Menunggu figur alternatif dari PDIP

Rabu, 25 Juli 2012 - 01:27 WIB
Menunggu figur alternatif dari PDIP
Menunggu figur alternatif dari PDIP
A A A
Sindonews.com - Harapan munculnya figur alternatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih belum jelas selama belum ada ketegasan dari Megawati Soekarnoputri. Untuk itu, jika memang Mega tak maju lagi di Pilpres 2014 maka penting bagi PDIP untuk segera memunculkan kader potensial untuk mulai ditawarkan ke publik.

"Saya kira penting bagi Mega untuk memunculkan nama kader potensial bila dia tidak maju," kata pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes di Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Menurut Arya, bila Mega tidak maju dan tidak membuka ruang bagi suksesi politik pasca dirinya, PDIP akan kesulitan melakukan regenerasi kepemimpinan partai dan juga akan kesulitan menyiapkan kader untuk regenerasi kepemimpinan nasional.

Senada diungkapkan pengamat politik dari UGM Ari Dwipayana. Menurut dia, sebagai partai besar yang sudah cukup berpengalaman PDIP seharusnya tidak kesulitan untuk memunculkan figur alternatif.

"Figur alternatif bisa dimulai dengan dua jalur, yakni menguji kader dalam kepemimpinanan partai atau mengelola partai, dan yang kedua melalui menguji kader partai di pemerintahan dan DPR," katanya.

Untuk yang di jalur pemerintah, kata dia, para gubernur, bupati, dan wali kota yang berhasil memimpin daerahnya perlu dimunculkan dan dijadikan alternatif kepemimpinan yang lebih luas. Demikian juuga kader partai yang ditugaskan di DPR.

"Pemunculan figur alternatif harus dilakukan melalui proses demokratisasi internal partai, sehingga muncul kader yang teruji secara internal," jelasnya.

Selain demi kepentingan ke dalam, pemunculan figur dari internal PDIP juga sekaligus mengikis opini yang berkembang bahwa PDIP akan mendukung Prabowo sebagai capres di 2014 nanti. Sebab, jika tidak ada ketegasan karena Mega juga tidak diketahui akan maju atau tidak sementara alternatifnya juga tidak dimunculkan, maka opini yang terus dikembangkan oleh Partai Gerindra akan dianggap oleh publik benar.

Direktur Ekskutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskrido Ambardi menilai, idealnya PDIP jika memang tidak akan mencalonkan Mega di 2014 mulai sekarang sudah menyiapkan alternatif-alternatif figur yang bakal dimunculkan. “Harus mulai dari sekarang agar publik mengenalnya,” katanya.

Sejauh ini, nama Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri selalu menempati urutan teratas sebagai capres dalam berbagai survei yang mengukur elektabilitas dan popularitas figur-figur capres. Namun, Mega selaku ketua umum PDIP sampai saat ini belum ada ketegasan siapa yang bakal maju di 2014 nanti.

Hasil Rakernas PDIP di Bandung tahun lalu hanya memutuskan bahwa masalah penetapan capres/cawapres PDIP diserahkan kepada Mega untuk menentukannya. Mandat yang diberikan kepada Mega itu disinyalir oleh beberapa pihak bahwa Mega sudah tidak akan maju lagi di 2014.

Sementara kader PDIP yang namanya mulai masuk dalam bursa capres adalah Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR yang juga mantan Sekjen PDIP Pramono Anung.

Politikus senior PDIP Taufiq Kiemas mengungkapkan, mandat yang diterima Mega untuk menentukan capres-cawapres PDIP di 2014 memang harus menjadi momentum untuk memimpin regenerasi kepemimpinan nasional. Taufiq meyakini jika Mega sudah menentukan figur yang bakal diusung dalam pilpres akan mendapatkan sambutan dan dukungan besar dari publik.

Pengalaman serta insting politik Mega, kata Taufiq, sudah terbukti sangat menentukan. Karena itu, dia berharap agar istrinya itu segera mengambil keputusan untuk mendorong terwujudnya regenerasi.

"Banyak yang muda dan bagus. Di PDIP pasti ada, di partai lain juga ada. Tapi mau tidak kita yang sudah senior ini mendorong dan memberikan ruang bagi mereka untuk muncul," ungkapnya.

Ketua Departemen Politik DPP PDIP TB Hasanuddin mengatakan, pada saatnya nanti PDIP akan menentukan siapa figur yang akan diusung. PDIP, kata dia, punya mekanisme sendiri dan itu akan diputuskan secara seksama karena Mega selaku pemegang mandat juga akan melihat berbagai hal sebagai pertimbangan.

"Prinsipnya dalam hal penetapan capres PDIP sebagai partai tentu punya mekanisme sendiri. Tidak bergantung pada keputusan politik partai lain," ujarnya.

Sementara soal adanya klaim dari Gerindra bahwa PDIP akan mendukung Prabowo di 2014, Hasanuddin dengan enteng hanya mengatakan Gerindra dan siapapun boleh berwacana soal siapa capres dan cawapres yang akan diusungnya di 2014. Namun, fakta dan dinamika politik setelah pemilu legislatif lah yang justru akan menentukan peta politiknya.

Sebab, kata dia, belum tentu partai yang sudah gencar mengkampanyekan figur capres bisa memenuhi syarat administratif karena suara partainya di pemilu legislatif kurang signifikan. “Wacana itu kan tidak dilarang, siapa saja boleh berkhayal. Di negara demokrasi masak orang bercita-cita dilarang kan enggak boleh,” ungkapnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1359 seconds (0.1#10.140)