Soal 49 TKA China, Pemerintah Diminta Peka terhadap Kekhawatiran Warga

Kamis, 19 Maret 2020 - 10:35 WIB
Soal 49 TKA China, Pemerintah Diminta Peka terhadap Kekhawatiran Warga
Soal 49 TKA China, Pemerintah Diminta Peka terhadap Kekhawatiran Warga
A A A
JAKARTA - Pemerintah diminta peka terhadap kekhawatiran masyarakat terkait kedatangan 49 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Sulawesi Tenggara. Adapun para TKA itu datang untuk bekerja di pusat industri smelter PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI). (Video Tenaga Kerja Asal China Tiba di Bandara Haluoleo Bikin Panik Warga)

"Pemerintah perlu lebih peka terhadap kekhawatiran masyarakat," ujar politikus muda Partai Gerindra, Kawendra Lukistian kepada SINDOnews, Kamis (19/3/2020). (Baca juga: Bikin Gaduh Soal 49 TKA China, DPR Usul Kapolda Sultra Dievaluasi)

Dia mengatakan, saat ini rakyat Indonesia sedang berupaya bersama melawan wabah virus Corona (Covid-19). "Tapi jangan malah upaya rakyat ini diciderai dengan terus menerusnya pendatang dari China masuk ke Indonesia," katanya.

Menurut dia, wajar bahwa masyarakat Indonesia concern terhadap pendatang dari China. "Karena kita tahu China merupakan negara asal wabah Corona," ungkapnya.

Di samping itu, dia juga menyoroti tindakan Polda Sulawesi Tenggara yang sempat menangkap HD,39, warga Konawe Selatan yang merekam video kedatangan para TKA China di Bandara Haluoleo Kendari. HD ditangkap karena dianggap telah menyebarkan hoaks.

Namun, HD telah dilepaskan setelah pernyataan Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigadir Jenderal (Pol) Merdisyam diralat oleh Kanwil Sultra.

"Dari kejadian 49 TKA China di Kendari kita bisa mengambil pelajaran, bahwa setiap apa yang diinfokan netizen jangan sedikit-sedikit dibantah dengan tuduhan hoaks, awalnya diklaim itu TKA yang baru selesai mengurus perpanjangan visa, dan ternyata terbukti itu adalah TKA China yang baru masuk ke Indonesia," ungkapnya.

Di samping itu, dia menilai kedatangan para TKA China itu harus menjadi evaluasi bagi pemerintah. "Padahal per 5 Februari lalu katanya sudah menutup penerbangan dari dan ke China," katanya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7548 seconds (0.1#10.140)