
Selain Antasari, hadir juga beberapa pejabat negara lainnya, seperti Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Menko Polhukam Widodo AS, Menkeu Sri Mulyani, Mensetneg Hatta Rajasa, Gubernur BI Boediono, Andi Mallarangeng, dan Denny Indrayana.
(mhd)