Corona Bisa Picu Resesi Ekonomi, MPR Minta Pemerintah Fokus Kerja

Rabu, 08 April 2020 - 11:08 WIB
Corona Bisa Picu Resesi...
Corona Bisa Picu Resesi Ekonomi, MPR Minta Pemerintah Fokus Kerja
A A A
JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak bahwa pandemi Corona baru awal krisis.

Dia mengkhawatirkan pandemi ini berlanjut dengan resesi ekonomi. Dua bencana ini tak terelakan dan mau tidak mau harus dihadapi.

"Ketika bencana kemanusiaan akibat pandemi global virus Corona belum lagi berakhir, Indonesia dan komunitas global kini telah dihadang resesi ekonomi. Jumat (27/3) pekan lalu, IMF menegaskan bahwa perekonomian global sudah memasuki tahap resesi. Sebab, seperti halnya di Indonesia, hampir semua negara menghentikan sebagian aktivitas perekonomian," tutur pria yang biasa disapa Bamsoet ini, Rabu (8/4/2020).

Wakil Ketua Umum Kadin ini menambahkan, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin 6 April 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengemukakan skenario terburuk perekonomian nasional akibat wabah Corona.

Dikatakan Sri Mulyani, perekonomian nasional hanya bisa tumbuh 2,3%, dari prediksi awal tahun 2020 yang 5%. Baik investasi maupun ekspor tumbuh negatif.

"Kalau selama ini hanya pemerintah yang menyuarakan kecemasan pada resesi ekonomi, kini semua dipanggil untuk peduli. Indonesia harus menemukan jalan keluar yang bisa meminimalisir ekses resesi ekonomi," ujar Bamsoet.

Oleh karena itu, Ketua MPR mendorong pemerintah dan semua kekuatan sektor swasta bersinergi mewaspadai resesi ekonomi. Sambil tetap berfokus pada kerja merespons dampak wabah virus Corona, kepedulian dan respons bersama pada resesi ekonomi pun harus dimulai.

"Bencana beruntun ini akan bisa dilalui jika semua elemen masyarakat Indonesia lebih mengedepankan kehendak baik menjaga kondusivitas. Sebab, kondusivitas menjadi kata kunci yang memampukan bangsa ini mengelola rangkaian masalah akibat wabah virus Corona dan resesi ekonomi," tandas Bamsoet.

Mantan Ketua DPR ini menilai pemerintah sudah cukup tanggap dalam menghadapi resesi. Pemerintah telah berencana menerbitkan obligasi khusus yang hasilnya akan disalurkan untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tetap mampu bertahan dan menciptakan lapangan kerja.

Jumlah UMKM mencapai 62,9 juta unit usaha dan mampu menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja. "Selain itu, Presiden Joko Wiodo berjanji menyelenggarakan program padat karya tunai untuk memberi penghasilan sementara bagi pekerja harian yang kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19. Akan ada beragam program padat karya, termasuk memproduksi masker, disinfektan, dan berbagai keperluan untuk menangani wabah Covid-19," tutur Bamsoet.

Bamsoet menegaskan, jika pemerintah telah berinisiatif, sektor swasta pun diharapkan kreatif dan berani berinisiatif pula. Kadin dan semua asosiasi pengusaha diharapkan segera merumuskan proposal tentang strategi menghadapi resesi ekonomi di sektor bisnisnya masing-masing.

"Ketika pemerintah masih disibukan oleh kerja merespons wabah Corona, Kadin dan semua asosiasi pebisnis setidaknya mau proaktif berkomunikasi dengan pemerintah. Misalnya pemerintah tentu ingin tahu jalan keluar apa yang ada di benak para pemilik hotel dan pengelola obyek wisata untuk memulihkan sektor pariwisata. Butuh kebersamaan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bisa mengatasi pandemi Corona dan resesi ekonomi tersebut," tutur Bamsoet.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)