Tim Medis Terlalu Lelah Tangani Pasien Corona, IDI Rekrut Dokter Relawan
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melakukan perekrutan dokter relawan yang terdiri atas dokter umum dan dokter spesialis sejak Jumat (20/3/2020) kemarin. Alasan perekrutan ini karena, tim medis yang merawat pasien virus Corona (COVID-19) selama ini sudah terlalu lelah bahkan ikut tertular.
“Perekrutan relawan medis memang dilakukan IDI untuk Dokter Umum dan Dokter Spesialis. Ini dibutuhkan karena kalau ada dokter yang merawat pasien positif, maka dia menjadi ODP (orang dalam pengawasan) atau bahkan PDP (pasien dalam pengawasan) bila ditemukan gejala,” ujar Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 PB IDI, Dyah Agustina Waluyo kepada SINDO Media, Senin (23/3/2020). (Baca juga: Korban Corona Bertambah, 514 Positif, 29 Sembuh dan 48 Meninggal)
Dyah menjelaskan, ODP dan PDP harus melakukan self isolation (isolasi mandiri) selama 14 hari. Dengan kasus COVID-19 yang bertambah banyak, maka IDI harus menyiapkan relawan medis ini. Untuk dokter spesialis, PB IDI juga berkoordinasi denhan perhimpunan spesialisnya.
“Hal lain alasan menyiapkan relawan karena yang bertugas saat ini sudah kelelahan, jadi perlu digantikan sementara,” terang Dyah.
Menurut Dyah, cara kerja tim medis sama seperti bekerja di daerah bencana karena, pandemi ini bencana non-alam. Jadi seyogyanya, dokter dan tenaga medis bekerja 14 hari, lalu 14 hari kemudian mereka diistirahatkan dulu.
“Kalau kasusnya banyak, kami minta bekerja 7-10 hari. Lalu istirahat dulu. 7-10 hari. Baru masuk lagi,” imbuh Dyah.
Dyah menambahkan, pihaknya khawatir jika tenaga medis ini bekerja tanpa istirahat, mereka akan kelelahan secara fisik dan juga mental. “Kalau dibiarkan lebih lama, kami khawatir akan kelelahan fisik maupun mental,” ucapnya.
“Perekrutan relawan medis memang dilakukan IDI untuk Dokter Umum dan Dokter Spesialis. Ini dibutuhkan karena kalau ada dokter yang merawat pasien positif, maka dia menjadi ODP (orang dalam pengawasan) atau bahkan PDP (pasien dalam pengawasan) bila ditemukan gejala,” ujar Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 PB IDI, Dyah Agustina Waluyo kepada SINDO Media, Senin (23/3/2020). (Baca juga: Korban Corona Bertambah, 514 Positif, 29 Sembuh dan 48 Meninggal)
Dyah menjelaskan, ODP dan PDP harus melakukan self isolation (isolasi mandiri) selama 14 hari. Dengan kasus COVID-19 yang bertambah banyak, maka IDI harus menyiapkan relawan medis ini. Untuk dokter spesialis, PB IDI juga berkoordinasi denhan perhimpunan spesialisnya.
“Hal lain alasan menyiapkan relawan karena yang bertugas saat ini sudah kelelahan, jadi perlu digantikan sementara,” terang Dyah.
Menurut Dyah, cara kerja tim medis sama seperti bekerja di daerah bencana karena, pandemi ini bencana non-alam. Jadi seyogyanya, dokter dan tenaga medis bekerja 14 hari, lalu 14 hari kemudian mereka diistirahatkan dulu.
“Kalau kasusnya banyak, kami minta bekerja 7-10 hari. Lalu istirahat dulu. 7-10 hari. Baru masuk lagi,” imbuh Dyah.
Dyah menambahkan, pihaknya khawatir jika tenaga medis ini bekerja tanpa istirahat, mereka akan kelelahan secara fisik dan juga mental. “Kalau dibiarkan lebih lama, kami khawatir akan kelelahan fisik maupun mental,” ucapnya.
(kri)