Indonesia Disebut sebagai Produsen APD Terbanyak di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo memaparkan di hadapan Komisi VIII DPR secara virtual, pihaknya tengah melakukan pengadaan sejumlah alat kesehatan (alkes) dan alat pelindung diri (APD) meskipun tidak mudah, karena semua negara membutuhkan hal serupa.
Tapi dia bersyukur, karena di tengah pandemi ini, Indonesia ternyata menjadi produsen APD terbanyak di dunia dan APD itu berstandar WHO. Bahkan, negara maju pun ikut berebut alkes, APD dan peralatan medis lainnya saat ini.
"Selanjutnya ada sejumlah usulan yang sedang dalam proses, khususnya soal ventilator, reagent, rapid test, dan banyak perlengkapan medis lainnya yang sedang dalam l proses pengadaan," kata Doni dalam paparannya di Rapat Kerja (Raker) Virtual dengan Komisi VIII DPR, Senin (6/4/2020).
"Memang tidak mudah bapak pimpinan, karena ternyata hampir semua negara besar saat ini rebutan masker, rebutan APD, rebutan rapid test, rebutan apa saja, karena ternyata barang-barang selama ini kita pilih negara maju ikut punya, ternyata mereka tidak memiliki," sambungnya.
(Baca juga: Pemerintah Belum Setujui PSBB yang Diusulkan Sejumlah Daerah)
Seperti APD kata Doni, ternyata APD paling banyak diproduksi di Indonesia. "Dan Alhamdulillah, nanti kami laporkan, kita sudah bisa ke depan memproduksi APD dengan bahan baku lokal berdasarkan sertifikat dari WHO," ujarnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menjelaskan, sejumlah APD dan alkes yang ada sudah sebagian terdistribusi. Cadangan yang ada di gudang meskipun berkurang, selalu ada barang yang masuk. "Hari ini ada tambahan lagi pak pimpinan, 105 ribu APD," imbuhnya.
Karena itu dia mengungkapkan, selama 2 hari terakhir ini dirinya merasa sedikit tenang karena tidak ada lagi kepala rumah sakit (RS) yang mengirimkan pesan terkait kekurangan APD. Karena, setiap malam dia selalu menunggu pesan dari para kepala RS tersebut terkait kekurangan APD.
"Biasanya saya tiap malam harus menunggu sampai jam 2 dini hari untuk memastikan rumah-rumah sakit mendapatkan APD," terangnya.
Tapi dia bersyukur, karena di tengah pandemi ini, Indonesia ternyata menjadi produsen APD terbanyak di dunia dan APD itu berstandar WHO. Bahkan, negara maju pun ikut berebut alkes, APD dan peralatan medis lainnya saat ini.
"Selanjutnya ada sejumlah usulan yang sedang dalam proses, khususnya soal ventilator, reagent, rapid test, dan banyak perlengkapan medis lainnya yang sedang dalam l proses pengadaan," kata Doni dalam paparannya di Rapat Kerja (Raker) Virtual dengan Komisi VIII DPR, Senin (6/4/2020).
"Memang tidak mudah bapak pimpinan, karena ternyata hampir semua negara besar saat ini rebutan masker, rebutan APD, rebutan rapid test, rebutan apa saja, karena ternyata barang-barang selama ini kita pilih negara maju ikut punya, ternyata mereka tidak memiliki," sambungnya.
(Baca juga: Pemerintah Belum Setujui PSBB yang Diusulkan Sejumlah Daerah)
Seperti APD kata Doni, ternyata APD paling banyak diproduksi di Indonesia. "Dan Alhamdulillah, nanti kami laporkan, kita sudah bisa ke depan memproduksi APD dengan bahan baku lokal berdasarkan sertifikat dari WHO," ujarnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menjelaskan, sejumlah APD dan alkes yang ada sudah sebagian terdistribusi. Cadangan yang ada di gudang meskipun berkurang, selalu ada barang yang masuk. "Hari ini ada tambahan lagi pak pimpinan, 105 ribu APD," imbuhnya.
Karena itu dia mengungkapkan, selama 2 hari terakhir ini dirinya merasa sedikit tenang karena tidak ada lagi kepala rumah sakit (RS) yang mengirimkan pesan terkait kekurangan APD. Karena, setiap malam dia selalu menunggu pesan dari para kepala RS tersebut terkait kekurangan APD.
"Biasanya saya tiap malam harus menunggu sampai jam 2 dini hari untuk memastikan rumah-rumah sakit mendapatkan APD," terangnya.
(maf)